Satelit SATRIA Butuh Investasi USD 540 Juta, Pendanaan dari Prancis hingga Cina

Rabu, 18 Agustus 2021 19:14 WIB

Satelit Republik Indonesia atau Satelit Satria. aptika.kominfo.go.id

TEMPO.CO, Jakarta – Pemerintah membutuhkan investasi senilai US$ 540 juta atau Rp 7,8 triliun (kurs Rp 14.500) untuk membangun Satelit Republik Indonesia atau SATRIA I. Pendanaan dipakai untuk membiayai komponen, baik pembuatan satelit, roket peluncur, IP hub, sistem monitor, hingga stasiun bumi.

“Saat ini total pendanaan atau financing closure dari biaya investasi sebesar US$ 540 juta sudah selesai dan proses produksi sedang berjalan,” ujar Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny Gerald Plate saat dihubungi melalui perpesanan instan, Rabu, 18 Agustus 2021.

Johnny menjelaskan sumber pendanaan proyek SATRIA I berasal dari berbagai lembaga pembiayaan kredit internasional, seperti Banque Publique D'investissement atau BPI France dan Asia Infrastructure Investment Bank (AIIB) Cina. Pendanaan juga bersumber dari perbankan, seperti Korea Development Bank, HSBC, dan Banco Santander.

Menurut Johnny, besaran investasi yang disediakan beragam sesuai dengan kebutuhan proyek dan kesepakatan bersama pemerintah. Ia memastikan dukungan pendanaan akan memperlancar proyek pembuatan satelit tersebut.

Proyek Satelit SATRIA I dibangun melalui perjanjian kerja sama pemerintah dengan badan usaha atau KPBBU. Penanggung jawab proyek ini adalah Kominfo bersama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi Informasi (BAKTI). Sedangkan badan usaha pelaksananya ialah PT Satelit Nusantara Tiga.

Advertising
Advertising

Adapun proyek ini telah menunjuk konsultan pengawas independen, yakni PT Surveyor Indonesia dan penjamin infrastruktur melalui PT Penjamin Infrastruktur Indonesia (PII). Berdasarkan linimasa pembangunan SATRIA, pada Maret 2021, tahap pembangunan satelit memasuki financial close dan pada tahun yang sama mulai dibangun Stasiun Bumi di sebelas lokasi.

Stasiun Bumi berada di Cikarang, Batam, Pontianak, Banjarnegara, Tarakan, Manado, Manokwari, Ambon, Kupang, Timika, dan Jayapura. Sedangkan pada pertengahan tahun depan, akan dilakukan penyatuan antara payload procurement dan propulsion unit procurement.

SATRIA I akan beroperasi secara komersial pada 17 November 2023. Setelah beroperasi, satelit ini akan menjangkau 150 ribu titik layanan publik dengan total jangkauan 116 spotbeam dan memiliki total kapasitas 150 Gbps. Satelit ini diklaim memiliki teknologi digital processing termutakhir dan merupakan Satelit Spacebus Neo 6 tingkat pertama di Asia.

Baca Juga: Pembangunan Satelit SATRIA Libatkan Kontraktor Asing, Ada Perusahaan Elon Musk

Berita terkait

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

5 jam lalu

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

Mendag Zulkifli Hasan menginspeksi mendadak sebuah pabrik baja milik investor Cina yang meproduksi baja ilegal tidak sesuai SNI.

Baca Selengkapnya

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

7 jam lalu

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

Seorang perempuan Cina merebut hati Pangeran Charles dan Belgia. Kisah percintaan mereka seperti dalam dongeng.

Baca Selengkapnya

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Tugas dan Daftar Banyak Jabatan Lainnya

9 jam lalu

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Tugas dan Daftar Banyak Jabatan Lainnya

Menkomarinves Luhut Binsar Pandjaitan ditunjuk Jokowi sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional. Ini jabatan kesekian yang diterima Luhut.

Baca Selengkapnya

Vivo X100 Ultra Dirumorkan akan Miliki Fitur Konektivitas Satelit, Ini Detailnya

10 jam lalu

Vivo X100 Ultra Dirumorkan akan Miliki Fitur Konektivitas Satelit, Ini Detailnya

Ponsel Vivo X100 Ultra akan menggunakan satelit Tiantong untuk komunikasinya.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

11 jam lalu

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 27 April 2024 diawali oleh berita soal lima sumber kekayaan negara Iran, yang sedang menghadapi ketegangan dengan Israel

Baca Selengkapnya

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

13 jam lalu

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

Sebuah pabrik baja Cina, PT Hwa Hok Steel, terungkap memproduksi baja tulangan beton tidak sesuai SNI sehingga produk mereka dinyatakan ilegal.

Baca Selengkapnya

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

22 jam lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

1 hari lalu

Cina Turun Tangan Pertemukan Fatah dan Hamas di Beijing

Pemerintah Cina turun tangan mempertemukan dua kelompok berseteru di Palestina yaitu Fatah dan Hamas

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

1 hari lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya

Ini 7 Manfaat Utama Investasi

1 hari lalu

Ini 7 Manfaat Utama Investasi

Investasi menjadi salah satu langkah keuangan yang wajib dilakukan oleh semua orang.

Baca Selengkapnya