Kapitalisasi Pasar BCA Usai Stock Split jadi Rp 925 T, Terbesar di Asia Tenggara

Rabu, 13 Oktober 2021 14:50 WIB

Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk Jahja Setiaatmadja mencoba layanan aplikasi perbankan eletronik atau disebut eBranch produk dari Bank BCA di Jakarta, 22 Februari 2017. Bank BCA meluncurkan empat produk dan layanan antara lain Paspor BCA menggunakan chip, eBranch, Halo BCA Chat dan Vira memenuhi kebutuhan nasabah dalam layanan perbankan. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk. atau BCA Jahja Setiaatmadja menanggapi reaksi para investor terhadap saham BBCA usai aksi pemecahan salam atau stock split.

"Saya bersyukur bahwa respons investor luar negeri dan lokal sangat positif atas saham BCA, sehingga jadi yang terbesar di Asia Tenggara," kata Jahja ketika dihubungi, Rabu, 13 Oktober 2021.

Pernyataan Jahja disampaikan setelah BCA resmi melaksanakan stock split per hari ini dengan rasio 1:5. Nilai nominal per saham BBCA sebelumnya adalah sebesar Rp 62,5 dan berubah menjadi sebesar Rp 12,5 setelah stock split.

Pada pembukaan perdagangan hari ini, saham BBCA langsung naik ke 7.400 dan terus menanjak hingga sempat menyentuh level 8.250 per saham. Hingga pukul 13.25 WIB, jumlah saham yang ditransaksikan sebanyak 144 juta dengan turnover senilai Rp 1,1 triliun. BBCA saat itu mencatatkan kapitalisasi pasar senilai Rp 924,56 triliun.

Lebih jauh, Jahja menyebutkan kapitalisasi pasar BBCA saat ini berarti sudah mencapai US$ 63 miliar. Angka tersebut melampaui DBS Group Holdings di Singapura yang kapitalisasi pasarnya mencapai US$ 57 miliar.

Advertising
Advertising

Data Bloomberg menunjukkan kapitalisasi pasar Bank DBS Holdings tercatat senilai US$ 57,91 miliar atau setara Rp 823,3 triliun dengan asumsi kurs Rp 14.217 per dolar AS. Sementara BCA punya kapitalisasi pasar US$ 65 miliar atau setara Rp 924,1 triliun.

<!--more-->

Dengan nilai kapitalisasi pasar BCA yang mengalahkan DBS Group Holdings, artinya bank swasta terbesar di Indonesia tersebut memiliki kapitalisasi pasar paling jumbo di Asia Tenggara usai stock split.

Adapun keputusan BCA memecah harga saham awalnya didasarkan pada perkembangan pasar modal saat ini, terutama dengan tingginya minat investor ritel termasuk para investor muda untuk berinvestasi di pasar modal.

Perseroan berharap aksi korporasi ini dapat memberikan kontribusi terhadap perkembangan pasar modal dalam negeri.

Dengan harga baru yang mulai diperdagangkan hari ini, Jahja berharap harga saham BCA menjadi relatif terjangkau dan mendapat sambutan positif dari investor. "Terutama investor pemula yang saat ini aktif berinvestasi di pasar modal," tuturnya.

Perseroan berkomitmen untuk selalu menjaga soliditas fundamental BCA melalui pertumbuhan kinerja yang berkesinambungan, sehingga memberikan nilai tambah kepada segenap pemegang saham.

BISNIS

Baca: Saham BBCA Melejit Usai Stock Split, Sempat Tembus 8.250

Berita terkait

17 Sekolah Bakti BCA Berhasil Tingkatkan Mutu dan Siap Naik Kelas

10 jam lalu

17 Sekolah Bakti BCA Berhasil Tingkatkan Mutu dan Siap Naik Kelas

BCA menggelar rangkaian Appreciation Day Sekolah Bakti BCA bertema "Building Better Future: Nurturing Dreams, Growing Leaders

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

15 jam lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

10 Cara Mengatasi M-Banking BCA Error, Salah Satunya Restart HP

19 jam lalu

10 Cara Mengatasi M-Banking BCA Error, Salah Satunya Restart HP

Berikut ini cara mengatasi M-Banking BCA error yang tidak bisa diakses di ponsel Android maupun iOS Apple. Bisa dengan menguninstall hingga hapus cach

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

3 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

3 hari lalu

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

IHSG menguat 0,86 persen ke level 7.097,2 dalam sesi pertama perdagangan Senin, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

4 hari lalu

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

Ketegangan di Timur Tengah yang perlahan mereda menjadi salah satu faktor peluang menguatnya rupiah.

Baca Selengkapnya

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

7 hari lalu

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

Bank DBS Indonesia meraih peringkat AAA National Long-Term Rating dan National Short-Term Rating of F1+ dari Fitch Ratings Indonesia atas kinerja keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

7 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

BCA Luncurkan Bukti Bakti BCA, Nicholas Saputra Menjadi Duta

7 hari lalu

BCA Luncurkan Bukti Bakti BCA, Nicholas Saputra Menjadi Duta

PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) meluncurkan Bukti Bakti BCA untuk program sosial dan lingkungan. Nicholas Saputra menjadi duta.

Baca Selengkapnya

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

7 hari lalu

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

Presdir Unilever Indonesia, Benjie Yap mengatakan salah satu hal yang penting bagi investor adalah fundamental bisnis.

Baca Selengkapnya