Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo berdialog dengan pedagang Pasar Johar terkait rencana pemindahan pedagang ke pasar sementara di kawasan Masjid Agung, Semarang, Jawa Tengah, 30 Maret 2016. TEMPO/Budi Purwanto
TEMPO.CO, Jakarta – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menceritakan alasannya tak menutup pasar selama pandemi Covid-19. Penutupan aktivitas pasar dikhawatirkan bakal membawa dampak besar bagi perekonomian.
“Antara protokol dan pertumbuhan (ekonomi) harus berjalan. Kalau protokol ketat, ekonomi rontok. Jadi ada mitigasi-mitigasi yang diharapkan lebih presisi. Kami ambil risiko, untuk pasar pengelolaannya tidak mudah, tapi kami tidak mungkin tutup (pasar),” ujar Ganjar dalam webinar Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Kamis, 17 Juni 2021.
Menurut dia, pemerintah daerah harus tetap memikirkan strategi pemulihan ekonomi di tengah penanganan wabah dari sisi kesehatan yang terus berjalan. Ia pun mengingat masa-masa awal gelombang virus corona meningkat di Indonesia.
Pada Mei 2020, Ganjar bercerita Pemerintah Jawa Tengah tidak mengambil opsi lockdown seperti yang dilakukan oleh banyak kota di berbagai negara. Musababnya, secara hitung-hitungan Jawa Tengah tidak mampu menanggung dampak yang terjadi bila kebijakan itu diambil.
“Kami hitung semuanya. Maka saya enggak akan lakukan PSBB dan lockdown,” ujar Ganjar. Adapun pengetatan daerah dilakukan sebatas level RT, RW, atau kelurahan yang termasuk zona merah berdasarkan pertimbangan epidemologisnya. Dengan demikian, aktivitas perekonomian di daerah yang tidak tergolong zona merah tetap berjalan.
Pandemi Covid-19, tutur Ganjar, diakui sangat memukul perekonomian Jawa Tengah. Sejak 2020, tercatat ada 440 perusahaan garmen dan tesktil di daerahnya terdampak serius. Sebanyak 65,8 ribu pekerja pun menerima imbas dari pelemahan kegiatan ekonomi. <!--more--> Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mencatat, sebanyak 11,4 ribu pekerja terkena PHK dan sebanyak 36 ribu lainnya dirumahkan. Angka orang miskin dan pengangguran juga terekam meningkat pesat.
Untuk menjaga stabilitas ekonomi di tengah menurunnya pertumbuhan ekonomi lantaran berbagai tekanan ini, Ganjar mengatakan pemerintah terus melakukan operasi pasar. Selain itu, pemerintah mendorong peningkatan konsumsi dengan percepatan belanja APBD.
“Lalu kami mendorong realisasi investasi besar yang menjadi pending issue,” ujar Ganjar Pranowo.