Perjalanan Kereta Cepat: Nyaris Batal hingga Jadi Rebutan Cina-Jepang

Jumat, 15 Oktober 2021 14:44 WIB

Pekerja mulai memasang rel baja kereta cepat Jakarta Bandung di jalur masuk Stasiun Tegalluar, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Selasa, 12 Oktober 2021. Kereta cepat Jakarta Bandung juga masih dihantui defisit biaya jika pendapatan dari tiket kereta tak menutup biaya operasi. TEMPO/Prima mulia

TEMPO.CO, Jakarta - Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung melalui perjalanan panjang. Wacana membangun sepur kilat itu sudah muncul sejak sembilan tahun lalu.

Pada Maret 2012, pemerintah membuka wacana untuk mengembangkan kereta cepat Jakarta-Bandung. Pengkajian kelayakan ekonomi sempat dikerjakan oleh Japan International Cooperation Agency (JICA) atas permintaan Susilo Bambang Yudhoypno yang saat itu menjabat sebagai Presiden RI.

Tiga tahun kemudian, pada Maret 2015, pemerintah di bawah kepemimpinan Joko Widodo alias Jokowi menyetujui proyek kereta cepat dalam rapat terbatas. Membuka kemungkinan tak hanya digarap Jepang, Indonesia memberikan peluang kepada Cina untuk ikut bersaing menawarkan uji pra-studi kelayakan.

Dalam pra-studi kelayakannya, Jepang menawarkan nilai proyek Rp 60,79 triliun dengan kecepatan 320 kilometer per jam. Kebutuhan investasi dibiayai dengan pinjaman lunak Jepang sebesar 75 persen. Bunga pinjaman itu 0,1 persen, tenor 40 tahun, dan 10 tahun grace period.

Kemudian pemerintah mengeluarkan 16 persen untuk pembebasan lahan, pajak, layanan teknis, dan manajemen. Sisa 10 persen berasal dari SPV (operator kereta cepat). Rencana konstruksi dimulai pada 2016, test-run 2019, dan pengoperasian 2021.

Sedangkan Cina menawarkan nilai proyek proyek US$ 5,5 miliar atau sekitar Rp 71,5 triliun (asumsi kurs saat itu). Kecepatan maksimal kereta cepat ialah 300 kilometer per jam. Skema pembiayaan yang ditawarkan Cina adalah BUMN mendapat pinjaman 60 persen dari total biaya proyek, tenor 40 tahun, grace period 10 tahun, dan bunga 2 persen. Adapun konstruksi dimulai Agustus atau September 2015, dan selesai pada 2018.
<!--more-->
Pada September 2015, Pemerintah Indonesia menolak dua proposal itu karena dinilai tidak feasible. Sebab, kereta cepat harus menggunakan kas negara.

Darmin Nasution yang menjabat sebagai Menteri Koordinator Perekonomian kala itu mengatakan Jokowi memutuskan membatalkan proyek pembangunan. Selain pertimbangan anggaran, jarak kedua kota yang mencapai 150 kilometer tak memungkinkan untuk ditempuh dengan kereta cepat.

Namun hanya berselang sebulan, pada Oktober 2015, pemerintah berubah pikiran. Rini Soemarno yang saat itu menjabat sebagai Menteri BUMN menggandeng Cina menggarap proyek sepur kilat.

Cina dan BUMN membentuk konsorsium bernama PT Kereta Cepat Indonesia China atau KCIC. Proyek digarap secara business to business. Secara bersamaan, pemerintah memastikan proyek tidak didanai negara. Ketentuan proyek kereta cepat, termasuk pendanaan, diatur dalam Perpres 107 Tahun 2015.

Pada Januari 2016, pemerintah memasukkan daftar proyek ini ke proyek strategis nasional. Peletakan batu pertama dilakukan pada 21 Januari dengan target awal penyelesaian kala itu pada 2019.

Dua tahun kemudian, KCIC memperoleh kucuran utang sebesar US$ 810,4 juta. Utang diberikan dalam tiga tahap. Adapun modal itu berasal dari pinjaman China Development Bank (CDB).

Pada Maret 2021, biaya pengerjaan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung membengkak akibat munculnya berbagai kebutuhan yang tidak diprediksi pada awal proyek. Anggaran dadakan yang muncul antara lain akibat kenaikan biaya pembebasan lahan dan perubahan harga pada saat pengerjaan proyek.

Dalam evaluasi atas seluruh aspek proyek tersebut ditemukan pembengkakan biaya alias cost overrun mencapai 23 persen dari nilai awal yang besarnya US$ 6,071 miliar. Pada Oktober 2021, Jokowi meneken Perpres Nomor 93 Tahun 2021. Perpes menyebutkan pemerintah dapat mendukung proyek kereta cepat melalui penyertaan modal negara maupun melalui penjaminan.

FRANCISCA CHRISTY ROSANA | TIM TEMPO

Baca juga: Stafsus Erick Thohir Jawab Faisal Basri Soal Kereta Cepat Rugi Sampai Kiamat

Berita terkait

Cicip Kuliner Fukuoka dengan Cita Rasa Lokal, Udon Saus Mentai hingga Sushi Dibalut Panko

46 menit lalu

Cicip Kuliner Fukuoka dengan Cita Rasa Lokal, Udon Saus Mentai hingga Sushi Dibalut Panko

Kuliner khas Fukuoka yang diadaptasi sesuai lidah orang Indonesia, seperti apa rasanya?

Baca Selengkapnya

PSI Sambut Baik Partai Luar Koalisi Gabung di Pemerintahan Prabowo-Gibran

2 jam lalu

PSI Sambut Baik Partai Luar Koalisi Gabung di Pemerintahan Prabowo-Gibran

Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menyambut baik partai-partai non-Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang ingin bergabung pasca penetapan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai presiden dan wakil presiden terpilih. Menurut Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie, sikap tersebut mencontoh Presiden Joko Widodo alias Jokowi.

Baca Selengkapnya

Prabowo Ungkap Restu Jokowi Jadi Alasan Dia Maju Pilpres 2024

4 jam lalu

Prabowo Ungkap Restu Jokowi Jadi Alasan Dia Maju Pilpres 2024

Prabowo menjelaskan alasan mengapa dia maju dalam Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Prabowo Mengaku Disiapkan Jokowi dengan Matang untuk Jadi Presiden

6 jam lalu

Prabowo Mengaku Disiapkan Jokowi dengan Matang untuk Jadi Presiden

Prabowo mengungkapkan hal itu di acara PBNU.

Baca Selengkapnya

Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

7 jam lalu

Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

Startup MYCL memproduksi biomaterial berbahan jamur ramah lingkungan yang sudah menembus pasar Singapura dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Hari Ini 75 Tahun Kepergian Chairil Anwar, Sastrawan Pelopor Angkatan 45

9 jam lalu

Hari Ini 75 Tahun Kepergian Chairil Anwar, Sastrawan Pelopor Angkatan 45

Menurut Abdul Hadi WM dalam ceramahnya Peringatan 30 Tahun Wafatnya Penyair Chairil Anwar mengatakan penamaan Angkatan 45 datang dari Chairil Anwar.

Baca Selengkapnya

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

12 jam lalu

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

Mendag Zulkifli Hasan menginspeksi mendadak sebuah pabrik baja milik investor Cina yang meproduksi baja ilegal tidak sesuai SNI.

Baca Selengkapnya

7 Fakta Menarik Laga Perempat FInal Piala Asia U-23 2024, Kiprah Timnas Indonesia Jadi Sorotan

13 jam lalu

7 Fakta Menarik Laga Perempat FInal Piala Asia U-23 2024, Kiprah Timnas Indonesia Jadi Sorotan

Piala Asia U-23 2024 mulai mendekati laga puncak. Empat tim akan bersaing pada babak semifinal yang akan dimainkan hari Senin, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

13 jam lalu

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

Seorang perempuan Cina merebut hati Pangeran Charles dan Belgia. Kisah percintaan mereka seperti dalam dongeng.

Baca Selengkapnya

Jatuh Bangun Konosuke Matsushita Dirikan Perusahaan Elektronik Panasonic 93 Tahun Lalu

13 jam lalu

Jatuh Bangun Konosuke Matsushita Dirikan Perusahaan Elektronik Panasonic 93 Tahun Lalu

Pada 35 tahun lalu, pengusaha Jepang Konosuke Matsushita pendiri Panasonic Corporation meninggal. Ini kisahnya membangun perusahaan elektronik itu.

Baca Selengkapnya