Dianggap Efektif Menurunkan Penjualan, Pemerintah Pastikan Naikkan Cukai Rokok

Reporter

Tempo.co

Kamis, 7 Oktober 2021 21:47 WIB

Iwan (27 tahun) memanen daun tembakau di kawasan dataran tinggi Kiarapayung, Kecamatan Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat, 27 Februari 2021. Petani tembakau sendiri mengecam kenaikan tarif cukai rokok 12,5 persen yang berimbas pada daya serap tembakau di pasar, setelah pemerintah menaikkan tarif cukai hasil tembakau rata-rata tertimbang sebesar 12,5% pada 1 Februari 2021. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Keuangan memastikan kenaikan cukai rokok tahun depan. Menurut Kepala Sub Bidang Cukai Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan RI, Sarno, kenaikan cukai rokok efektif menurunkan penjualan batang rokok per tahun.

"2019, tidak ada kenaikan cukai, penjualan mencapai 356,5 miliar batang karena harga rokok Rp 22.940 per bungkus. Pada 2020, ada kenaikan cukai rokok membuat per bungkusnya dijual Rp 24.632, maka penjualan berkurang menjadi 322 miliar batang," kata Sarno dalam pemaparannya pada webinar Dukungan Kenaikan Cukai dan Harga Rokok yang digelar Center of Human and Economic Development (CHED) Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan Jakarta, Kamis, 7 Oktober 2021.

Melihat fakta tersebut, kata Sarno, Kementerian Keuangan memilih untuk menaikkan cukai rokok lantaran dinilai efektif mengendalikan konsumsi tembakau. Sebab, kenaikan cukai akan diikuti dengan naiknya harga jual rokok yang membuat anak-anak kesulitan membelinya.

"Dukungan berbagai pihak itu membuat kami semangat untuk mendukung kesehatan masyarakat. Kalau masyarakat sehat, anggaran juga tidak jebol," kata Sarno.

Ia mengatakan, Kementerian Keuangan juga memiliki target untuk menurunkan prevalensi perokok anak dari 9,1 persen menjadi 8,7 persen sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional atau RPJMN 2024. "Target penurunkan prevalensi perokok anak menjadi 8,7 persen itu jadi parameter kami dalam menyusun anggaran," tuturnya.

Advertising
Advertising

Sarno menuturkan, dalam menaikkan cukai rokok, kementeriannya mempertimbangkan persoalan kesehatan, penerimaan negara, tenaga kerja, petani, industri, tata niaga bahan baku, dan rokok ilegal. "Tentu Ibu Sri Mulyani sebagai seorang ibu amat memperhatikan masalah kesehatan anak-anak agar tercapai bonus demografi anak-anak Indonesia di masa depan yang unggul," kata dia.

Rektor Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan Mukhaer Pakkanna mendukung pemerintah menaikkan cukai rokok. "Kami mendukung jihad Ibu Sri Mulyani yang dari awal menggembar-gemborkan kenaikan cukai," tuturnya.

Menurut Mukhaer, Kementerian Keuangan perlu mendapatkan tambahan semangat untuk menambal desifit keuangan negara sebesar 5,7 persen. "Salah satunya yang kita harapkan adalah mengoptimalkan penerimaan negara dari pajak dan cukai rokok."

Mukhaer, yang juga Ketua Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan Pimpinan Pusat Muhammadiyah juga merekomendasikan perlunya diversifikasi obyek cukai. Diversifikasi itu penting agar kita tidak sekadar mengandalkan cukai rokok. "Bisa juga minuman pemanis, plastik meskipun juga enggak mudah," katanya.

Usulan berikutnya, kata Mukhaer, pemerintah sebaiknya segera merevisi UU No. 39 Tahun 2007 tentang Cukai. Ia merujuk pada Pasal 5 ayat 4, yakni penentuan besaran target penerimaan negara dari cukai pada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara serta alternatif kebijakan menteri dalam mengoptimalkan upaya mencapai target penerimaan, tetap memperhatikan kondisi industri dan aspirasi pelaku usaha industri.

"Setiap kali hendak menaikkan cukai rokok, pasti selalu mendengar para pengusaha rokok yang sehari-hari, mereka sendiri juga tidak merokok," katanya sambil memperlihatkan wajah para taipan Indonesia, pemilik pabrik rokok terbesar di Tanah Air. "Jika tujuannya untuk kesehatan dan mereka tidak merokok, seharusnya setiao pemerintah menaikkan cukai rokok ya tidak dihambat dan mendukungnya."

Baca juga: Kemenkeu Ingin Naikkan Cukai Rokok Agar Konsumen Anak Turun Jadi 8,7 Persen

Berita terkait

Akhir-akhir Ini Jadi Sorotan, Apa Tugas dan Fungsi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai?

5 hari lalu

Akhir-akhir Ini Jadi Sorotan, Apa Tugas dan Fungsi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai?

Banyak masyarakat yang mempertanyaan fungsi dan tugas Direktorat Jenderal Bea dan Cukai lantaran beberapa kasus belakangan ini.

Baca Selengkapnya

Polres Jayapura Tangkap Ceria yang Jual Sabu di Diaper MamyPoko

9 hari lalu

Polres Jayapura Tangkap Ceria yang Jual Sabu di Diaper MamyPoko

Polisi menangkap perempuan berinisial SJ alias Ceria, 43 tahun, karena menjual narkotika jenis sabu.

Baca Selengkapnya

Belajar Buat Narkoba Sintetis dan Diedarkan, Pria di Tangerang Ditangkap Polsek Ciputat Timur

10 hari lalu

Belajar Buat Narkoba Sintetis dan Diedarkan, Pria di Tangerang Ditangkap Polsek Ciputat Timur

Pengungkapan kasus narkoba jenis sintetis ini berawal saat kecurigaan seorang warga akan adanya penyalahgunaan narkoba di wilayah Larangan, Tangerang.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

10 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Operator Kereta Deutsche Bahn di Jerman Akan Melarang Merokok Ganja di Area Stasiun

14 hari lalu

Operator Kereta Deutsche Bahn di Jerman Akan Melarang Merokok Ganja di Area Stasiun

Operator kereta di Jerman Deutsche Bahn (DB) mengumumkan melarang merokok ganja di area-area stasiun per 1 Juni 2024.

Baca Selengkapnya

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

15 hari lalu

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Tersinggung Tak Diberi Utang, Pemuda di Kembangan Bakar Warung Rokok

29 hari lalu

Tersinggung Tak Diberi Utang, Pemuda di Kembangan Bakar Warung Rokok

Tersinggung tak boleh utang rokok, pelaku membakar warung dengan melempar botol bensin dan tisu yang telah dibakar.

Baca Selengkapnya

Pria di Medan Bunuh Ibu Kandung Gara-gara Kesal Diomeli karena Minta Uang Rokok

32 hari lalu

Pria di Medan Bunuh Ibu Kandung Gara-gara Kesal Diomeli karena Minta Uang Rokok

Wem Pratama, 33 tahun, warga Jalan Tuba 3, Kota Medan, membunuh ibu kandungnya, Megawati, 55 tahun dengan memukul dan menggorok leher.

Baca Selengkapnya

268 Juta Peserta JKN per Februari 2024, Dirut BPJS Kesehatan: Hampir Mencapai Target 98 Persen

39 hari lalu

268 Juta Peserta JKN per Februari 2024, Dirut BPJS Kesehatan: Hampir Mencapai Target 98 Persen

Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti mengatakan per Februari 2024, terdapat 268 juta peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

Baca Selengkapnya

Penerapan Cukai Minuman Berpemanis Diklaim Bisa Tekan Penyakit Diabetes, Jantung dan Stroke

43 hari lalu

Penerapan Cukai Minuman Berpemanis Diklaim Bisa Tekan Penyakit Diabetes, Jantung dan Stroke

Bappenas mengklaim penerapan cukai minuman berpemanis dalam kemasan akan menekan penyakit diabetes, jantung dan stroke di masyarakat.

Baca Selengkapnya