Indef: Cina Merapat ke Afghanistan karena Ambisi Jalur OBOR

Sabtu, 4 September 2021 11:29 WIB

Antrean panjang di depan bank di Kabul, Afghanistan, 1 September 2021. Sebelumnya pada Sabtu (28/8), Taliban telah memerintahkan bank untuk dibuka kembali dan memberlakukan batasan penarikan tunai hingga 20.000 Afghani atau sekitar Rp3,6 juta. REUTERS/Stringer

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Muhammad Zulfikar Rahmat, melihat strategi Cina mendekati Afghanistan berkaitan dengan ambisi negara tersebut mewujudkan jalur dagang one belt one road atau OBOR. Cina, kata dia, ingin membangun jalur OBOR melintasi Afghanistan via Asia Tengah, Eropa Timur, dan Eropa Barat.

Cina yang melihat dengan jeli peluang memanfaatkan mundurnya Amerika Serikat (dari Afghanistan) segera ‘merapat’ ke pihak Taliban. Itu karena ambisi China yang ingin mewujudkan jalur OBOR-nya,” ujar Zulfikar dalam paparan seperti dikutip pada Sabtu, 4 September 2021.

Cina menjalin hubungan dengan Taliban setelah kelompok militan tersebut kembali berkuasa di Afghanistan, Agustus lalu. Cina menyatakan akan memperdalam hubungan persahabatan dan kerja sama dengan Afghanistan serta berusaha mempertahankan hubungan tak resmi dengan Taliban setelah Amerika Serikat menarik pasukannnya.

Selain memiliki tujuan mewujudkan OBOR, Zulfikar mengatakan Cina melihat bahwa Afghanistan mempunyai potensi cadangan logam atau rare earth. Cadangan logam ini merupakan bahan pembuat microchip dan teknologi mutakhir lainnya, yang diperkirakan bernilai US$ 1 triliun.

<!--more-->

Advertising
Advertising

“Kemudian, Cina juga ingin mengurangi potensi penyebaran jaringan teroris terkait muslim Uighur di Xinjiang,” ujar Zulfikar.

Sebagai negara yang kerap dilanda perang, Afghanistan memiliki tingkat kemiskinan yang tinggi. Sebanyak 50 persen warga Afghanistan, kata Zulfikar, hidup di bawah garis kemiskinan.

Selan itu, 5,5 juta penduduknya mengalami masalah ketahanan pangan. Dari sisi negara, pemerintah setempat mencatatkan defisit neraca perdagangan mencapai 30 persen dari produk domestik bruto (PDB) atau GDP. Kredit sektor swasta hanya mencapai 3 persen dari GDP, namun belanja keamanan menembus 28 persen dari GDP pada 2019.

“Wajar kemudian Afghanistan dijuluki sebagai negara gagal. Ranking GDP-nya berada di papan bawah pada urutan 213 dari 228 negara dan rangking hutang publik di posisi 202 dari 228 negara,” kata Zulfikat. Dengan kondisi ini, Afghanistan memiliki ketergantungan terhadap bantuan luar negeri sampai 80 persen.

Baca: Biaya Kereta Cepat Melonjak jadi Rp 113,9 Triliun, Faisal Basri: Proyek Mubazir

Berita terkait

Siswa Jepang Tewas Ditikam di China, Picu Krisis Diplomatik

1 hari lalu

Siswa Jepang Tewas Ditikam di China, Picu Krisis Diplomatik

Seorang siswa Jepang berusia 10 tahun meninggal satu hari setelah ditikam di dekat sekolahnya di China selatan

Baca Selengkapnya

Mariah Carey Bawa Anak Liburan ke Tembok Besar Cina, Intip Sejarah Situs Warisan Dunia Ini

2 hari lalu

Mariah Carey Bawa Anak Liburan ke Tembok Besar Cina, Intip Sejarah Situs Warisan Dunia Ini

Dikenal sebagai salah satu keajaiban dunia, Tembok Besar Cina diakui sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO.

Baca Selengkapnya

Taliban Buka Kantor Kedutaan Afghanistan di Oman

2 hari lalu

Taliban Buka Kantor Kedutaan Afghanistan di Oman

Taliban mengirim duta besar untuk Afghanistan di Oman. Hubungan Taliban dengan negara-negara Teluk Arab kian dekat.

Baca Selengkapnya

Cina Salahkan Amerika Serikat atas Kegagalan Mencapai Gencatan Senjata di Gaza

3 hari lalu

Cina Salahkan Amerika Serikat atas Kegagalan Mencapai Gencatan Senjata di Gaza

Meski ada seruan internasional yang kuat untuk gencatan senjata dan penghentian pembunuhan, Israel belum menghentikan operasi militernya

Baca Selengkapnya

Asal Usul dan Makna Mooncake Festival, Merayakan Kebersamaan di Bawah Cahaya Purnama

3 hari lalu

Asal Usul dan Makna Mooncake Festival, Merayakan Kebersamaan di Bawah Cahaya Purnama

Mooncake Festival tahun ini dirayakan pda 17 September 2024

Baca Selengkapnya

KJRI Shanghai Pastikan WNI Selamat dari Topan Bebinca

3 hari lalu

KJRI Shanghai Pastikan WNI Selamat dari Topan Bebinca

WNI selamat dari amukan Topan Bebinca yang menyapu Shanghai. Ada 975 WNI yang menetap di Kota Shanghai, Provinsi Zhejiang, Jiangsu, dan Jiangxi

Baca Selengkapnya

Kapal Penjaga Pantai Cina Patroli dan Latihan Bersama Rusia

3 hari lalu

Kapal Penjaga Pantai Cina Patroli dan Latihan Bersama Rusia

Kapal Meishan dan Xiushan hendak melakukan patroli dan latihan bersama dengan mitra mereka, Rusia.

Baca Selengkapnya

Juara Tunggal Putri Hong Kong Open 2024, Profil Han Yue

4 hari lalu

Juara Tunggal Putri Hong Kong Open 2024, Profil Han Yue

Atlet bulu tangkis tunggal putri Indonesia Putri Kusuma Wardani gagal juara Hong Kong Open 2024 setelah dikalahkan pebulu tangkis Cina, Han Yue

Baca Selengkapnya

Shanghai Disapu Topan Bebinca

4 hari lalu

Shanghai Disapu Topan Bebinca

Topan Bebinca mendarat di Shanghai persisnya sekitar pukul 7.30 pagi pada 16 September 2024. Topan telah menyebabkan ratusan penerbangan dibatalkan

Baca Selengkapnya

Meizu Siap Rilis Ponsel Baru Lagi yang Disebutnya Flagship AI Phone

5 hari lalu

Meizu Siap Rilis Ponsel Baru Lagi yang Disebutnya Flagship AI Phone

Meizu belum lama memperkenalkan seri ponsel pertamanya untuk pasar global, di luar Cina.

Baca Selengkapnya