Karena itu Antam tidak melakukan transaksi spekulatif valuta asing. ”Meski nilai tukar melemah, kami tetap akan memiliki posisi kas yang kuat hingga akhir tahun sehingga rencana capital expenditure 2009 tidak akan terganggu," kata Direktur Keuangan Antam Djaja Tambunan dalam siaran persnya akhir pekan lalu.
Untuk mengatasi pelemahan tersebut, perseroan mengambil tindakan yang meminimkan imbas negatif terhadap arus kas dan rencana ekspansi perusahaan di masa datang. Salah satu caranya dengan menerapkan kebijakan pengelolaan lindung nilai valuta asing dengan memilih instrumen yang meminimalkan exposure perusahaan terhadap risiko valas sehingga mampu memberikan nilai lebih bagi para pemegang saham.
”Kebijakan treasury kami memastikan fluktuasi dan likuiditas pasar telah dikelola dengan baik dan berhati-hati dan sesuai peraturan. Maksimum lindung nilai 30 persen dari modal kerja per bulan,” ujar Djaja. Hal tersebut sekaligus merupakan bantahan Antam atas kabar kalau perseroan melakukan transaksi spekulatif valuta asing.
Antam memperkirakan gejolak ekonomi dunia masih akan berlanjut pada 2009, karenanya perseroan masih terus mengkaji berbagai kesempatan yang muncul untuk pengembangan sumber daya emas, bauksit, dan batu bara, dengan tetapa meningkatkan efisiensi.
"Kami akan segera menyelesaikan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap di Pomala, Sulawesi Tenggara, sehingga beban biaya pengolahan feronikel akan turun," ucap Djaja.
ARI ASTRI YUNITA