Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menutupi wajahnya saat meninggalkan Kompleks Istana Kepresidenan usai menemui Presiden Joko Widodo di Jakarta, Senin, 9 Desember 2019. Presiden memerintahkan manajemen Pertamina untuk meningkatkan pengawasan penyimpangan BBM bersubsidi. ANTARA
TEMPO.CO, Jakarta – Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok memberikan pekerjaan rumah alias PR bagi perusahaan minyak negara untuk menghemat anggaran di tengah fluktuasi harga minyak dunia.
PR itu merupakan target yang harus dikejar untuk meningkatkan performa Pertamina setelah perseroan masuk 500 besar perusahaan dunia versi Fortune.
“Tahun ini harus ada penghematan besar-besaran karena harga minyak sudah US$ 70 (per barel) dan belum disesuaikan (dengan) harga jual BBM,” ujar Ahok saat dihubungi Tempo, Selasa, 3 Agustus 2021.
Dia mengatakan jajaran manajemen harus bekerja keras sampai akhir 2021 di tengah pandemi Covid-19 yang masih terus berlangsung. Dia mewanti-wanti agar setoran perusahaan ke negara tidak melorot.
Ahok juga mengingatkan agar Pertamina tidak merugi. Salah satu caranya, Pertamina harus menyiapkan strategi partnership dan meratakan lapangan tanding untuk membuka jenjang karier yang inklusif.
“Secara konsolidasi jangan sampai rugi dengan harga ICP US$ 70 dan BBM tidak naik,” kata dia. <!--more--> Pertamina masuk kategori 500 perusahaan terbesar dunia versi Fortune. Fortune menempatkan Pertamina ke peringkat ke-278 dengan nilai pemasukan atau revenue rating sebesar US$ 49,469 miliar.
Dalam keterangannya, Menteri Badan Usaha Milik Negara atau BUMN Erick Thohir mengatakan Pertamina bisa bersaing dengan kompetitor di ranah global. Musababnya, ia mengklaim Pertamina memiliki kualitas dan kapabilitas untuk menunjang perusahaan sebagai perusahaan besar.
Adapun Ahok mengapresiasi pencapaian Pertamina dan kinerja manajemen yang telah melakukan optimasi biaya.
“Selamat kepada jajaran manajemen yang telah bekerja melakukan cost optimasi dan juga BOC serta BOD seluruh sub-holding yang bekerja mendukung kebijakan manajemen persero (holding),” kata Ahok.