Penyelenggara Umrah Belum Dapat Kepastian Jadwal Keberangkatan Jemaah
Reporter
Francisca Christy Rosana
Editor
Kodrat Setiawan
Senin, 11 Oktober 2021 11:08 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Serikat Penyelenggara Haji dan Umrah Indonesia (Sapuhi) Syam Resfiadi mengatakan pihaknya belum memperoleh kepastian jadwal keberangkatan jemaah umrah Indonesia ke Arab Saudi. Ia mengatakan masih perlu proses persiapan dari kedua negara untuk memastikan keberangkatan jemaah umrah dari Tanah Air sesuai dengan prosedur yang ditetapkan Otoritas Arab.
“Utamanya adalah link untuk sertifikasi vaksin. Sistem kita (PeduliLindungi) harus di-link-kan dengan Arab Saudi dan itu yang masih dikoordinasikan,” ujar Syam saat dihubungi pada Senin, 11 Oktober 2021.
Syam menjelaskan tahap yang dijajaki Indonesia ihwal pembukaan umrah baru sampai proses negosiasi antar-departemen. Indonesia, kata Syam, masih menyisir hambatan-hambatan yang berpotensi muncul saat pintu keberangkatan ke Tanah Suci dibuka, seperti masalah karantina, vaksinasi, dan sistem yang terintegrasi.
Menurut Syam, saat ini seluruh sistem keberangkatan umrah belum menunjukkan status “on” kendati Pemerintah Indonesia menyebut sudah ada lampu hijau dari Otoritas Arab Saudi. “Semua masih off,” ujar dia.
Meski belum memperoleh kejelasan, Syam mengatakan penyelenggara umrah tetap menjalankan persiapan. Di antaranya pembuatan brosur hingga penghitungan ulang harga paket ibadah. Syam memungkinkan terjadi kenaikan harga akibat adanya penyesuaian protokol kesehatan.
“Seperti hotel, sekarang satu kamar harus diisi dua orang. Kemudian ada pembatasan kapasitas maksimal 50 persen sehingga harga meningkat,” ujar Syam.
<!--more-->
Dia memperkirakan kenaikan harga per paket mencapai Rp 5 juta dari semula Rp 20 juta menjadi Rp 25 juta. Selain penyesuaian paket, persiapan lainnya adalah merekrut kembali karyawan untuk bekerja di agen-agen perjalanan. Musababnya selama pandemi, agen perjalanan telah menon-aktifkan karyawannya.
Syam melanjutkan, agen perjalanan juga akan memastikan vaksin para calon jemaah sesuai dengan yang disyaratkan oleh Otoritas Arab Saudi. Saat ini, Arab Saudi baru mengakui beberapa merek vaksin, seperti Moderna, AstraZeneca, Jhonson and Jhonson, dan Pfizer.
Dengan demikian, jemaah asal Indonesia yang sebelumnya mendapatkan vaksin Sinovac dan Sinopharm harus memperoleh suntikan ketiga dengan merek vaksin sesuai yang diakui oleh Otoritas Arab. “Namun masalahnya vaksin booster kita kan baru untuk tenaga medis. Ini yang masih menjadi pertimbangan,” ujar Syam.
Seumpama sudah ada kepastian jadwal umrah, Syam mengatakan jemaah yang akan diberangkatkan ialah mereka yang telah terdaftar dalam antrean sejak Maret 2020. Hingga kini, terhitung ada 62 ribu jemaah yang tertunda keberangkatannya.
Sebelum ibadah ke Tanah Suci terlaksana, penyelenggara pun, kata Syam, tidak diizinkan membuka pendaftaran calon jemaah baru. Dikhawatirkan pembukaan pendaftaran umrah di tengah ketidakpastian pelaksanaan akan menimbulkan fraud.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA
Baca juga: Jemaah Indonesia Bisa Umrah, Anggota DPR Minta Kejelasan Pelaksanaan