Super Air Jet Diramalkan Bisa Panen Penumpang Saat Pandemi Usai
Reporter
Francisca Christy Rosana
Editor
Dewi Rina Cahyani
Senin, 28 Juni 2021 19:59 WIB
TEMPO.CO, Jakarta – Presiden Direktur Aviatory Indonesia Ziva Narendra Arifin mengatakan maskapai penerbangan Super Air Jet berpeluang panen penumpang bila berhasil melewati krisis pandemi Covid-19. Maskapai yang telah mengantongi sertifikat AOC tersebut kini bersiap mengudara.
“Bila Super Air Jet mampu eksis dalam melewati masa-masa kritis ini dan memiliki pilar korporasi yang kuat, saya kira akan bisa berpanen pada saat situasi sudah mulai normal kembali,” ujar ujar Ziva saat dihubungi, Senin, 28 Juni 2021.
Maskapai penerbangan Super Air Jet dirintis di tengah masa sulit industri penerbangan karena krisis pandemi Covid-19. Sejak wabah virus corona merebak di hampir semua negara, bisnis angkutan udara tertekan lantaran berkurangnya mobilitas masyarakat.
Seperti proyeksi Asosiasi Pengangkutan Udara Internasional (IATA), kerugian yang dialami maskapai di secara global mencapai US$ 47 miliar atau mengalami profit margin sebesar minus 11 persen. Hingga 2023, bisnis maskapai secara global pun akan terus terus melalui tahap pemulihan dan berada dalam kondisi defisit.
Dilihat dari prospek bisnis, Super Air Jet akan mengalami tantangan seperti maskapai-maskapai lainnya sampai tiga tahun ke depan. “Kuncinya ada di optimalisasi biaya, bukan minimalisasi seperti pemahaman LCC tradisional yang seringkali berdampak pada berbagai aspek mulai dari kualitas pelayanan sampai resiko keamanan atau keselamatan penerbangan,” kata Ziva.
<!--more-->
Maskapai Super Air Jet menyasar penumpang segmen low cost carrier atau LCC. Meski akan bersaing dengan maskapai LCC lainnya seperti Lion Air, Citilink, dan AirAsia, Ziva mengatakan Super Air Jet diyakini memiliki pasar yang berbeda berdasarkan demografi konsumen.
Dalam jangka panjang, maskapai penerbangan ini pun berpeluang mencaplok potensi pasar penumpang Indonesia yang besar. Selama ini, kata dia, banyak segmen penumpang dalam negeri yang belum terlayani.
“Bila kita lihat kembali kondisi pada 2019 sebelum pandemi dan bahkan 10 tahun lalu saat masih ada kurang lebih 20 maskapai komersial beroperasi, masih cukup menyisakan market share yang besar untuk diisi,” ujar ziva.
Maskapai Super Air Jet resmi mengantongi sertifikat operator udara atau AOC dari Kementerian Perhubungan. Sertifikat itu diberikan untuk tipe pesawat Airbus A320.
Proses sertifikasi AOC dilakukan sejak September 2020 selama sembilan bulan. Sebelumnya, Super Air Jet telah memegang Surat Izin Usaha Angkutan Udara Niaga Berjadwal (SIUAU-NB) dengan Nomor SIUAU/NB-036 yang diterbitkan pada 17 September 2020.
Dengan selesainya seluruh tahapan sertifikasi ini, Super Air Jet dinyatakan telah memenuhi seluruh persyaratan teknis dan keselamatan sebagai pemegang sertifikat operator udara. Syarat-syarat itu meliputi perusahaan memiliki minimal tiga pesawat A320 dengan ketentuan satu unit berupa kepemilikan dan dua unit berupa penguasaan.