Rupiah Ditutup Menguat di Level 14.493 per Dolar AS, Apa Saja Faktor Pemicunya?
Reporter
Bisnis.com
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Senin, 12 Juli 2021 17:57 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pada perdagangan awal pekan ini, kurs rupiah menguat dan kembali di bawah level Rp 14.500 per dolar AS. Data Bloomberg menunjukkan, nilai tukar rupiah di pasar spot parkir di level Rp 14.493 per dolar AS, menguat 0,24 persen atau 35 poin dari penutupan sebelumnya di level Rp 14.528.
Rupiah terpantau masih melemah 3,15 persen terhadap dolar AS selama tahun berjalan. Nilai tukar rupiah sempat dibuka ke level Rp 14.481 dan sepanjang hari bergerak di rentang Rp 14.480 - Rp 14.498. Adapun indeks dolar AS menguat pada pukul 15.22 WIB ke level 92,123 dari penutupan sebelumnya 92,116.
Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menyatakan setelah PPKM Mikro Darurat diterapkan selama sepekan, pengusaha dan masyarakat mengikuti anjuran dari pemerintah. Pasar pun optimistis bahwa PPKM Mikro Darurat akan berdampak positif terhadap menurunnya kasus Covid-19.
"Ini terbukti dalam 2 hari terakhir penambahan kasus Covid-19 mulai menunjukkan tanda-tanda penurunan, meski masih tinggi," kata Ibrahim, Senin, 12 Juli 2021.
Hingga kemarin tercatat kasus baru dilaporkan sebanyak 36.197 orang, dan sehari sebelumnya 35.094 orang. Angka itu turun dari Kamis dan Jumat yang penambahannya lebih dari 38.000 orang per hari.
Di pekan ini terutama di DKI Jakarta, jalan–jalan terlihat lenggang, perkantoran sepi, mal dan pasar tutup. Hal tersebut menunjukkan pengetatan di perbatasan baik perbatasan dengan Tangerang maupun Bekasi cukup berhasil menghalau laju kerumunan kendaraan baik roda empat maupun roda dua.
<!--more-->
Lengang dan sepinya aktivitas masyarakat yang terjadi saat ini, menurut Ibrahim, dapat menggambarkan apakah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat mampu menurunkan angka infeksi harian.
Pemerintah telah menerapkan PPKM Mikro Darurat sejak 3 Juli lalu, dan berlangsung hingga 20 Juli. Perlu waktu sekitar seminggu setelah penerapan untuk mengetahui apakah efektif, mengingat ada masa inkubasi virus corona.
Dengan penambahan kasus Covid-19 harian terus menunjukkan tren penurunan, maka akan berdampak positif terhadap mata uang rupiah dan ini terbukti dalam penutupan pasar sore ini rupiah ditutup menguat. "Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif, tetapi ditutup melemah tipis di rentang Rp 14.470 - Rp 14.510," kata Ibrahim.
Adapun faktor penguatan rupiah dari sisi eksternal, menurut dia, karena adanya peralihan fokus investor ke inflasi AS dan ketika Federal Reserve yang akan mulai memperketat kebijakan moneternya menjelang rilis Indeks harga konsumen Inti (CPI) Untuk bulan Juni pada hari Selasa.
Gubernur The Fed Jerome Powell juga akan bersaksi di depan Komite Perbankan Senat pekan ini. Pemulihan sentimen risiko menghambat safe haven yen menjelang rilis IHK AS serta PPI.
Jika data menunjukkan inflasi lebih bertahan dari yang diperkirakan sebelumnya, The Fed dapat memulai pengurangan aset lebih cepat dari yang diharapkan dan mendorong greenback. Hal tersebut yang secara tak langsung akan berdampak pada nilai tukar rupiah.
BISNIS
Baca: Indef Minta RI Waspadai Tapering Off The Fed, Berdampak ke Rupiah