Sentimen Rekor Lonjakan Kasus Covid Bayangi Pelemahan Rupiah
Reporter
Tempo.co
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Senin, 28 Juni 2021 15:48 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Dalam perdagangan sore ini, nilai tukar rupiah ditutup melemah di level Rp. 14.445, lebih dalam dari penutupan sebelumnya di level Rp.14.425.
Direktur PT.TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi menuturkan dolar bertahan kuat pada hari ini setelah inflasi AS yang rendah tidak banyak mengurangi keyakinan investor bahwa Federal Reserve dapat memperketat kebijakan moneter.
Investor juga terus mencerna data inflasi yang dirilis AS selama pekan sebelumnya. Indeks pengeluaran konsumsi pribadi inti tumbuh lebih kecil dari perkiraan 0,5 persen bulan-ke-bulan di bulan Mei sementara tumbuh 3,4 persen tahun-ke-tahun.
Untuk sentimen domestik, Ibrahim menuturkan pasar mencermati perkembangan pandemi Covid-19 dan Informasi audit terbaru dari Badan Pemeriksa Keuangan RI serta lonjakan kasus Covid-19 kembali mencetak rekornya pada pekan lalu.
"Tidak sekedar mencetak rekor, lonjakan tajam bahkan terjadi, rekor sebelumnya berada di kisaran 15.000 kemudian langsung pecah lagi di atas 20.000 kasus per hari," kata dia melalui keterangan tertulis, Senin 28 Juni 2021.
Apalagi DKI Jakarta kemarin mencatat rekor penambahan kasus sebanyak 7.505, ada kemungkinan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang lebih ketat akan diterapkan. Hal tersebut tentunya berisiko menghambat laju pemulihan ekonomi.
Yang lebih mengkhawatirkan, bed occupancy rate (BOR) atau ketersediaan tempat tidur Rumah Sakit (RS) memasuki masa kritis. Khususnya di wilayah DKI Jakarta, Jawa Tengah dan Jawa Timur.
<!--more-->
Secara bersamaan, dalam audit terbaru Badan Pemeriksa Keuangan RI khawatir pemerintah Indonesia tidak bisa membayar utang Pasalnya, rasio utang Indonesia terhadap penerimaan sudah tembus 369 persen atau jauh di atas rekomendasi International Debt Relief (IDR) sebesar 92-176 persen dan rekomendasi Dana Moneter Internasional IMF sebesar 90-150 persen.
BPK khawatir hal ini membuat pemerintah kesulitan membayar utang negara. Masalahnya, tren penambahan utang dan biaya bunga sudah melebihi pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) dan penerimaan negara yang memunculkan kekhawatiran terhadap penurunan kemampuan pemerintah untuk membayar.
Sebagai catatan, per April 2021, Kementerian Keuangan mencatat utang pemerintah mencapai Rp6.527,29 triliun atau 41,18 persen terhadap PDB.
Untuk perdagangan besok, Ibrahim memprediksi mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah kembali di rentang Rp.14.435 - Rp.14.470.
BACA: Kurs Rupiah Melemah Lagi, Tertekan Naiknya Kasus Covid-19