Menjelang Kuartal IV-2021, Indeks Saham Emiten Properti Mulai Mengembang

Minggu, 3 Oktober 2021 14:45 WIB

Ilustrasi superblok. propertiterkini.com

TEMPO.CO, Jakarta -Indeks saham emiten properti mulai mengembang menjelang kuartal IV/2021, kendati kinerja secara year-to-date (ytd) masih turun. Berdasarkan data Bloomberg yang dikutip dari Bisnis.com, indeks IDX Sector Properties & Real Estate menguat 4,96 persen pada kuartal III/2021.

Kendati demikian, sejak awal tahun indeks ini masih turun 13,51 persen. Indeks IDX Sector Properties & Real Estates underperform dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang tumbuh 4,18 persen pada periode sembilan bulan pertama tahun ini.

Namun, pelemahan indeks saham properti tersebut masih lebih baik dibandingkan penurunan kinerja indeks IDX Sector Consumer Non-Cyclicals sebesar minus 15,63 persen.

Penguatan saham properti dalam tiga bulan terakhir tak lepas dari realisasi kinerja pengembang yang bangkit dari keterpurukan dampak pandemi sejak 2020. Dengan sejumlah stimulus, baik dari sisi fiskal maupun moneter, prapenjualan emiten properti mulai naik pada tahun ini.

Baru-baru ini, emiten properti PT Ciputra Development Tbk. mengungkapkan pendapatan prapenjualan atau marketing sales mencapai lebih dari Rp 4 triliun per Agustus 2021.

Advertising
Advertising

Direktur PT Ciputra Development Tbk. Harun Hajadi mengatakan penjualan properti milik perseroan tahun ini lumayan baik dibandingkan tahun lalu. “Sudah lebih dari 50 persen di atas penjualan tahun lalu per Agustus. Capaian [marketing sales] Ciputra sekitar Rp 4 triliun sampai dengan Agustus,” kata Harun kepada Bisnis, Senin, 27 September 2021.

Dengan demikian, emiten dengan kode saham CTRA ini telah merealisasikan 67,79 persen target marketing sales yang ditetapkan tahun ini senilai Rp 5,9 triliun.<!--more-->

Dia memaparkan program PPN Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) pada tahun ini menjadi pendorong utama kenaikan marketing sales perseroan. Di lantai bursa, saham CTRA ditutup naik 1,60 persen pada perdagangan Jumat, 1 Oktober 2021. Walaupun sejak awal tahun harga masih turun 3,55 persen, sejak tiga bulan terakhir CTRA sudah naik 6,74 persen dengan kapitalisasi pasar Rp 17,63 triliun.

Selanjutnya, PT Alam Sutera Realty Tbk. membukukan pendapatan prapenjualan senilai Rp 2,01 triliun per Agustus 2021. Realisasi itu lebih tinggi 9,35 persen dibandingkan marketing sales pada periode yang sama tahun lalu senilai Rp 1,83 triliun. Secara terperinci, penjualan rumah dan tanah residensial mendominasi marketing sales perseroan pada 8 bulan pertama tahun ini senilai Rp 1,34 triliun.

Dilihat dari jenis produknya, penjualan residensial berkontribusi sebesar 67 persen dari total prapenjualan, diikuti komersial 18 persen, dan apartemen 15 persen. Hingga semester I/2021, ASRI telah menyerap belanja modal untuk tanah senilai Rp 40 miliar atau jauh lebih sedikit dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 127 miliar.

Saham ASRI ditutup naik 4,14 persen pada akhir perdagangan Jumat, 1 Oktober 2021. Sejak awal tahun harga turun 27,27 persen namun dalam tiga bulan terakhir ASRI menguat 10,69 persen dengan kapitalisasi pasar Rp 3,46 triliun.

Baca Juga: BEI Sebut 8 Emiten Properti Berpotensi Delisting, Ini Daftarnya

Berita terkait

Freeport: dari Kasus Papa Minta Saham sampai Pujian Bahlil pada Jokowi

1 hari lalu

Freeport: dari Kasus Papa Minta Saham sampai Pujian Bahlil pada Jokowi

Saham Freeport akhirnya 61 persen dikuasai Indonesia, berikut kronologi dari jatuh ke Bakrie sampai skandal Papa Minta Saham Setya Novanto.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

2 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

5 hari lalu

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

IHSG menguat 0,86 persen ke level 7.097,2 dalam sesi pertama perdagangan Senin, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

9 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

9 hari lalu

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

Presdir Unilever Indonesia, Benjie Yap mengatakan salah satu hal yang penting bagi investor adalah fundamental bisnis.

Baca Selengkapnya

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

9 hari lalu

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

PT Unilever Indonesia Tbk. meraup laba bersih Rp 1,4 triliun pada kuartal pertama tahun 2024 ini.

Baca Selengkapnya

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

10 hari lalu

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

IHSG sesi I ditutup menguat 0,81 persen ke level 7.168,5. Nilai transaksi mencapai Rp 6,6 triliun.

Baca Selengkapnya

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

12 hari lalu

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

16 hari lalu

SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

SimInvest memprediksi dampak konflik timur Tengah tak begitu berpengaruh langsung terhadap bursa saham Indonesia.

Baca Selengkapnya

Seberapa Jauh Ekonomi Indonesia Terkena Imbas Efek Domino Serangan Iran ke Israel?

16 hari lalu

Seberapa Jauh Ekonomi Indonesia Terkena Imbas Efek Domino Serangan Iran ke Israel?

Pasca-serangan Iran ke Israel, perekonomian Asia ditengarai melemah diikuti dengan beragam fenomena yang terjadi. Bagaimana dampak bagi Indonesia?

Baca Selengkapnya