Petugas melintas di pintu kedatangan domestik Bandara Husein Sastranegara, Bandung, Jawa Barat, Jumat, 7 Mei 2021. Direktur Utama Angkasa Pura (AP) II Muhammad Awaludiin mengatakan, sejumlah maskapai penerbangan telah mengonfirmasi tidak akan melayani penerbangan di bandara yang dikelola oleh AP II pada 6 hingga 17 Mei 2021 sebagai upaya mendukung pemerintah terkait ketentuan peniadaan mudik guna mencegah penyebaran COVID-19. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
TEMPO.CO, Jakarta - Pengelola Bandara Husein Sastranegara menyatakan fenomena pesawat yang berputar-putar sebelum mendarat merupakan hal yang lazim terjadi di saat adanya cuaca ekstrem.
Executive General Manager Bandara Husein Sastranegara Iwan Winaya menjelaskan aksi pesawat yang berputar-putar itu memang standar yang harus dilakukan ketika terjadi cuaca buruk di sekitar kawasan pendaratan hingga menyebabkan penglihatan terbatas.
"Visibility (penglihatan) saat itu hanya 1.000 meter, sedangkan untuk landing (mendarat) minimalnya itu 1.800 meter," kata Iwan di Bandung, Jawa Barat, Jumat, 22 Oktober 2021.
Adapun fenomena pesawat yang berputar di langit kawasan Bandung timur itu terjadi pada Kamis malam, 21 Oktober. Sebagian besar wilayah Bandung pada saat itu dilanda hujan deras.
Selain hujan deras, saat itu pun di sejumlah wilayah Bandung terjadi fenomena angin kencang hingga menyebabkan sejumlah pohon tumbang.
Iwan menjelaskan pesawat yang membawa 85 penumpang dengan keberangkatan dari Medan (KNO) menuju Bandung (BDO) itu akhirnya mendarat dengan selamat di Bandara Husein Sastranegara, Kota Bandung, Jawa Barat. <!--more--> Menurut Iwan, adanya cuaca ekstrem itu tidak musti membuat pesawat perlu berputar-putar terlebih dahulu. Karena pesawat menurutnya bisa mendarat meski cuaca ekstrem apabila penglihatan tetap bagus.
Sehingga ia mengimbau kepada masyarakat agar tidak panik ketika melihat fenomena serupa. Pasalnya hal itu merupakan keputusan seorang pilot yang didukung penuh dengan data-data.
"Dan ada beberapa plan, misalnya kemarin tidak ada perubahan cuaca, pesawat akan dialihkan ke Halim, atau Cengkareng, sampai cuaca baik lagi, baru akan terbang lagi ke Bandung," kata Iwan.
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara di Sulawesi Masih Ditutup Sementara Hari Ini
1 hari lalu
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara di Sulawesi Masih Ditutup Sementara Hari Ini
Sejumlah bandara di wilayah udara Sulawesi masih ditutup operasionalnya hari ini akibat sebaran abu vulkanik dari Gunung Ruang yang kembali erupsi. AirNav Indonesia mengumumkan setidaknya ada lima bandara di wilayah Sulawesi yang penutupan operasionalnya diperpanjang.