Waskita Karya Resmi Jual Tol Cibitung - Cilincing, Utang Turun Rp 5,8 Triliun
Reporter
Bisnis.com
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Sabtu, 9 Oktober 2021 13:51 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - SVP Corporate Secretary PT Waskita Karya (Persero) Tbk. Ratna Ningrum menyatakan rampungnya transaksi penjualan tol Cibitung - Cilincing bisa mengurangi beban utang perseroan sangat signifikan.
“Melalui transaksi ini perseroan memperoleh keuntungan dan mengurangi utang untuk memperbaiki kesehatan keuangan perseroan,” kata Ratna dalam siaran pers, dikutip Jumat, 8 Oktober 2021.
Seperti diketahui, perusahaan pelat merah itu telah menuntaskan transaksi divestasi antara anak usaha yaitu PT Waskita Toll Road (WTR) dengan PT Akses Pelabuhan Indonesia (API). Dalam transaksi ini, PT WTR melepas 55 persen sahamnya di dalam PT Cibitung Tanjung Priok Port Tollways kepada API sehingga kini kepemilikan anak usaha PT Pelindo II itu menjadi 100 persen.
Nilai transaksi dari divestasi itu sebesar Rp 2,44 triliun atau setara dengan 1,96 kali Price to Book Value (PBV). Dengan begitu, beban utang Waskita Karya diperkirakan dapat turun melalui dekonsolidasi hingga Rp 5,82 triliun.
Divestasi aset adalah salah satu upaya Waskita Karya untuk keluar dari jerat utang dan termasuk dalam 8 stream penyehatan keuangan kontraktor pelat merah tersebut.
Ratna menjelaskan transaksi itu adalah momentum dan sinyal baik bagi WTR dalam menjalankan proses bisnisnya sebagai perusahaan pengembang jalan tol di Indonesia.
<!--more-->
"Transaksi ini juga mendukung proses restrukturisasi yang dilakukan perseroan secara keseluruhan,” ujar Ratna.
Sejak awal tahun 2021, emiten dengan kode saham WSKT ini telah menyelesaikan divestasi atas 4 ruas jalan tol. Keempat ruas tol tersebut meliputi ruas tol Medan - Kualanamu - Tebing Tinggi, tol Semarang – Batang, tol Cinere – Serpong, serta tol Cibitung – Cilincing.
Adapun ruas tol Cibitung – Cilincing merupakan bagian dari Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta 2 dengan panjang 34,76 kilometer. Ruas tol ini rencananya juga akan terhubung dengan jalan Tol Cimanggis – Cibitung dan Jalan Tol Akses Tanjung Priok.
Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara II Kartiko Wirjoatmodjo sebelumna dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR pada akhir September lalu menjelaskan penyebab lonjakan utang Waskita Karya pada tahun 2019. Utang itu berasal dari mandat yang diterima perseroan untuk menuntaskan sejumlah penugasan pemerintah.
Saat itu utang emiten konstruksi tersebut mencapai level tertinggi sebesar Rp 90 triliun, terdiri atas Rp 70,9 triliun utang bank dan obligasi serta sekitar Rp 20 triliun utang vendor.
Waskita Karya, kata Tiko, dalam beberapa tahun terakhir membantu pembangunan tol Trans Jawa dan tol Trans Sumatera. Tercatat sekitar 16 ruas tol yang digarap Waskita Karya. "Sebelum penugasan, utang sekitar Rp 20 triliun. Setelah penugasan, memang naik 4 kali lipat,” ujar Tiko, Senin, 27 September 2021.
BISNIS
Baca: Terkini Bisnis: Jokowi Izinkan APBN Biayai Kereta Cepat, Harga Mi Indofood Naik