Cerita Teten Soal 10 Kontainer Briket Gagal Diekspor karena Tak Dapat Kredit

Sabtu, 2 Oktober 2021 13:28 WIB

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki pada pembukaan acara BRIncubator Go Global, Rabu (16/09/2020).

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Teten Masduki menceritakan temuannya saat mengunjungi sebuah CV di Makassar, Sulawesi Selatan, yang memproduksi briket. Setiap bulannya, produsen briket ini menerima permintaan untuk ekspor ke luar negeri hingga 10 kontainer.

"Tapi cuma bisa penuhi dua," kata Teten dalam kuliah virtual Sekolah Ekspor pada Sabtu, 2 Oktober 2021.

Ternyata, kata dia, produsen tersebut gagal memenuhi permintaan 10 kontainer ini karena tidak bisa membeli bahan baku tambahan. Alasannya karena modalnya kurang. "Bank ga mau biayain," kata Teten.

Teten mengatakan dirinya sekarang sedang mencari solusi atas masalah ini. Sebab, permintaan briket dari luar negeri cukup tinggi. Di sisi lain, bahan bakunya di dalam negeri begitu banyak yaitu dari tempurung kelapa yang dikombinasikan dengan arang bambu atau kayu.

Sebelumnya, Teten telah menyampaikan bahwa saat ini perbankan memang masih enggan menyalurkan kredit ke sektor produksi, terutama yang mau melakukan ekspor. Lantaran, rasio kredit macetnya tinggi akibat belum ada kepastian pasar dan harga.

Advertising
Advertising

Tapi di sisi lain, Teten pun sebenarnya mengelola kredit khusus pada Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) yang ada di bawah kementerian. Dikutip dari laman resmi kementerian, tahun ini LPDB sudah punya target menyalurkan bantuan hingga Rp 2 triliun, tapi baru ke koperasi dan UMKM, bukan agregator.

Menurut Teten, dana di LPDB ini telah membantu pengusaha di Tasikmalaya, Jawa Barat, yang juga memproduksi briket. Awalnya, kata Teten, produsen ini hanya bisa mengekspor 5 kontainer briket.
Setelah dapat kredit dari LPDB, ekspornya naik jadi 19 kontainer.

Dengan dua kasus ini, Teten pun menyimpulkan ekosistem dan supply-chain atau rantai pasok produk koperasi dan UMKM masih perlu diperbaiki. "Ini belum rapi," kata dia.

Sehingga saat ini, Teten sedang mengusulkan beberapa perubahan kebijakan. Pertama, Teten ingin plafon Kredit Usaha Rakyat (KUR) di perbankan bisa naik sampai Rp 20 miliar, dari saat ini Rp 500 juta.

Kedua, Teten ingin agregator yang mengumpulkan produk milik koperasi dan UMKM bisa ikut dibiayai oleh LPDB. Sebab, masih banyak koperasi dan UMKM yang kesulitan bila harus mengekspor produk mereka sendirian.

Baca: Bitcoin Melonjak ke Rp 682 Juta, karena Komentar Bos The Fed dan Siklus Musiman?

Berita terkait

KemenKopUKM Pastikan Kebijakan Pemerintah Berpihak pada Pelaku UMKM

1 hari lalu

KemenKopUKM Pastikan Kebijakan Pemerintah Berpihak pada Pelaku UMKM

KemenkopUKM tidak menemukan aturan yang melarang secara spesifik warung Madura untuk beroperasi sepanjang 24 jam dalam Perda Kabupaten Klungkung

Baca Selengkapnya

Biaya Layanan Tokopedia, Shopee dan Lazada Naik sampai 6,5 Persen, UMKM Diminta Tak Naikkan Harga?

2 hari lalu

Biaya Layanan Tokopedia, Shopee dan Lazada Naik sampai 6,5 Persen, UMKM Diminta Tak Naikkan Harga?

Tokopedia, Shopee dan Lazada menaikkan biaya layanan hingga 6.5 persen untuk mitra penjual, pelaku UMKM diminta tidak naikkan harga.

Baca Selengkapnya

Laba Bersih BTN Kuartal I 2024 Tumbuh 7,4 Persen, Tembus Rp 860 M

2 hari lalu

Laba Bersih BTN Kuartal I 2024 Tumbuh 7,4 Persen, Tembus Rp 860 M

BTN mencatat pertumbuhan laba bersih sebesar 7,4 persen menjadi Rp 860 miliar pada kuartal I 2024.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

2 hari lalu

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan klaim neraca perdaganga Indonesia alami surplus, ada beberapa komoditas yang surplus dan ada beberapa yang defisit.

Baca Selengkapnya

BRI Bantu Usaha Kue Kering di Sidoarjo Penuhi Permintaan saat Lebaran

5 hari lalu

BRI Bantu Usaha Kue Kering di Sidoarjo Penuhi Permintaan saat Lebaran

Usaha kue kering Retas Snacks and Cookies semakin berkembang pesat setelah mendapat bantuan KUR dari BRI.

Baca Selengkapnya

LPEI dan Diaspora Indonesia Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

6 hari lalu

LPEI dan Diaspora Indonesia Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Kolaborasi LPIE dengan institusi pemerintahan membawa mitra binaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) LPEI untuk pertama kalinya menembus pasar ekspor ke Kanada.

Baca Selengkapnya

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

6 hari lalu

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibanding Februari 2024. Namun anjlok 4 persen dibanding Maret 2023.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

6 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

6 hari lalu

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.

Baca Selengkapnya

Indonesia Targetkan Nilai Ekspor Kopi ke Mesir Tahun Ini Tembus Rp 1,5 Triliun

6 hari lalu

Indonesia Targetkan Nilai Ekspor Kopi ke Mesir Tahun Ini Tembus Rp 1,5 Triliun

Atase Perdagangan Kairo, M Syahran Bhakti berharap eksportir kopi Indonesia dapat memenuhi permintaan dari Mesir pada 2024 ini di atas Rp 1,5 triliun.

Baca Selengkapnya