Ratusan Triliun Anggaran 2020 Tak Terpakai, Sri Mulyani Beri Alasan Ini

Selasa, 7 September 2021 17:04 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani menyerahkan dokumen tanggapan pemerintah terhadap pandangan fraksi-fraksi atas pertanggung jawaban atas RUU APBN TA 2020 kepada Ketua DPR RI Puan Maharani dalam Rapat Paripurna ke-3 masa persidangan I tahun 2021-2022 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 24 Agustus 2021. Rapat Paripurna tersebut beragendakan mendengar tanggapan pemerintah terhadap pandangan fraksi-fraksi atas RUU tentang pertanggung jawaban atas RUU APBN TA 2020 dan tanggapan pemerintah terhadap pemandangan umum fraksi atas RUU APBN TA 2022 beserta nota keuangannya. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menerima berbagai kritik dari dewan akibat Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) 2020 yang mencapai Rp 245,6 triliun. Pemerintah dinilai tidak efisien mengelola anggaran selama tahun pandemi tersebut.

"Pemerintah memahami perhatian dewan terhadap besarnya nilai SILPA 2020, yang meningkat dibandingkan tahun sebelumnya," kata Sri Mulyani dalam rapat paripuna di Gedung DPR, Jakarta, Selasa, 7 September 2021.

Sebelumnya, berbagai kritik datang dalam rapat Badan Anggaran (Banggar) DPR bersama Sri Mulyani pada Senin, 6 September 2021. Anggota Banggar dari fraksi PKS Sukamta yang menilai pemerintah sembrono. Di satu sisi utangnya semakin besar untuk menutupi defisit, tapi di sisi lain sisa anggarannya juga besar.

Lalu, anggota Banggar dari fraksi PAN Eko Patrio juga menyebut besarnya SILPA ini menggambarkan APBN semakin tidak efisien karena utang pemerintah tidak termanfaatkan dengan maksimal. "Padahal, bunga utangnya tetap harus dibayar," ujar Eko.

Lalu dalam rapat paripurna ini, Sri Mulyani beralasan bahwa SILPA 2020 ini tidak terlepas dari upaya pemerintah memastikan penyediaan anggaran. "Dalam kondisi ancaman yang nyata, dinamis, dan tidak pasti, akibat pandemi," kata dia.

Advertising
Advertising

SILPA terjadi karena pemerintah memang menyerap seluruh pembiayaan utang berbunga rendah lewat skema burden sharing bersama Bank Indonesia. Totalnya Rp 574,59 triliun dengan bunga 0 persen (untuk belanja public goods) dan minus 1 persen (non-public goods).

Tapi sampai akhir 2020, sebanyak Rp 245,6 triliun tidak terpakai. Tapi, Sri Mulyani menyebut sisa anggaran ini tetap dimanfaatkan di 2021 untuk berbagai kebutuhan.

<!--more-->

Pertama untuk mengamankan stok vaksin untuk kebutuhan vaksinasi di awal 2021. Sehingga, Indonesia bisa menghadapi gelombang varian delta Covid-19 pada Mei Juni 2021. Lalu sebagian lain ditempatkan di bank umum dan BPD sebagai stimulus usaha kecil menengah.

Selain untuk pandemi, SILPA ini juga dipakai pemerintah untuk mengurangi besar utang dan pembiayaan 2021 agar lebih efisien. Total, Sri Mulyani menyebut ada Rp 139,4 triliun bagian dari SILPA 2020 yang bakal digunakan sepanjang 2021 ini.

Sri Mulyani tetap berjanji untuk terus mengendalikan SILPA ini secara lebih terukur dan terencana. "Untuk memitigasi resiko fiskal dan menangani pandemi," kata dia.

BACA: Laporan APBN 2020, PKS Minta Sri Mulyani Benahi Transaksi Pajak

Berita terkait

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

3 jam lalu

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara angka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2024 bisa menjadi basis.

Baca Selengkapnya

Wamenkeu Suahasil Nazara Soroti 3 Faktor Penting dalam Ekonomi RI, Suku Bunga hingga Kurs Rupiah

7 jam lalu

Wamenkeu Suahasil Nazara Soroti 3 Faktor Penting dalam Ekonomi RI, Suku Bunga hingga Kurs Rupiah

Wamenkeu Suahasil Nazara menyoroti tiga faktor yang menjadi perhatian dalam perekonomian Indonesia saat ini. Mulai dari suku bunga yang tinggi, harga komoditas, hingga nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 2024 Tingkatkan Lapangan Pekerjaan

8 jam lalu

Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 2024 Tingkatkan Lapangan Pekerjaan

Kementerian Keuangan mencatat di tengah gejolak ekonomi global perekonomian Indonesia tetap tumbuh dan mendorong peningkatan lapangan pekerjaan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Siapkan Paket Pensiun Dini PLTU untuk Jadi Percontohan Transisi Energi

12 jam lalu

Sri Mulyani Siapkan Paket Pensiun Dini PLTU untuk Jadi Percontohan Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut Indonesia sedang memfinalisasi paket pensiun dini pembangkit listrik tenaga uap batu bara atau PLTU

Baca Selengkapnya

Nama Sri Mulyani Masuk Bursa Bakal Calon Gubernur Jakarta dari PDIP

12 jam lalu

Nama Sri Mulyani Masuk Bursa Bakal Calon Gubernur Jakarta dari PDIP

Gilbert Simanjuntak, mengatakan nama Sri Mulyani masuk bursa bacagub bersama Menteri Sosial Tri Rismaharini, dan mantan Panglima TNI Andika Perkasa.

Baca Selengkapnya

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

1 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani dan Presiden ADB Bahas Mekanisme Transisi Energi: Kita Mulai Bicara yang Konkret

1 hari lalu

Sri Mulyani dan Presiden ADB Bahas Mekanisme Transisi Energi: Kita Mulai Bicara yang Konkret

Sri Mulyani Indrawati dan Presiden ADB Masatsugu Asakawa membahas lebih lanjut program Mekanisme Transisi Energi (ETM) ADB untuk Indonesia.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

2 hari lalu

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan ada dampak kenaikan BI Rate ke level 6,25 persen terhadap APBN, terutama penerimaan pajak.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

3 hari lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

3 hari lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya