Kapitalisasi Pasar BCA Usai Stock Split jadi Rp 925 T, Terbesar di Asia Tenggara
Reporter
Bisnis.com
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Rabu, 13 Oktober 2021 14:50 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk. atau BCA Jahja Setiaatmadja menanggapi reaksi para investor terhadap saham BBCA usai aksi pemecahan salam atau stock split.
"Saya bersyukur bahwa respons investor luar negeri dan lokal sangat positif atas saham BCA, sehingga jadi yang terbesar di Asia Tenggara," kata Jahja ketika dihubungi, Rabu, 13 Oktober 2021.
Pernyataan Jahja disampaikan setelah BCA resmi melaksanakan stock split per hari ini dengan rasio 1:5. Nilai nominal per saham BBCA sebelumnya adalah sebesar Rp 62,5 dan berubah menjadi sebesar Rp 12,5 setelah stock split.
Pada pembukaan perdagangan hari ini, saham BBCA langsung naik ke 7.400 dan terus menanjak hingga sempat menyentuh level 8.250 per saham. Hingga pukul 13.25 WIB, jumlah saham yang ditransaksikan sebanyak 144 juta dengan turnover senilai Rp 1,1 triliun. BBCA saat itu mencatatkan kapitalisasi pasar senilai Rp 924,56 triliun.
Lebih jauh, Jahja menyebutkan kapitalisasi pasar BBCA saat ini berarti sudah mencapai US$ 63 miliar. Angka tersebut melampaui DBS Group Holdings di Singapura yang kapitalisasi pasarnya mencapai US$ 57 miliar.
Data Bloomberg menunjukkan kapitalisasi pasar Bank DBS Holdings tercatat senilai US$ 57,91 miliar atau setara Rp 823,3 triliun dengan asumsi kurs Rp 14.217 per dolar AS. Sementara BCA punya kapitalisasi pasar US$ 65 miliar atau setara Rp 924,1 triliun.
<!--more-->
Dengan nilai kapitalisasi pasar BCA yang mengalahkan DBS Group Holdings, artinya bank swasta terbesar di Indonesia tersebut memiliki kapitalisasi pasar paling jumbo di Asia Tenggara usai stock split.
Adapun keputusan BCA memecah harga saham awalnya didasarkan pada perkembangan pasar modal saat ini, terutama dengan tingginya minat investor ritel termasuk para investor muda untuk berinvestasi di pasar modal.
Perseroan berharap aksi korporasi ini dapat memberikan kontribusi terhadap perkembangan pasar modal dalam negeri.
Dengan harga baru yang mulai diperdagangkan hari ini, Jahja berharap harga saham BCA menjadi relatif terjangkau dan mendapat sambutan positif dari investor. "Terutama investor pemula yang saat ini aktif berinvestasi di pasar modal," tuturnya.
Perseroan berkomitmen untuk selalu menjaga soliditas fundamental BCA melalui pertumbuhan kinerja yang berkesinambungan, sehingga memberikan nilai tambah kepada segenap pemegang saham.
BISNIS
Baca: Saham BBCA Melejit Usai Stock Split, Sempat Tembus 8.250