Kemendag Berharap Makin Banyak UKM Jamu dan Produk Herbal Ekspor ke Nigeria
Reporter
Antara
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Jumat, 23 Juli 2021 17:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kemendag mencatat Indonesia merupakan pengekspor jamu ke-18 di dunia. Total nilai ekspor jamu Indonesia ke dunia pada tahun 2021 mencapai 41,5 juta dolar AS atau meningkat 10,96 persen dibandingkan tahun 2019.
Kementerian Perdagangan melalui Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Lagos optimistis ekspor produk jamu asal Indonesia semakin propekstif.
“Menurut data Trademap, di Nigeria, Indonesia merupakan salah satu penyuplai produk jamu ke-15. Nigeria merupakan importir jamu terbesar di Kawasan Afrika Barat yang mencapai 1,3 juta dolar AS di tahun 2020. Semoga tahun ini dan tahun yang akan datang, ekspor herbal ke Nigeria akan semakin meningkat,” ujar Kepala Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia (PPEI) Kemendag RI Heriyono Hadi Prasetyo lewat keterangannya di Jakarta, Jumat 23 Juli 2021.
Heriyono menyampaikan hal itu dalam kegiatan “Forum Bisnis dan Penjajakan Kesepakatan Dagang” (business matching) yang diselenggarakan ITPC Lagos secara virtual di Lagos, Nigeria.
Forum Bisnis dan Penjajakan Kesepakatan Dagang (business matching) yang diselenggarakan ITPC Lagos secara virtual pada mengambil tema “Natural Ingredients for Health Products”.
Forum ini menampilkan eksportir dan produsen seperti jamu, suplemen herbal, serta perawatan natural kesehatan untuk pria dan wanita.
Hadir sebagai pembicara utama yaitu Kepala Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia (PPEI) Kemendag RI Heriyono Hadi Prasetyo, serta Wakil Ketua Umum Bidang Industri, Investasi, Hak Cipta, dan Inovasi Asosiasi Gabungan Pengusaha Jamu dan Obat Indonesia (GP Jamu) Jony Yuwono.
Empat importir produk jamu dan suplemen herbal yang berasal dari kota-kota pusat bisnis Nigeria yaitu Lagos, Kano, dan Enugu juga dihadirkan. ITPC Lagos memperkenalkan eksportir jamu dan suplemen herbal Indonesia dari provinsi Aceh, Bangka Belitung, Jakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Para pelaku usaha Indonesia yang mengikuti kegiatan ini di antaranya dari PT Petra Anugrah Tama, PT Lestari Jaya Bangsa, PT Herbacore, PT Gujati 59 Utama, Sinyo Babel, PT Razie Aceh, serta PT Mustika Ratu. Sebagian besar pelaku usaha merupakan UKM orientasi ekspor binaan PPEI (Razie Aceh, Lestari Jaya, Gujati, Sinyo Babel) dan anggota GP Jamu.
<!--more-->
“Jamu dan suplemen herbal Indonesia merupakan produk yang sangat dicari masyarakat Nigeria, khususnya Nigeria bagian utara. Kami berharap ke depannya akan semakin banyak lagi UKM produk jamu dan suplemen herbal dari Indonesia yang masuk ke pasar Nigeria dan meningkatkan ekspor Indonesia ke Nigeria, termasuk UKM binaan PPEI,” ujar Heriyono.
Sementara itu, Jony Yuwono menyatakan produk jamu dan suplemen herbal Indonesia dibuat dengan menggunakan bahan-bahan alami yang sudah lolos uji kelayakan dan menggunakan teknologi terkini namun tetap mewarisi budaya turun temurun yang dilestarikan Indonesia.
“Forum Bisnis ini merupakan langkah awal yang baik untuk memperluas kerja sama bisnis yang sudah dikenal di Nigeria Bagian Utara menjadi ke seluruh negara bagian di Nigeria,” tuturnya.
Kepala ITPC Lagos Hendro Jonathan menjelaskan, Nigeria merupakan pasar yang menjanjikan bagi Indonesia dengan jumlah penduduk saat ini mencapai lebih dari 200 juta jiwa.
“Kesadaran mengonsumsi minuman/makanan herbal juga mulai terbentuk di tengah masyarakat Nigeria. Peluang ekspor ini perlu dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh para pelaku usaha Indonesia,” imbuh Hendro.
BACA: Uji Klinis Herbal untuk Covid-19 di Indonesia, LIPI Tagih Evaluasi BPOM