Pasar Saham Jatuh, Dolar AS Menguat

Reporter

Antara

Sabtu, 31 Juli 2021 09:17 WIB

Ilustrasi mata uang dolar A.S. REUTERS/Guadalupe Pardo

TEMPO.CO, Jakarta - Dolar AS menguat bersama dengan mata uang safe haven lainnya pada akhir perdagangan Jumat waktu Amerika atau Sabtu pagi WIB. Hal ini terjadi karena data ekonomi AS yang optimistis dan jatuhnya pasar saham membantu membalikkan beberapa kerugian dari awal pekan ini ketika pernyataan dovish Federal Reserve atau The Fed menghentikan reli greenback selama sebulan.

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama saingannya, naik 0,33 persen menjadi 92,1701. Indeks masih turun 0,77 persen untuk minggu ini, merupakan laju kinerja mingguan terburuk sejak minggu pertama Mei.

Keuntungan pada Jumat, 30 Juli 2021, untuk mata uang AS terjadi karena saham jatuh menyusul laporan laba suram oleh Amazon, meningkatnya kekhawatiran atas penyebaran cepat varian Delta Covid-19, dan setelah tindakan keras peraturan oleh China pada sektor teknologi dan pendidikannya.

“Kami berada di akhir bulan dan Agustus cenderung menjadi bulan paling kejam bagi pasar keuangan secara musiman, dalam basis 10 tahun, ini adalah bulan terlemah,” kata Direktur Pelaksana BK Asset Management, Kathy Lien.

"Jadi dengan varian Delta serta ketidakpastian di sekitar Cina, investor menjadi gelisah dan saya pikir mereka khawatir tentang koreksi yang lebih bertahan lama di saham dan Anda mulai melihat dolar menangkap tawaran safe haven," dia mengatakan.

Yen Jepang dan krona Norwegia, yang juga dilihat sebagai mata uang safe haven, masing-masing naik 0,26 persen dan 1,27 persen.

Dolar juga mendapat dukungan setelah Presiden Federal Reserve St. Louis, James Bullard mengatakan The Fed harus mulai mengurangi pembelian obligasi bulanan 120 miliar dolar AS dalam musim gugur ini dan memotongnya "cukup cepat" sehingga program berakhir pada bulan-bulan pertama 2022 buat membuka cara bagi kenaikan suku bunga tahun itu jika diperlukan.

Greenback merosot awal pekan ini setelah Ketua Fed Jerome Powell mengatakan kenaikan suku bunga masih "jauh" dan pasar kerja masih memiliki "beberapa alasan untuk dibahas."

"Sementara dolar mengalami kemunduran penting minggu ini, seberapa signifikan hal itu dapat dibuktikan oleh data penggajian (payrolls) non-pertanian minggu depan," kata Joe Manimbo, analis pasar senior di Western Union Business Solutions di Washington.

Data ekonomi pada Jumat positif terhadap dolar, menunjukkan kenaikan belanja konsumen AS yang lebih tinggi dari perkiraan pada Juni karena vaksinasi Covid-19 mendorong permintaan untuk jasa-jasa dan rekreasi terkait perjalanan, meskipun sebagian dari kenaikan tersebut mencerminkan harga yang lebih tinggi, dengan inflasi tahunan yang semakin cepat di atas target Fed 2,0 persen.

Euro melemah 0,26 persen terhadap greenback tetapi mendekati level tertinggi satu bulan setelah data menunjukkan ekonomi zona euro tumbuh lebih cepat dari yang diharapkan pada kuartal kedua, menarik diri dari resesi terkait pandemi, sementara inflasi melesat melewati target Bank Sentral Eropa 2,0 persen pada Juli.

Sementara itu, yuan Cina telah memulihkan semua kerugiannya dari penurunan Selasa, 27 Juli 2021 hingga diperdagangkan pada 6,4660 per dolar.

Sentimen terbantu oleh upaya Cina untuk menenangkan kegelisahan investor, dengan memberi tahu pialang asing untuk tidak “melebih-lebihkan” tindakan regulasi terbarunya.

Dolar Australia dan Selandia Baru, yang dipandang sebagai aset berisiko, turun hari ini tetapi tetap mendekati level tertinggi dua minggu.

Sterling beringsut 0,5 persen lebih rendah terhadap dolar menjelang pertemuan bank sentral Inggris, Bank of England, minggu depan.

Bitcoin turun 3,0 persen, tergelincir jauh di bawah 40.000 dolar AS, sebuah level yang belum disentuh mata uang kripto sejak pertengahan Juni.

Baca Juga: Rupiah Ditutup Menguat di 14.462 per USD, Faktor Apa Saja Pemicunya?

Berita terkait

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

2 jam lalu

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

Ketegangan di Timur Tengah yang perlahan mereda menjadi salah satu faktor peluang menguatnya rupiah.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

2 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

2 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

2 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

2 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

2 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

3 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

3 hari lalu

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

Presdir Unilever Indonesia, Benjie Yap mengatakan salah satu hal yang penting bagi investor adalah fundamental bisnis.

Baca Selengkapnya

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

3 hari lalu

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I-2024

PT Unilever Indonesia Tbk. meraup laba bersih Rp 1,4 triliun pada kuartal pertama tahun 2024 ini.

Baca Selengkapnya

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

3 hari lalu

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut pelemahan rupiah dipengaruhi oleh arah kebijakan moneter AS yang masih mempertahankan suku bunga tinggi.

Baca Selengkapnya