TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Kamar Dagang dan Industri Daerah (Kadinda) Banten Mulyadi Jayabaya mengatakan musyarawah nasional (munas) Kadin periode 2021 lebih ramai ketimbang munas-munas sebelumnya. Jayabaya menyebut banyak bumbu demokrasi menjelang pelaksanaan munas kali ini.
“Dianggap banyak bumbu demokrasi. Memang baru kali ini pelaksanaan munas menjadi booming,” ujar Jayabaya saat ditemui di Hotel Sultan, Kamis malam, 17 Juni 2021.
Dinamika Munas Kadin dengan agenda utama pemilihan ketua umum periode 2021-2026 memanas dalam dua bulan belakangan. Gejolak kontestasi pemilihan pemimpin Kadin mencuat setelah adanya dugaan intervensi dari Badan Intelijen Negara atau BIN.
Dua sumber Tempo yang masing-masing merupakan petinggi Kadin provinsi dan Kadin Indonesia menyebut telah berkali-kali memperoleh pesan dari anggota BIN. Pesan itu memuat desakan agar Kadin mengundurkan jadwal munas hingga mempengaruhi dukungan ke salah satu calon. Sumber menunjukkan bukti-bukti pesan itu.
Juru Bicara BIN, Wawan Hari Purwanto, menampik ada intervensi lembaganya menjelang perhelatan lima tahunan Kadin. Wawan mengatakan BIN tidak mencampuri agenda internal kumpulan para pengusaha itu.
“Dari BIN tidak ada perintah intervensi. Semua berjalan biasa,” kata Wawan, 27 Mei lalu. <!--more--> Ribut-ribut Munas Kadin tak sampai di situ. Gejolak kembali muncul setelah Ketua Umum Kadin periode 2015-2020 Rosan Perkasa Roselani memutuskan memindah lokasi munas ke Kendari dan mengundurkan jadwal pelaksanaannya hingga 30 Juni. Semula, Munas Kadin akan dilaksanakan di Bali pada 2-4 Juni.
Pemindahan ini disebut-sebut merupakan permintaan langsung dari pemerintah. Pemerintah menyampaikan permintaan perubahan lokasi dan jadwal munas kepada Rosan, akhir Mei lalu. Rosan membenarkan ada instruksi dari pemerintah.
“Benar (karena Covid-19),” kata Rosan. Permintaan pemerintah berhubungan dengan kondisi penyebaran Covid-19 yang meningkat pasca-Idul Fitri.
Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Suryani Motik membenarkan dinamika pemilihan ketua umum Kadin periode 2021-2026 lebih besar ketimbang munas-munas sebelumnya. Ia tak menampik gejolak ini mungkin berkaitan dengan agenda pemilihan presiden dan wakil presiden 2024.
Kadin sebagai organisasi besar, kata Suryani, memiliki anggota dan pengikut dalam jumlah banyak. Walau Kadin diklaim tak berorientasi politik, keberadaannya sebagai mitra pemerintah akan memberikan pengaruh dalam bursa pilpres.
Meski begitu, Suryani melanjutkan, calon yang menang maupun kalah dalam pemilihan ketua umum Kadin akan tetap menjadi mitra baik bagi presiden maupun menteri-menterinya di masa mendatang.
“Jangan melihat kalau misalnya satu yang menang, hanya dia yang jadi partner pemerintah. Kita bicara kepentingan ekonomi nasional secara keseluruhan,” ujar Suryani.
Dua calon Ketua Umum Kadin akan bersaing dalam Munas 2021. Keduanya adalah Arsjad Rasjid dan Anindya Bakrie. Arsjad merupakan Direktur Utama PT Indika Energy Tbk. Sedangkan Anindya ialah Presiden Direktur PT Bakrie & Brothers Tbk, yang juga anak sulung Aburizal Bakrie.