UNESCO Minta Proyek TN Komodo Disetop, Ini Pesan Susi untuk Sandiaga
Reporter
Francisca Christy Rosana
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Selasa, 3 Agustus 2021 12:33 WIB
TEMPO.CO, Jakarta – Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, memberikan pesan kepada Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno tentang pengembangan Taman Nasional Komodo di Nusa Tenggara Timur. Susi berharap Sandiaga memiliki pemikiran yang berbeda.
“Dear Pak Sandi @sandiuno ..you had been traveled & living abroad .. you have seen manything.. I believe you also see we have to do differently in this Komodo issues… (Pak Sandi yang terhormat, Anda telah bepergian dan tinggal di luar negeri. Anda telah melihat banyak hal. Saya percaya Anda juga melihat bahwa kita harus melakukan hal yang berbeda dalam masalah Komodo ini,” kata Susi dalam akun Twitter pribadinya, @susipudjiastuti, Selasa, 3 Agustus 2021.
Susi percaya bahwa Sandiaga memiliki pikiran dengan wawasan yang sangat luas. Karena itu, Sandiaga, kata dia, akan memiliki pemikiran yang berbeda soal pengembangan Taman Nasional Komodo ketimbang yang direncanakan sebelumnya.
“Your worls boarded mind should make things different, (pikiran Anda yang berwawasan dunia harus membuat segalanya berbeda),” kata Susi.
UNESCO meminta proyek infrastruktur disetop karena berpotensi memberikan dampak terhadap nilai universal luar biasa atau outstanding universal value (OUV). Pemberhentian dilakukan sampai pemerintah menyerahkan revisi amdal yang akan ditinjau oleh Uni Internasional untuk Konservasi Alam (International Union for Conservation of Nature, IUCN).
Adapun Sandiaga menjamin pengembangan Taman Nasional Komodo akan mempertimbangkan kajian dampak dan analisis bagi lingkungan. Sandiaga mengatakan proyek-proyek infrastruktur di kawasan wisata prioritas tersebut mengutamakan kelanjutan ekosistem komodo.
<!--more-->
“Pada akhirnya tujuannya mengarahkan kita pada Taman Nasional Komodo yang dikelola dengan penuh kehati-hatian agar biodiversity dan eksositem tidak terganggu,” ujar Sandiaga.
Sandiaga melanjutkan, kementeriannya akan berkoordinasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan ihwal evaluasi terhadap analisis dampak lingkungan atau amdal. Selanjutnya, Sandiaga menyebut bakal mengadakan pertemuan dengan UNESCO untuk menindaklanjuti surat permintaan penghentian proyek sementara itu.
Dia menduga ada sedikit perbedaan informasi dari surat UNESCO yang berkembang di masyakarat dan catatan dari Komite tersebut kepada pemerintah. “Karena yang berkembang ini kemungkinan sedikit berbeda dengan apa yang jadi catatan kita terhadap meeting yang terjadi di UNESCO, termasuk soal outstanding universal value tentang rencana strategis pemerintah, kerugian, dan sebagainya,” ujar Sandiaga.
Sandiaga berujar, sejauh ini pemerintah akan tetap mengembangkan pariwisata Labuan Bajo dengan peta pariwisata yang telah disusun. Menurut dia, akan ada kawasan terbatas yang termasuk area ecotorusim dan kawasan yang bisa dikunjungi secara masif oleh wisatawan.
BACA: Pastikan Labuan Bajo Tetap Jadi Lokasi G20 2022, Sandiaga: Harus Kita Wujudkan
FRANCISCA CHRISTY ROSANA