Faisal Basri: Jangan Cuma Melihat Nisbah Utang Kita Hanya 40 Persen

Kamis, 19 Agustus 2021 10:05 WIB

Faisal Basri. TEMPO/Jati Mahatmaji

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom senior dari Universitas Indonesia, Faisal Basri, menilai posisi utang Indonesia tak hanya bisa dilihat dari persentasenya terhadap produk domestik bruto atau PDB. Secara rasio, utang Indonesia terlihat lebih kecil dari negara lain, seperti Jepang, Yunani, dan Singapura.

“Jangan cuma melihat nisbah utang kita ‘hanya’ 40 persen, yang jauh di bawah Jepang (237 persen), Yunani (177 persen), dan Singapura (133 persen),” ujar Faisal dalam situs resminya, faisalbasri.com, Rabu, 18 Agustus 2021.

Posisi utang, kata Faisal Basri, juga dilihat dari beban bunga yang meliputi persentase pembayaran bunga utang pemerintah terhadap belanja total pemerintah pusat. Saat ini beban pembayaran bunga utang terus bertambah, bahkan mencapai lebih dari seperlima pengeluaran pemerintah. Pada 2022, beban pembayaran bunga Indonesia pun menyentuh 20,9 persen.

Sedangkan di Jepang, Yunani, dan Singapura, meski utang ketiga negara itu tinggi, beban pembayaran bunganya sangat rendah. Beban pembayaran bunga utang Jepang adalah 9 persen; Yunani 6,7 persen; dan Singapura 0,6 persen.

Faisal mengatakan Badan Pemeriksa Keuangan atau BPK telah mengingatkan bahwa beban utang pemerintah melampaui beberapa standar internasional. Pertama, Rasio debt service terhadap penerimaan sebesar 46,77 persen melampaui rekomendasi Dana Moneter Internasional atau IMF sebesar 25-35 persen.

Advertising
Advertising

Kedua, rasio pembayaran bunga terhadap penerimaan sebesar 19,06 persen melampaui rekomendasi IDR sebesar 4,6-6,8 persen dan rekomendasi IMF sebesar 7-10 persen. Ketiga, rasio utang terhadap penerimaan sebesar 369 persen melampaui rekomendasi IDR sebesar 92-167 persen dan rekomendasi IMF sebesar 90-150 persen.

Anggaran program pengelolaan utang negara untuk pembayaran bunga utang dalam RAPBN 2022 dialokasikan sebesar Rp 405, 9 triliun. Angka ini naik 10,8 persen dari outlook APBN 2021. Adapun jumlah pembayaran bunga utang terdiri atas pembayaran bunga dalam negeri sebesar Rp 393,6 triliun dan pembayaran bunga utang luar negeri sebesar Rp 12,1 triliun.

Bunga utang terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada periode 2017-2021, pembayaran bunga utang meningkat dari Rp 216,6 triliun menjadi Rp 366,2 triliun. Besaran beban bunga utang tersebut disebabkan oleh penambahan outstanding utang, termasuk penambahan utang yang digunakan untuk menangani dampak pandemi Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional.

Baca: Faisal Basri: Utang Pemerintah Naik Lebih dari 3 Kali Lipat dari Akhir Pemerintahan SBY-JK

Berita terkait

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

23 jam lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Begini Jawaban BRIN soal Perintah Pengosongan Rumah Dinas di Puspitek Serpong

4 hari lalu

Begini Jawaban BRIN soal Perintah Pengosongan Rumah Dinas di Puspitek Serpong

Manajemen BRIN angkat bicara soal adanya perintah pengosongan rumah dinas di Puspitek, Serpong, Tangerang Selatan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

4 hari lalu

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

Menteri Keuangan Sri Mulyani menemui Wakil Presiden Maruf Amin untuk melaporkan hasil pertemuan IMF-World Bank Spring Meeting dan G20 yang saya hadiri di Washington DC. pekan lalu. Dalam pertemuan itu, Sri Mulyani pun membahas mitigasi dampak geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

7 hari lalu

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

Isy Karim mengatakan Kemendag akan memperjuangkan utang selisih harga minyak goreng yang tersendat sejak awal 2022.

Baca Selengkapnya

Program Makan Siang Gratis Prabowo Masuk RAPBN 2025, Ekonom Ini Ingatkan Anggaran Bakal Sangat Tertekan

8 hari lalu

Program Makan Siang Gratis Prabowo Masuk RAPBN 2025, Ekonom Ini Ingatkan Anggaran Bakal Sangat Tertekan

Direktur Ideas menanggapi rencana Presiden Jokowi membahas program yang diusung Prabowo-Gibran dalam RAPBN 2025.

Baca Selengkapnya

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

8 hari lalu

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

Bank DBS Indonesia meraih peringkat AAA National Long-Term Rating dan National Short-Term Rating of F1+ dari Fitch Ratings Indonesia atas kinerja keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya

Dagang Sapi Kabinet Prabowo

8 hari lalu

Dagang Sapi Kabinet Prabowo

Partai politik pendukung Prabowo-Gibran dalam pemilihan presiden mendapat jatah menteri berbeda-beda di kabinet Prabowo mendatang.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Kemenkeu soal Prediksi Kenaikan Rasio Utang jadi 40 Persen pada 2025

9 hari lalu

Penjelasan Kemenkeu soal Prediksi Kenaikan Rasio Utang jadi 40 Persen pada 2025

Kemenkeu merespons soal kenaikan rasio utang pemerintah terhadap produk domestik bruto (PDB) pada 2025.

Baca Selengkapnya

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

10 hari lalu

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.

Baca Selengkapnya

PT PundiKas Indonesia Bantah Telah Menjebak dan Meneror Nasabah karena Pinjol

10 hari lalu

PT PundiKas Indonesia Bantah Telah Menjebak dan Meneror Nasabah karena Pinjol

PT PundiKas Indonesia, layanan pinjaman dana online atau pinjol, membantah institusinya telah menjebak nasabah dengan mentransfer tanpa persetujuan.

Baca Selengkapnya