Bos OJK Sebut Pinjol Sudah Salurkan Pinjaman Rp 27,48 T, Melonjak 116,2 Persen
Reporter
Tempo.co
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Rabu, 27 Oktober 2021 20:59 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso menyatakan nilai pembiayaan yang digelontorkan industri fintech pendanaan bersama atau peer to peer lending (pinjol) telah meroket.
"Teknologi finansial P2P lending pada September 2021 mencatatkan outstanding pembiayaan Rp 27,48 triliun. Atau tumbuh sebesar 116,2 persen secara year on year (yoy)," ujar Wimboh, dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sektor Keuangan (KSSK), Rabu, 27 Oktober 2021.
Fintech P2P lending adalah platform yang mempertemukan peminjam dana (borrower) di sektor produktif maupun konsumtif yang notabene underserved atau unbankable, dengan para pendana (lender) individu atau institusi.
Seiring dengan hal tersebut di atas, Wimboh menjelaskan OJK terus mendorong industri keuangan non bank atau IKNB agar pulih lebih cepat. Terutama dalam melaksanakan perannya sebagai financial intermediary.
Salah satunya, lewat memperkuat edukasi masyarakat berkaitan berbagai macam produk keuangan non-bank, sehingga masyarakat paham produk seperti apa saja yang bisa dipilih. Terkini, lembaga jasa keuangan di sektor IKNB lainnya pun telah menunjukkan pemulihan pada kuartal III tahun 2021.
<!--more-->
Outstanding perusahaan pembiayaan (multifinance) membaik dibandingkan kuartal sebelumnya menjadi Rp 359,1 triliun, dengan risiko kredit macet membaik. Sementara, industri asuransi mencatatkan pendapatan premi Rp 22,2 triliun yang terdiri atas asuransi jiwa Rp 15,1 triliun dan asuransi umum dan reasuransi Rp 7,1 triliun.
Di masa mendatang, OJK akan mendorong berbagai kebijakan lembaga jasa keuangan yang ikut mendukung sektor usaha yang berdampak bagi pemulihan ekonomi nasional. Hal ini seiring terus berlangsungnya pencarian peluang kebijakan apa lagi dalam rangka mempercepat pemulihan ekonomi.
Salah satunya adalah transformasi digital lembaga jasa keuangan dari sisi layanan dan produk supaya semakin cepat, mudah, murah, kompetitif, serta bermanfaat bagi masyarakat.
"Terutama akses yang mudah dan harga yang murah, dan meng-cover seluruh area, terutama masyarakat yang tidak bisa dilayani secara fisik, termasuk masyarakat pengusaha yang masih unbankable dan dalam kategori UMKM," tambahnya.
BISNIS
Baca: Alfamart Resmi Borong 77,99 Juta Saham Alfamidi, Berapa Dana yang Dikeluarkan?
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.