Rupiah Ditutup Menguat di 14.462 per USD, Faktor Apa Saja Pemicunya?

Jumat, 30 Juli 2021 16:55 WIB

Petugas penukaran mata uang asing tengah menghitung uang pecahan 100 dolar Amerika di Jakarta, Kamis, 24 Desember 2020. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat tipis 5 poin atau 0,03 persen ke level 14.200. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Berkebalikan dengan indeks harga saham gabungan (IHSG), nilai tukar rupiah pada perdagangan sore hari ini ditutup menguat. Penguatan rupiah kali ini terutama didorong oleh sentimen dovish bank sentral Amerika Serikat atau The Federal Reserve (The Fed).

Pada penutupan perdagangan Jumat, 30 Juli 2021, kurs rupiah di pasar spot ditutup menguat 20 poin atau 0,14 persen ke level Rp 14.462 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS terpantau menguat 0,01 poin atau 0,01 persen ke level 91,874 pada pukul 14.56 WIB.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi, menjelaskan, walaupun dolar AS menguat pada hari ini, tetapi masih mendekati level terendahnya di satu bulan terakhir. Pasalnya The Fed mempertahankan sikap dovish-nya dalam keputusan kebijakan terbaru.

"Data ekonomi AS yang mengecewakan juga menahan reli mata uang AS tersebut," ujar Ibrahim, Jumat, 30 Juli 2021.

Pernyataan bos The Fed Jerome Powell yang disampaikan pada hari Rabu lalu, kata Ibrahim, mendorong tren pelemahan greenback. Powell saat itu menegaskan kenaikan suku bunga "masih jauh" dan pasar kerja masih memiliki "beberapa alasan untuk dibantu" sebelum pengurangan aset dapat dimulai.

Advertising
Advertising

<!--more-->

Data PDB negara Abang Sam pada kuartal II tahun 2021 juga gagal menguatkan dolar AS. Meskipun PDB AS tumbuh solid 6,5 persen kuartal ke kuartal pada kuartal II tahun ini, namun itu lebih rendah dari perkiraan 8,5 persen, dan kuartal I tahun ini sebesar 6,3 persen.

Adapun faktor internal yang mempengaruhi pergerakan rupiah hari ini di antaranya berasal dari respons positif dari pasar terhadap sikap Presiden Joko Widodo yang memerintahkan para menteri, gubernur, bupati/walikota untuk bekerja ekstra menekan angka kasus kematian akibat positif virus corona (Covid-19).

"Dalam memperpanjang PPKM Level 4, pemerintah terus melakukan intervensi baik di bidang kesehatan maupun di bidang bantuan sosial," kata Ibrahim. Apalagi Varian Delta bisa menyebar sangat cepat.

Bukan hanya itu, kelompok yang sebelumnya tidak rentan, seperti anak-anak dan dewasa muda menjadi berisiko dengan gejala lebih berat. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga sudah menyarankan agar pembatasan tetap dilakukan tetap dilakukan.

Dengan sejumlah faktor itu, Ibrahim memperkirakan kurs rupiah di awal pekan depan masih akan berfluktuatif. "Namun ditutup menguat di rentang Rp 14.440 - Rp 14.490 per dolar AS," ucapnya.

BISNIS

Baca: Tanggapi Rencana Tapering Off oleh The Fed, BI Siapkan Langkah Antisipasi

Berita terkait

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

1 hari lalu

Rupiah Menguat di Akhir Pekan, Sentuh Level Rp 16.083 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah ditutup menguat Rp 16.083 terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat, 3 Mei.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

1 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

1 hari lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

1 hari lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

1 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

2 hari lalu

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di angka Rp 16.088 pada perdagangan akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

2 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

4 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

4 hari lalu

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

Daftar negara dengan mata uang terlemah menjadi perhatian utama bagi para pengamat ekonomi dan pelaku pasar.

Baca Selengkapnya

AdaKami Fokus Pendanaan Usaha Mikro dan Kecil

5 hari lalu

AdaKami Fokus Pendanaan Usaha Mikro dan Kecil

AdaKami akan berfokus pada pendanaan untuk usaha mikro dan kecil.

Baca Selengkapnya