Lo Kheng Hong Soal Saham Berfundamental Tak Bagus Malah Naik: Itu Jangka Pendek

Sabtu, 4 September 2021 07:24 WIB

Lo Kheng Hong. itb.ac.id

TEMPO.CO, Jakarta - Lo Kheng Hong tetap yakin strategi value investing yang digunakannya di pasar saham masih relevan di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang. Ia pun bergeming ketika melihat ada lonjakan harga saham yang fundamentalnya tidak bagus tapi malah harganya melonjak.

Investor saham kawakan tersebut menilai kenaikan harga saham dengan fundamental yang belum jelas itu hanya terjadi dalam jangka pendek. "Jangka pendek bisa tidak berkorelasi, yang tidak baik (fundamentalnya), (harga saham) naik,” katanya seperti dikutip Bisnis.com, Kamis, 2 September 2021.

Namun dalam jangka panjang, Lo Kheng Hong yang akrab disapa Pak Lo ini yakin ada seleksi alam yang membuat bahwa hanya saham dengan fundamental kuat tetap bertahan. Dari pengalamannya selama ini, kata dia, saham yang fundamentalnya tidak bagus, meskipun sempat naik, harganya bakal turun.

Sebaliknya, saham dengan fundamental bagus yang harganya sempat turun, akan kembali berbalik naik. "Untuk jangka pendek dia (saham berfundamental bagus) bisa tidak berkorelasi, tetapi jangka panjang dia akan berkorelasi," ucap investor yang sering disebut Warren Buffet-nya Indonesia tersebut.

<!--more-->

Advertising
Advertising

Ia berpendapat investasi harus dilihat dari kacamata horizon waktu yang panjang. "(Fundamental) yang bagus dia tetap harganya di atas, yang jelek akan tetap di bawah. Dalam jangka panjang akan berkorelasi yang sempurna,” ucapnya.

Pernyataan itu menanggapi pertanyaan dari investor yang mengeluhkan harga saham yang memiliki fundamental yang bagus tidak mengalami kenaikan malah menurun di masa pandemi. Sebaliknya, justru saham dengan fundamental masih belum cukup jelas mengalami kenaikan harga saham yang fantastis.

Pria kelahiran Jakarta, 20 Februari 1959 ini pun tetap optimistis bahwa aliran value investing di antaranya dengan membeli saham di bawah nilai intrinsik bakal tetap menguntungkan. “Biasanya yang mengatakan value investing tidak relevan itu biasanya orang-orang sahamnya cuma sedikit, sehingga dia mengeluarkan statement,” ujarnya.

Selain itu, kata Lo Kheng Hong, tak jarang orang yang menyatakan hal tersebut malah namanya tidak pernah terdaftar sebagai pemegang saham perusahaan. “Lihat latar belakangnya, sahamnya biasanya cuma sedikit, dan namanya tidak pernah terdaftar di annual report sebagai pemegang saham, pasti enggak terdaftar."

BISNIS

Baca: Kedubes AS di RI Buka Lowongan Kerja, Gaji Berkisar Rp 92 Juta - Rp 679 Juta

Berita terkait

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

3 jam lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Tugas dan Daftar Banyak Jabatan Lainnya

15 jam lalu

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Tugas dan Daftar Banyak Jabatan Lainnya

Menkomarinves Luhut Binsar Pandjaitan ditunjuk Jokowi sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional. Ini jabatan kesekian yang diterima Luhut.

Baca Selengkapnya

YLKI: Pemerintah Mesti Lebih Tegas Menindak Pinjol Ilegal, hingga Mengusut Aliran Dana dan Investor

2 hari lalu

YLKI: Pemerintah Mesti Lebih Tegas Menindak Pinjol Ilegal, hingga Mengusut Aliran Dana dan Investor

Satgas Pasti menemukan 537 entitas pinjol ilegal di sejumlah situs dan aplikasi sepanjang Februari hingga Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Ini 7 Manfaat Utama Investasi

2 hari lalu

Ini 7 Manfaat Utama Investasi

Investasi menjadi salah satu langkah keuangan yang wajib dilakukan oleh semua orang.

Baca Selengkapnya

Zulkifli Hasan Ungkap 40 Pabrik Asal Tiongkok Produksi Baja Ilegal di Tanah Air

2 hari lalu

Zulkifli Hasan Ungkap 40 Pabrik Asal Tiongkok Produksi Baja Ilegal di Tanah Air

Zulhas menyayangkan baja tak sesuai standar mutu masih diproduksi di Indonesia dengan alasan investasi.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

2 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

3 hari lalu

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

Bank DBS Indonesia meraih peringkat AAA National Long-Term Rating dan National Short-Term Rating of F1+ dari Fitch Ratings Indonesia atas kinerja keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

3 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

3 hari lalu

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

Presdir Unilever Indonesia, Benjie Yap mengatakan salah satu hal yang penting bagi investor adalah fundamental bisnis.

Baca Selengkapnya

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

3 hari lalu

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

PT Unilever Indonesia Tbk. meraup laba bersih Rp 1,4 triliun pada kuartal pertama tahun 2024 ini.

Baca Selengkapnya