Menkes Budi Gunadi Blak-blakan Soal Vaksinasi Berbayar

Senin, 12 Juli 2021 15:28 WIB

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memberikan keterangan pers terkait kedatangan vaksin ovid-19 Sinovac setibanya dari Beijing di Terminal Cargo Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Ahad, 18 April 2021. Jutaan vaksin tersebut selanjutnya dibawa ke Bio Farma Bandung sebelum didistribusikan ke kota dan kabupaten di Indonesia. ANTARA/Muhammad Iqbal

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan alasan pemerintah memberlakukan vaksinasi Covid-19 berbayar kepada masyarakat.

“Vaksin gotong royong ini merupakan opsi. Jadi, masyarakat bisa ambil atau tidak. prinsipnya pemerintah buka opsi yang luas bagi masyarakat yang ingin mengambil vaksin gotong royong baik melalui perusahaan maupun melalui individu,” kata Budi dalam keterangan pers secara virtual pada Senin, 12 Juli 2021.

Alasan vaksinasi ini diperluas untuk individu karena masih banyak pengusaha-pengusaha yang belum bisa mendapatkan akses program vaksin melalui Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin).

“Jadi ada beberapa perusahaan pribadi hingga perusahaan kecil itu juga mereka mau mendapatkan akses dan vaksin gotong royong, tetapi belum bisa masuk melalui programnya Kadin, itu dibuka,” katanya.

Kemudian, untuk Warga Negara Asing (WNA) yang tinggal dan sudah berusaha di Indonesia, seperti di bidang seni dan kuliner, juga mendapatkan akses vaksin gotong royong individu. Tetapi, akan dimulai saat jumlah vaksin pemerintah sudah mulai masif.

Advertising
Advertising

Budi Gunadi menginformasikan bahwa bulan ini (Juli), Indonesia akan mendapat vaksin sebesar 30 juta dosis , bulan depan 40 juta, dan seterusnya 50 juta.

<!--more-->

“Sehingga benar2 akses masyarakat yang lain akan besar sedangkan masyarakat yang ingin ambil opsi yang lain juga tersedia sehingga opsi semua tersedia,” kata Budi.

Sebelumnya, Kimia Farma berencana membuka klinik Vaksinasi Gotong Royong Individu pada Senin, 12 Juli 2021. Namun, perseroan menunda pelaksanaan vaksinasi Gotong Royong Individu yang semestinya dimulai pada hari ini, Senin, 12 Juli 2021.

Sekretaris Perusahaan PT Kimia Farma Tbk, Ganti Winarno, mengatakan tujuan perseroan menggelar vaksinasiadalah untuk mendukung percepatan dan perluasan vaksinasi gotong royong, bukan untuk komersialisasi.

"Pada prinsipnya kami mendukung. Tidak ada komersialisasi atau sebagainya. Semuanya sudah terbuka, dari sisi komponen har ga dan sebagainya. Sudah dilakukan review oleh lembaga independen," ujar Ganti dalam konferensi pers, Ahad, 11 Juli 2021.

Juru bicara vaksinasi dari Bio Farma, Bambang Heryanto, mengatakan harga untuk vaksin yang dipergunakan untuk vaksinasi Gotong Royong sudah di-review oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan alias BPKP.

Bambang menjelaskan, program vaksinasi berbayar dan struktur harga Vaksin Gotong Royong sudah dibuka dengan jelas. "Jadi tidak ada yang ditutupi. Soal isu marjin berapa di situ sudah ditetapkan dengan seluas-luasnya dan seterbuka mungkin," kata Bambang.

SYAHARANI PUTRI | CAESAR AKBAR

Baca: Kimia Farma Layani Vaksinasi Berbayar, Faisal Basri: Jualan Vaksin Tindakan Biadab

Berita terkait

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

17 jam lalu

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

Masih ada warga yang menganggap vaksinasi dapat menyebabkan kematian sehingga pelaksanaannya masih sering menemui kendala.

Baca Selengkapnya

Olahraga dan Modifikasi Gaya Hidup, Investasi Kesehatan bagi Anak Muda

1 hari lalu

Olahraga dan Modifikasi Gaya Hidup, Investasi Kesehatan bagi Anak Muda

Olahraga bisa menjadi investasi kesehatan di masa datang dan penting bagi anak muda zaman sekarang mengubah gaya hidup sehat dengan rajin berolahraga.

Baca Selengkapnya

Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

2 hari lalu

Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

Imunisasi atau vaksinasi tidak hanya diperuntukkan bagi bayi dan anak-anak tetapi juga orang dewasa. Simak alasannya.

Baca Selengkapnya

Jenis Vaksin yang Dianjurkan Pakar untuk Jemaah Haji

6 hari lalu

Jenis Vaksin yang Dianjurkan Pakar untuk Jemaah Haji

Empat jenis vaksin sangat penting bagi jemaah haji, terutama yang masuk populasi berisiko tinggi seperti lansia dan pemilik komorbid.

Baca Selengkapnya

Alexander Marwata Dilaporkan ke Polda Metro Jaya, Segini Harta Kekayaan dan Gaji Wakil Ketua KPK Itu

7 hari lalu

Alexander Marwata Dilaporkan ke Polda Metro Jaya, Segini Harta Kekayaan dan Gaji Wakil Ketua KPK Itu

Alexander Marwata mengaku tak ambil pusing dirinya dilaporkan Polda Metro Jaya. Ini harta kekayaan dan gajinya.

Baca Selengkapnya

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

19 hari lalu

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.

Baca Selengkapnya

Tak Disediakan Vaksinasi Meski Flu Singapura Merebak, Ini Penjelasan IDAI

26 hari lalu

Tak Disediakan Vaksinasi Meski Flu Singapura Merebak, Ini Penjelasan IDAI

Vaksin untuk menangkal penyebaran flu Singapura belum ada di Indonesia, padahal tingkat penyebaran dan infeksinya cukup signifikan mengalami lonjakan.

Baca Selengkapnya

Daftar Anggota MWA ITB Terpilih 2024-2029, Ada Nama Ignasius Jonan dan Salman Subakat

29 hari lalu

Daftar Anggota MWA ITB Terpilih 2024-2029, Ada Nama Ignasius Jonan dan Salman Subakat

Ignasius Jonan dan Salman Subakat ada di antara empat nama anggota MWA ITB unsur wakil masyarakat. Menunggu pengesahan mendikbudristek.

Baca Selengkapnya

Ramai PIK 2 dan BSD jadi PSN, Ternyata Awalnya Diusulkan oleh Sandiaga dan Budi Gunadi

29 hari lalu

Ramai PIK 2 dan BSD jadi PSN, Ternyata Awalnya Diusulkan oleh Sandiaga dan Budi Gunadi

Pemerintah membeberkan awal mula Pantai Indah Kapuk 2 (PIK 2) dan Bumi Serpong Damai (BSD) masuk ke daftar PSN.

Baca Selengkapnya

Kemenkes Sebut Kematian Akibat DBD hingga Maret 2024 mencapai 343 Jiwa, Begini Antisipasi Demam Berdarah

29 hari lalu

Kemenkes Sebut Kematian Akibat DBD hingga Maret 2024 mencapai 343 Jiwa, Begini Antisipasi Demam Berdarah

Kasus DBD di Indonesia meningkat hingga Maret 2024, kasus mencapai 43.271 dan kematian 343 jiwa. Perhatikan tips antisipasi dari demam berdarah.

Baca Selengkapnya