Lo Kheng Hong Cerita Mulai Investasi Saham saat Umur 30: Sangat Telat Sekali

Rabu, 1 September 2021 06:25 WIB

Lo Kheng Hong. Ui.ac.id

TEMPO.CO, Jakarta - Investor saham kawakan Lo Kheng Hong mengaku menyesal sangat terlambat mengenal dunia pasar modal. Ia menyebutkan mulai berkecimpung di dunia bursa saham, tepatnya pada 32 tahun yang lalu.

“Tiga puluh dua tahun yang lalu saya membeli saham, sama sekali saya buta. Kalau Warren Buffet itu membeli saham ketika usia 11 tahun, Tapi saya membeli saham ketika usia sangat telat, 30 tahun. Sangat telat sekali,” kata Lo Kheng Hong seperti dikutip dari unggahan video Instagram @lukas_setiaatmaja, Senin, 30 Agustus 2021.

Ia mengaku pada 32 tahun lalu tidak mengerti tentang saham, sehingga dirinya membeli saham tanpa pengetahuan sama sekali. “Waktu itu strategi saya bukan value investing, tapi strategi saya pertama kali itu adalah beli saham IPO, ketika listing saya jual. Itu strategi saya, itu yang 32 tahun yang lalu,” ujarnya.

Pasalnya, pada masa itu, Pak Lo--begitua ia biasa disapa--melihat banyak saham perusahaan yang melaksanakan penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) naik harganya. Oleh karena itu, LKH membeli saham saat IPO dan menjualnya saat listing.

Ia masih ingat betul saham pertama yang dibelinya adalah Gajah Surya Multifinance. Ketika itu antusiasme publik sangat tinggi, hingga muncul antrean panjang di gedung BDNI yang berlokasi di Jalan Hayam Wuruk, Jakarta Pusat. "Saya pikir demand-nya begitu kuat, yang jual hanya sedikit, ketika listing pasti naik," tuturnya. Tapi ternyata, malah harga saham tersebut kemudian jeblok.

Advertising
Advertising

<!--more-->

Tak hanya kali itu, ia juga mengaku rugi saat membeli saham ketika IPO tanpa berbekal pengetahuan yang cukup. "Demand tinggi dan supply sedikit bukan membuat harga naik tetapi menurun," ucap Lo Kheng Hong. Kali kedua ia merugi adalah saat membeli saham IPO Astra Graphia.

“Jadi sebetulnya pertama kali saya membeli saham, strateginya bukan value investing, tapi beli saat IPO, jual ketika listing dan tidak mempunyai pengetahuan sama sekali. Hanya ikut-ikutan saja,” ucap pria yang kini dijuluki Warren Buffet-nya Indonesia tersebut.

Pengalaman-pengalaman ini membuatnya terus belajar dan akhirnya memilih strategi value investing. Ia menilai value investing merupakan strategi membeli saham perusahaan di mana harga pasar jauh lebih murah daripada nilai intrinsik perusahaan.

“Artinya, ketika saya mendapatkan Mercy yang dijual harga Avanza. Tentu saya akan membeli. Itu metode yang paling sederhana kalau saya menemukan ada Mercy yang dijual harga Avanza, saya pasti akan beli,” ujar Lo Kheng Hong.

Dia menyebutkan, bila di dunia nyata hampir tak pernah ada orang yang mau menjual Mercy setara dengan harga Avanza. “Tetapi di bursa saham, Mercy yang dijual harga Avanza itu banyak. Jadi, itulah seperti value investing, berinvestasi berdasarkan nilai,” ucap Lo Kheng Hong.

BISNIS

Baca: Luhut Jengkel Alkes Diimpor dari Pakistan padahal Bahan Bakunya dari Morowali

Berita terkait

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

20 menit lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

3 hari lalu

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

IHSG menguat 0,86 persen ke level 7.097,2 dalam sesi pertama perdagangan Senin, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

4 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

6 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

7 hari lalu

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

Presdir Unilever Indonesia, Benjie Yap mengatakan salah satu hal yang penting bagi investor adalah fundamental bisnis.

Baca Selengkapnya

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

7 hari lalu

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

PT Unilever Indonesia Tbk. meraup laba bersih Rp 1,4 triliun pada kuartal pertama tahun 2024 ini.

Baca Selengkapnya

Profil Mustika Ratu, Perusahaan Jamu dan Kecantikan yang Didirikan Mooryati Soedibyo

7 hari lalu

Profil Mustika Ratu, Perusahaan Jamu dan Kecantikan yang Didirikan Mooryati Soedibyo

Pendiri Mustika Ratu, Mooryati Soedibyo meninggal dunia dalam usia 96 tahun. Simak profil perusahaan jamu dan kecantikan tersebut berikut ini.

Baca Selengkapnya

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

7 hari lalu

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

IHSG sesi I ditutup menguat 0,81 persen ke level 7.168,5. Nilai transaksi mencapai Rp 6,6 triliun.

Baca Selengkapnya

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

10 hari lalu

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

13 hari lalu

SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

SimInvest memprediksi dampak konflik timur Tengah tak begitu berpengaruh langsung terhadap bursa saham Indonesia.

Baca Selengkapnya