Ma'ruf Amin Ajak Ulama Serukan Berjihad Lawan Bahaya Covid-19 yang Jahat
Reporter
Antara
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Senin, 12 Juli 2021 22:09 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengajak para ulama dan tokoh agama Islam untuk bersama-sama dengan Pemerintah dalam menanggulangi pandemi Covid-19. Caranya dengan menekan angka penularan virus tersebut di masyarakat.
"Mari bersama-sama pemerintah kita berjuang, berjihad menghadapi bahaya Covid-19 yang jahat," kata Ma'ruf, Senin, 12 Juli 2021.
Ajakan itu disampaikan saat audiensi yang dihadiri secara langsung oleh pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat di Istana Wakil Presiden Jakarta. Selain itu acara juga diselenggarakan secara daring oleh pengurus MUI daerah dan sejumlah kepala daerah.
Di Istana Wapres Jakarta tampak sejumlah tokoh yang hadir seperti Ketua Umum MUI Miftachul Ahyar, Wakil Ketua Dewan Pertimbangan MUI Zein Umar bin Smith, Wakil Ketua Umum MUI Marsudi Syuhud, Ketua MUI Yusnar Yusuf, Ketua MUI Jeje Zainuddin dan Ketua MUI Asrorun Ni’am.
Adapun pertemuan virtual dengan Wapres diikuti oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Bupati Sukoharjo Etik Suryani, Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati, Bupati Rembang Abdul Hafidz dan Bupati Pati Haryanto.
<!--more-->
Lebih jauh Ma'ruf meminta para ulama dan tokoh agama mendukung pelaksanaan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat darurat atau PPKM Darurat. "Saya ingin mengajak sahabat-sahabat semua, para kiai, para ulama, para habib untuk bersama-sama dengan Pemerintah menanggulangi bahaya Covid-19 yang demikian besar dan dahsyat," tuturnya.
Menurut Ma'ruf Amin, pandemi Covid-19 di Indonesia bukan hanya tugas pemerintah, melainkan semua pihak termasuk para ulama. "Saya menggunakan istilah ‘bersama-sama’, bukan membantu Pemerintah, karena menanggulangi pandemi Covid-19 itu merupakan tanggung jawab kebangsaan dan kenegaraan, termasuk tanggung jawab keagamaan."
Angka kematian akibat penyakit ini sudah sangat banyak. Oleh karena itu pemerintah menerapkan kebijakan PPKM darurat untuk melindungi dan menjaga masyarakat dari korban.
Sebagai gambaran, kata Wapres, jumlah tenaga kesehatan yang meninggal dunia karena Covid-19 mencapai lebih dari 1.000 orang, antara lain terdiri atas 405 dokter, 399 perawat, 166 bidan, 43 dokter gigi dan 32 ahli tenaga laboratorium (ATLM). Sedangkan jumlah ulama yang meninggal karena terinfeksi Covid-19 mencapai 541 orang.
Ma'ruf Amin menyebutkan, angka korban sudah begitu banyak, baik yang positif maupun meninggal. "Ini yang saya ingin sampaikan kepada para kiai, sehingga rumah sakit-rumah sakit sekarang sudah tidak menampung, kekurangan oksigen," katanya.
ANTARA
Baca: Sri Mulyani Sebut PPKM Darurat Bakal Diperpanjang hingga 6 Minggu, Ini Sebabnya