Analisis Arcandra Tahar Soal Melonjaknya Harga Gas setelah Batu Bara di Eropa

Sabtu, 9 Oktober 2021 19:49 WIB

Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar saat ditemui wartawan usai menghadiri acara Indonesia Gas and LNG Buyers Summit di Hotel Shangri-la, Jakarta Pusat, Selasa, 21 November 2017. Tempo/M JULNIS FIRMANSYAH

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arcandra Tahar, menyampaikan analisisnya ihwal kenaikan harga gas di Eropa setelah melambungnya harga batu bara. Kenaikan harga energi itu membuat Eropa menghadapi kondisi yang sulit di tengah tingginya kebutuhan masyarakat memasuki cuaca dingin.

“Setelah harga batu bara meningkat tajam dan energi terbarukan dari angin tidak mencukupi, salah satu pilihan yang paling rasional adalah menaikkan penggunaan gas bumi,” ujar Arcandra dalam akun Instagram-nya, Sabtu, 9 Oktober 2021.

Ia mengungkapkan gas bumi digunakan untuk kebutuhan pemanas ruangan selain untuk pembangkit listrik. Adapun saat ini Eropa sedang menghadapi cuaca dingin karena memasuki musim gugur sehingga penggunaan pemanas ruangan bertambah.

Tingginya kebutuhan untuk listrik dan pemanas mengakibatkan banyak negara berebut untuk mendapatkan gas. Di saat yang sama, produksi gas dari lapangan-lapangan offshore perusahaan energi di Eropa berkurang akibat investasi di bidang fosil di negara-negara tersebut sulit.

Berkurangnya suplai gas juga diperparah dengan belum selesainya proyek pipa gas Nord Stream 2 dari Rusia ke Jerman. Arcandra mengatakan proyek pipa tersebut sampai sekarang masih menjadi isu yang sensitif antara Rusia dan Amerika Serikat.

Advertising
Advertising

Isu berembus karena adanya kekhawatiran Rusia akan menggunakan gas bumi ini sebagai alat politik. Walhasil, negara-negara Eropa pun terpaksa mengimpor gas dalam bentuk LNG dengan harga spot atau kontrak sesaat.<!--more-->

“Artinya harga LNG yang dibeli oleh negara-negara Eropa sangat bergantung dari harga pasar pada saat itu,” ujar Arcandra.

Lantaran permintaan LNG meningkat untuk menggantikan batu bara, sementara kontrak jangka panjang belum ada, harga LNG melambung tinggi. Saat ini harga LNG berada di kisaran lebih dari US$ 20 per MMBTU.

Sejumlah negara di Eropa pun, kata Arcandra, tengah mempertanyakan kebijakan Uni Eropa ihwal pembatasan emisi yang dianggap terlalu cepat dan ketat. Apalagi kenaikan harga komoditas batu bara dan gas tidak bisa diprediksi lama waktunya.

“Sudah siapkah negara negara Eropa mengantisipasi gelombang protes dari rakyatnya akibat naiknya biaya energi?” tutur Arcandra. “Kalau harga tinggi terjadi dalam waktu lama, apakah pertumbuhan ekonomi yang diharapkan bisa tercapai?” katanya, lagi.

Arcandra mengatakan perlu strategi yang tepat untuk mengambil kebijakan ihwal transisi energi. Langkah-langkah yang cenderung emosional dalam membuat kebijakan, kata dia, sudah saatnya untuk ditinjau ulang.

Baca Juga: Cerita Arcandra Soal Naiknya Harga Energi di Eropa dan Kebijakan yang Dilematis

Berita terkait

Kongres AS Ancam akan Sanksi Pejabat ICC Jika Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

1 hari lalu

Kongres AS Ancam akan Sanksi Pejabat ICC Jika Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu

Kongres AS dilaporkan memperingatkan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) atas surat perintah penangkapan bagi pejabat Israel

Baca Selengkapnya

Gempa M 6,5 di Garut, Begini Penjelasan Lengkap Badan Geologi ESDM

3 hari lalu

Gempa M 6,5 di Garut, Begini Penjelasan Lengkap Badan Geologi ESDM

Badan Geologi ESDM membeberkan analisis tentang gempa bumi berkekuatan 6,2 magnitudo pada Sabtu malam, 27 April 2024.

Baca Selengkapnya

Warga Ungkap Rumah Tempat Brigadir RA Tewas dengan Luka Tembak Milik Pengusaha Batu Bara

4 hari lalu

Warga Ungkap Rumah Tempat Brigadir RA Tewas dengan Luka Tembak Milik Pengusaha Batu Bara

Brigadir RA ditemukan tewas dengan luka tembak di kepala di dalam mobil Alphard di sebuah rumah di Mampang.

Baca Selengkapnya

Setelah Harvey Moeis, Kejagung Tetapkan 5 Tersangka Kasus Korupsi Timah Termasuk Pejabat Pemerintahan Bangka Belitung

4 hari lalu

Setelah Harvey Moeis, Kejagung Tetapkan 5 Tersangka Kasus Korupsi Timah Termasuk Pejabat Pemerintahan Bangka Belitung

Usai Harvey Moeis, Kejagung kembali menetapkan lima tersangka kasus tindak pidana korupsi PT Timah Tbk tahun 2015 sampai 2022.

Baca Selengkapnya

Agen Tabung di Cinere Depok Terbakar, Pemilik Tewas

5 hari lalu

Agen Tabung di Cinere Depok Terbakar, Pemilik Tewas

Diduga terjadi kebocoran gas agen tabung dan air mineral di Gang Melati 1, Cinere, Depok, terbakar Jumat, 26 April 2024.

Baca Selengkapnya

Walhi Tuntut Jepang Akhiri Pendanaan Proyek Gas Fosil yang Menimbulkan Bencana

6 hari lalu

Walhi Tuntut Jepang Akhiri Pendanaan Proyek Gas Fosil yang Menimbulkan Bencana

Menurut Walhi, pasca Perjanjian Paris, JBIC justru menjadi penyandang dana gas fosil terbesar di Asia Tenggara.

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Lapangan Kerja Paling Banyak, Tertarik Pindah?

6 hari lalu

10 Negara dengan Lapangan Kerja Paling Banyak, Tertarik Pindah?

Berikut ini daftar negara dengan lapangan kerja paling banyak di dunia, didominasi oleh negara-negara Eropa. Tertarik untuk pindah?

Baca Selengkapnya

Suplai Gas yang Merata Dukung Ketersediaan Pupuk Nasional

7 hari lalu

Suplai Gas yang Merata Dukung Ketersediaan Pupuk Nasional

Bambang Haryadi, mengungkapkan upaya Komisi VII dalam mengatasi tantangan produksi pupuk di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Subsidi Biaya Konversi Sepeda Motor Listrik Rp10 Juta, Ini Caranya

7 hari lalu

Pemerintah Subsidi Biaya Konversi Sepeda Motor Listrik Rp10 Juta, Ini Caranya

Pemerintah memberikan insentif Rp10 juta kepada pemilik sepeda motor berbahan bakar bensin yang mengkonversi mesinnya menjadi motor listrik.

Baca Selengkapnya

Mengintip Desain Mewah Sleeper Train Venice Simplon-Orient-Express

7 hari lalu

Mengintip Desain Mewah Sleeper Train Venice Simplon-Orient-Express

Sleeper train L'Observatoire Venice Simplon-Orient-Express mulai beroperasi tahun 202

Baca Selengkapnya