Presiden Joko Widodo bersama Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, meninjau pelaksanaan vaksinasi bagi pelajar di SMPN 22 Samarinda, Kalimantan Timur, Selasa, 24 Agustus 2021. Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan inflasi yang rendah juga bisa bukan menjadi hal yang menggembirakan.
"Bisa saja ini (inflasi rendah) mengindikasikan turunnya daya beli masyarakat akibat pembatasan aktivitas dan mobilitas," kata Jokowi dalam pembukaan rapat koordinasi nasional pengendali inflasi yang disiarkan secara virtual, Rabu, 25 Agustus 2021.
Pada kuartal II, tingkat inflasi di angka 1,52 persen yoy. "Angka inflasi itu jauh di bawah target inflasi 2021, yaitu 3 persen," ujarnya.
Dia mengatakan perekonomian negara semakin membaik, namun harus menjaga kewaspadaan. Dia bersyukur kuartal II 2021, ekonomi Indonesia mampu tumbuh 7,07 persen year on year.
"Kita wajib bersyukur, bersyukur, meskipun kita masih menghadapi ketidakpastian," ujarnya.
Kuartal III 2021, kata Jokowi, juga harus tetap waspada dan hati-hati dalam mengatur keseimbangan antara kesehatan dan ekonomi atau mengatur rem dan gas. Penyebaran Covid-19, menurutnya, tetap harus bisa dikendalikan dan masyarakat yang rentan harus dilindungi.
"Daya beli masyarakat harus ditingkatkan yang ini akan mendorong sisi demand, permintaan serta bisa menggerakkan mesin pertumbuhan ekonomi," kata Jokowi.
PSI Sambut Baik Partai Luar Koalisi Gabung di Pemerintahan Prabowo-Gibran
11 jam lalu
PSI Sambut Baik Partai Luar Koalisi Gabung di Pemerintahan Prabowo-Gibran
Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menyambut baik partai-partai non-Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang ingin bergabung pasca penetapan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai presiden dan wakil presiden terpilih. Menurut Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie, sikap tersebut mencontoh Presiden Joko Widodo alias Jokowi.