Laporan APBN 2020, PKS Minta Sri Mulyani Benahi Transaksi Pajak

Selasa, 7 September 2021 12:42 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani membacakan pandangan akhir Pemerintah atas RUU tentang APBN saat rapat paripurna ke-6 masa persidangan I tahun sidang 2020-2021 di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa, 29 September 2020. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta - Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) meminta Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati untuk menindaklanjuti hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Salah satunya mengenai transaksi pajak.

"Hasil pemeriksaan BPK menunjukkan adanya beberapa pelaporan transaksi pajak yang belum lengkap penyajian hak negara," kata Wakil Ketua Badan Anggaran DPR Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas saat membacakan sikap PKS di rapat Badan Anggaran (Banggar).

Sikap dari PKS ini disampaikan Ibas dalam rapat paripuna DPR pada hari ini, Selasa, 7 September 2021. Rapat digelar untuk pengesahan RUU tentang Pertanggungjawaban atas Pelaksanaan APBN 2020.

Rapat sebelumnya diawali dengan pembacaan sikap 9 fraksi yang telah disampaikan di rapat sebelumnya, yaitu di Banggar. Hasilnya, sebanyak 8 fraksi menerima RUU ini yaitu PDIP, Golkar, Gerindra, Nasdem, PKB, Demokrat, PAN, dan PPP. Sementara, PKS beda sendiri. "Fraksi PKS memberikan minderheid nota atau menerima dengan catatan," kata Ibas.

Ini sebenarnya bukanlah hal baru. Sebab dalam dua tahun terakhir, APBN 2018 dan APBN 2019, hanya fraksi PKS sendirian yang selalu memberikan minderheid nota. Sementara fraksi selain PKS selalu menerima.

Advertising
Advertising

Adapun transaksi pajak yang dimaksud oleh PKS termuat di Laporan Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LHP LKPP) 2020. Pada Juli 2021, Ketua BPK Agung Firman Sampurna mengatakan, meski memberikan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), lembaganya menemukan sejumlah temuan masalah yang bisa berujung pada kerugian negara.

<!--more-->

Dalam laporan tersebut, BPK mencatat ada 6 permasalahan, di luar program Penanganan Covid-10 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN). Salah satunya, BPK menemukan pelaporan beberapa transaksi pajak belum lengkap menyajikan hak negara minimal sebesar Rp 21,57 triliun dan US$ 8,26 juta.

Lalu, kewajiban negara minimal sebesar Rp 16,59 triliun sesuai basis akuntansi akrual. Serta saldo piutang daluwarsa belum diyakini kewajarannya sebesar Rp 1,75 triliun.

Tapi, ini hanyalah satu dari 28 catatan fraksi PKS. Selain soal pajak, PKS juga meminta Sri Mulyani cs untuk memperhatikan 26 temuan lain oleh BPK di LHP LKPP 2020 tersebut. "Harus segera diperbaiki," demikian pernyataan sikap PKS.

Rapat paripurna ini dihadiri langsung oleh Sri Mulyani yang mewakili pihak pemerintah. Sri Mulyani pun mendengar pernyataan sikap semua fraksi, termasuk PKS.

Tapi, aneka temuan BPK ini sudah pernah direspons Sri Mulyani dalam rapat paripurna pada 15 Juli 2021. "Pemerintah akan tetap dan terus berkomitmen menindaklanjuti rekomendasi BPK," kata dia saat itu.

Baca: Dinilai Tak Penuhi Syarat, 2 Calon Anggota BPK Ini Tetap Ikut Uji Kelayakan DPR

Berita terkait

Youtuber Ridwan Hanif Daftar Penjaringan Bakal Calon Bupati Klaten 2024 di PKS

10 jam lalu

Youtuber Ridwan Hanif Daftar Penjaringan Bakal Calon Bupati Klaten 2024 di PKS

Youtuber, Ridwan Hanif mendaftarkan diri mengikuti penjaringan sebagai bakal calon bupati (cabup) dalam Pilkada Klaten 2024 melalui PKS

Baca Selengkapnya

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

14 jam lalu

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

Pemerintah telah merevisi kebijakan impor menjadi Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag Nomor 8 Tahun 2024. Wamendag sebut alasannya.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Masalah Impor Tidak Hanya Tanggung Jawab Bea Cukai

17 jam lalu

Sri Mulyani: Masalah Impor Tidak Hanya Tanggung Jawab Bea Cukai

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan persoalan impor tidak hanya tanggung jawab Dirjen Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani dan Airlangga Bebaskan Kontainer yang Tertahan Perizinan Impor

18 jam lalu

Sri Mulyani dan Airlangga Bebaskan Kontainer yang Tertahan Perizinan Impor

Menteri Sri Mulyani dan Airlangga Hartarto melepaskan belasan kontainer yang sempat tertahan persoalan perizinan impor.

Baca Selengkapnya

SKK Migas Sebut akan Terus Mengawasi Komitmen Kerja Pasti Medco Energi di Blok Corridor

1 hari lalu

SKK Migas Sebut akan Terus Mengawasi Komitmen Kerja Pasti Medco Energi di Blok Corridor

SKK Migas akan terus memantau pelaksanaan komitmen kerja pasti di Blok Corridor yang dikelola PT Medco Energi International Tbk. (MEDC),

Baca Selengkapnya

Ditemui Golkar, PKS Buka Peluang Koalisi di Pilkada Jakarta

1 hari lalu

Ditemui Golkar, PKS Buka Peluang Koalisi di Pilkada Jakarta

Kolaborasi yang dimaksud Mabruri, ialah PKS tak mampu bekerja sendirian untuk membangun Jakarta lebih baik lagi ke depannya.

Baca Selengkapnya

Bahas RUU Kementerian Negara Bersama Pemerintah, DPR Tunggu Surpres Jokowi

1 hari lalu

Bahas RUU Kementerian Negara Bersama Pemerintah, DPR Tunggu Surpres Jokowi

Baleg DPR siapa menteri yang ditunjuk presiden untuk membahas RUU Kementerian Negara.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi dan Sri Mulyani Rapat Pembatasan Impor, Sertifikat Tanah di Bekasi Beralih ke Elektronik

1 hari lalu

Terkini: Jokowi dan Sri Mulyani Rapat Pembatasan Impor, Sertifikat Tanah di Bekasi Beralih ke Elektronik

Berita terkini bisnis: Presiden Jokowi dan Sri Mulyani rapat membahas pembatasan impor, sertifikat tanah di Kabupaten Bekasi beralih ke elektronik.

Baca Selengkapnya

Syahrul Yasin Limpo Irit Bicara Usai Diperiksa soal Auditor BPK Minta Rp12 Miliar Demi Opini WTP

1 hari lalu

Syahrul Yasin Limpo Irit Bicara Usai Diperiksa soal Auditor BPK Minta Rp12 Miliar Demi Opini WTP

BPK meminta keterangan Syahrul Yasin Limpo berkaitan kesaksian anak buahnya soal ada auditor BPK meminta uang agar Kementan dapat opini WTP

Baca Selengkapnya

Jokowi, Sri Mulyani, dan Airlangga Gelar Rapat tentang Pembatasan Impor

1 hari lalu

Jokowi, Sri Mulyani, dan Airlangga Gelar Rapat tentang Pembatasan Impor

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menggelar rapat dengan Sri Mulyani, Airlangga Hartarto, dan Agus Gumiwang tentang pembatasan impor.

Baca Selengkapnya