Harga Minyak Mentah Meroket Lampaui USD 80 per Barel, Apa Pemicunya?

Rabu, 29 September 2021 07:01 WIB

Ilustrasi Harga Minyak Mentah. REUTERS/Dado Ruvic

TEMPO.CO, Jakarta - Harga minyak mentah Brent meroket ke atas US$ 80 per barel pada awal perdagangan Selasa, 28 September 2021 waktu setempat. Angka ini merupakan pencapaian terbaru dalam krisis energi global di tengah tanda-tanda menipisnya pasokan komoditas tersebut.

Harga patokan minyak mentah internasional tersebut mencapai level tertinggi sejak Oktober 2018, sebelum beberapa kali di perdagangan harganya terus mendekati level US$ 80 per barel. Adapun jarga minyak West Texas Intermediate (WTI) pun terpantau naik.

Kenaikan harga minyak itu disertai dengan prediksi dari para bankir dan trader bahwa harga komoditas bakal bullish. Selain itu, ada perkiraan lonjakan permintaan musim dingin dan spekulasi bahwa industri tidak cukup berinvestasi untuk mempertahankan pasokan.

Membubungnya harga minyak ke level US$ 80 secara tidak langsung menambah tekanan inflasi ke ekonomi global pada saat harga komoditas energi melonjak. Sebelumnya, harga gas alam Eropa, izin karbon, dan listrik naik menembus rekor baru pada Selasa, dengan sedikit tanda jika reli melambat.

Kenaikan harga minyak ini dinilai sebagai indikasi bahwa minyak telah pulih dari keruntuhannya pada tahun lalu. Saat itu, sejumlah negara anggota OPEC+ sepakat membatasi produksi dan di ketika itu terjadi pemulihan ekonomi global yang mendorong permintaan.

Advertising
Advertising

Sementara itu, Goldman Sachs Group Inc memperkirakan harga minyak dapat terus naik mencapai US$ 90 pada tahun ini karena penurunan di pasar saham semakin dalam. Adapun Bank of America Corp. telah membicarakan peluang harga bisa mencapai US$1 00 selama musim dingin.

<!--more-->

Kepala Originasi di Vitol Group, Chris Bake, menilai OPEC+ bahkan mungkin perlu mempertimbangkan untuk meningkatkan produksi lebih dari rencana saat ini sebesar 400.000 barel per hari per bulan.

“Pasar minyak adalah gambaran yang berbeda dari apa yang ada di sana sebulan atau enam minggu lalu. Permintaan sudah bagus. Substitusi minyak banyak terjadi karena gas alam baru saja habis dan harga naik,” kata Bake.

Adapun Presiden BP Singapura Eugene Leong memperkirakan konsumsi minyak global akan kembali ke tingkat sebelum pandemi pada kuartal ketiga 2022. Reli juga berpotensi mengancam pemulihan konsumsi, menurut analis Morgan Stanley Martijn Rats dan Amy Sersan.

Harga diesel yang dinyatakan dalam mata uang lokal Brasil, Meksiko, Turki dan Afrika Selatan mendekati atau di atas level ketika Brent berada di US$ 110 per barel. Artinya, kemungkinan ada beberapa erosi permintaan.

Dengan harga sekarang di US$ 80 per barel, nilai forward juga melonjak. Harga minyak WTI untuk kontrak 2022 diperdagangkan mendekati US$ 71 per barel.

BISNIS

Baca: Waspadai Penipuan Investasi Forex dengan Robot Trading, Ini Ciri-cirinya

Berita terkait

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

1 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Pedagang Sembako Pasar Palmerah Keluhkan Harga Gula Pasir dan Sagu Naik

2 hari lalu

Pedagang Sembako Pasar Palmerah Keluhkan Harga Gula Pasir dan Sagu Naik

Selain gula pasir, bahan pokok lain yang dikeluhkan adalah keberadaan minyak kita yang hilang dari peredaran.

Baca Selengkapnya

5 Sumber Kekayaan Negara Iran, Ada Gas Alam Hingga Saffron

5 hari lalu

5 Sumber Kekayaan Negara Iran, Ada Gas Alam Hingga Saffron

Iran dikenal memiliki sumber daya alam dan potensi kekayaan yang tinggi. Termasuk saffron, apakah itu?

Baca Selengkapnya

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

5 hari lalu

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

Isy Karim mengatakan Kemendag akan memperjuangkan utang selisih harga minyak goreng yang tersendat sejak awal 2022.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

5 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

5 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

6 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

BI Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen, Perry Warjiyo: Untuk Perkuat Stabilitas Rupiah

7 hari lalu

BI Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 6,25 Persen, Perry Warjiyo: Untuk Perkuat Stabilitas Rupiah

BI akhirnya menaikkan suku bunga acuan atau BI Rate menjadi 6,25 persen. Apa alasan bank sentral?

Baca Selengkapnya

Nilai Rupiah Ditutup Menguat pada Perdagangan Akhir Pekan

8 hari lalu

Nilai Rupiah Ditutup Menguat pada Perdagangan Akhir Pekan

PT Laba Forexinfo Berjangka Ibrahim Assuaibi mencatat, mata uang rupiah ditutup menguat dalam perdagangan akhir pekan.

Baca Selengkapnya

Solusi Amin Ak Antisipasi Pengaruh Konflik Iran-Israel Terhadap Pasokan Minyak Domestik

9 hari lalu

Solusi Amin Ak Antisipasi Pengaruh Konflik Iran-Israel Terhadap Pasokan Minyak Domestik

Anggota Komisi VI sekaligus anggota Panja Energi DPR RI, Amin Ak, mengingatkan pemerintah agar mengantisipasi dampak ekonomi dari konflik Iran dengan Israel, terutama dalam hal menjaga pasokan minyak domestik.

Baca Selengkapnya