Terkini Bisnis: Tambang Blok Wabu, Profil BUMN yang Akan Dibubarkan Erick
Reporter
Tempo.co
Editor
Martha Warta Silaban
Jumat, 24 September 2021 18:28 WIB
TEMPO.CO, Jakarta -Berita terkini ekonomi bisnis sepanjang Jumat siang hingga sore, 24 September 2021 dimulai dengan dugaan tambang Blok Wabu di Intan Jaya, Papua, menjadi rebutan pengusaha. Kemudian profil singkat tujuh perusahaan BUMN yang akan dibubarkan Menteri Erick Thohir dalam waktu dekat.
Selain itu berita Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan ingin aplikasi PeduliLindungi yang dikembangkan Kementerian Kominfo menjadi alat pembayaran digital. Berikut adalah ringkasan dari ketiga berita tersebut:
1. Kandungan Emas Tambang Blok Wabu Lebih Besar dari Grasberg Freeport
Peneliti Alpha Research Database, Ferdy Hasiman, menduga tambang Blok Wabu di Intan Jaya, Papua, menjadi rebutan para pengusaha. Menyitir temuan KontraS, Blok Wabu yang semestinya dikelola oleh BUMN kini disinyalir telah jatuh ke tangan swasta.
“Blok Wabu ini sudah lama ditunggu. Tender dan lelang juga di Kementerian ESDM tak pernah diketahui publik. Tiba-tiba saja ada data dari Kontras dan Haris Azhar (Direktur Eksekutif Lokataru) bahwa Blok Wabu direbut anak usaha PT Toba Sejahtera,” ujar Ferdy saat dihubungi Tempo, Jumat, 23 September 2021.
Adapun Blok Wabu merupakan konsensi emas yang dilepas atau diciutkan kepemilikannya oleh PT Freeport Indonesia. Sesuai Undang-undang Nomor 3 Tahun 2020 tentang Mineral dan Batubara, tutur Ferdy, wilayah tambang emas yang telah dilepas asing harus dikembalikan ke negara.
Ferdy menjelaskan, lantaran pengembalian Blok Wabu oleh Freeport sudah dilaksanakan pada 2018, pengelolaannya menggunakan payung hukum Undang-udang Nomor 4 Tahun 2009. Menurut ketentuan, prioritas tambang pun akan diserahkan kepada BUMN atau BUMD.
“Blok Wabu sudah lama ditunggu prosesnya dan pada 2020, Menteri BUMN Erick Thohir pernah meminta langsung ke Menteri ESDM bahwa BUMN bersedia dan siap mengelola Blok Wabu,” ujar Ferdy.
Baca berita selengkapnya di sini.<!--more-->
2. Ini Profil 7 Perusahaan BUMN yang Akan Dibubarkan Menteri Erick Thohir
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, memastikan akan membubarkan tujuh perusahaan BUMN yang telah lama tidak beroperasi. Penutupan sejumlah BUMN ini di antaranya mempertimbangkan nasib para pegawai perusahaan tersebut selama ini.
“Sekarang yang perlu ditutup itu ada tujuh BUMN yang memang sudah lama tidak beroperasi. Ini kan kasihan juga nasib para pegawainya terkatung-katung,” kata Erick dalam keterangan resmi, Kamis, 23 September 2021.
Ketujuh BUMN itu adalah PT Industri Gelas (Persero) atau Iglas, PT Merpati Nusantara Airlines (Persero), dan PT Kertas Leces (Persero), PT Industri Sandang Nusantara (Persero), PT Istaka Karya (Persero), PT Pembiayaan Armada Niaga Nasional (Persero), dan PT Kertas Kraft Aceh (Persero).
Berikut profil singkat tujuh perusahaan BUMN yang akan dibubarkan dalam waktu dekat ini yang dirangkum Tempo dari berbagai sumber:
1. PT Merpati Nusantara Airlines (Persero)
Mengutip dari centreforaviation.com, PT. Merpati Nusantara Airlines merupakan induk dari Merpati Nusantara Airlines, yang salah satu maskapai penerbangan nasional yang sebagian besar sahamnya dimiliki besar oleh pemerintah Indonesia. Maskapai ini didirikan pada 1962 dan berpusat di Jakarta. Merpati Nusantara Airlines mengoperasikan jadwal penerbangan domestik dan internasional ke daerah Timor Leste dari bandara Internasional Soekarno-Hatta.
Baca berita selengkapnya di sini.<!--more-->
3. Alasan Luhut Ingin Pedulilindungi jadi Alat Pembayaran Digital
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan ingin aplikasi PeduliLindungi yang dikembangkan Kementerian Kominfo menjadi alat pembayaran digital. Dia mengatakan Indonesia sebelumnya telah berhasil menggarap alat pembayaran digital melalui QRIS yang digagas Bank Indonesia.
“Karya Kreatif Indonesia terbukti mampu membangun produk premium disertai sitem pembayaran digital melali QRIS. Jadi sekarang sudah melebar. Nanti mungkin kita coba masukkan ke digital PeduliLindungi, platform yang macam mana saja bisa masuk,” ujar Luhut seperti dalam tayangan YouTube Bank Indonesia, Kamis, 23 September 2021.
Pemanfaatan PeduliLindungi sebagai sistem pembayaran merupakan dukungan untuk meningkatkan inklusi keuangan digital guna memperluas pasar produk-pdoruk lokal, seperti UMKM. Dengan begitu, pasar digital Indonesia akan lebih siap dan berdaya saing baik dari sisi hulu maupun hilir.
Luhut mengatakan Indonesia harus menunjukkan kepada dunia bahwa negara mampu menyelesaikan berbagai persoalan dengan inisiatif-inisiatif terkini. “Kita tunjukkan ke dunia Indonesia berubah, bukan 10 atau 7 tahun yang lalu. Indonesia adalah Indonesia baru yang tangguh yang menatap hari esok lebih baik,” ujar Luhut.
Baca berita selengkapnya di sini.
Baca Juga: Kandungan Emas Tambang Blok Wabu Lebih Besar dari Grasberg Freeport