Harga Minyak Turun ke USD 70 per Barel Usai Capai Rekor Tertinggi, Ini Sebabnya

Selasa, 15 Juni 2021 10:33 WIB

Instalasi kilang minyak Saudi Aramco. Reuters

TEMPO.CO, New York - Harga minyak dunia turun pada akhir perdagangan Senin atau Selasa pagi WIB setelah mencapai level tertinggi dalam lebih dari dua tahun.

Penurunan harga minyak ini disebabkan pertumbuhan produksi minyak mentah AS dan penundaan pembukaan kembali Covid-19 di Inggris yang mengurangi ekspektasi untuk pertumbuhan permintaan bahan bakar dan pasokan yang lebih ketat.

Harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Agustus naik 17 sen menjadi US$ 72,86 per barel. Di awal sesi, harga Brent mencapai US$ 73,64 per barel, atau tertinggi sejak April 2019.

Sementara harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Juli turun tiga sen menjadi US$ 70,88 per barel, setelah sebelumnya menyentuh US$ 71,78 per barel, tertinggi sejak Oktober 2018.

Pergerakan harga emas hitam ini karena pasar bereaksi negatif terhadap perkiraan Badan Informasi Energi AS (EIA) bahwa produksi minyak serpih. Produksi jenis minyak ini menyumbang lebih dari dua pertiga produksi AS, diperkirakan akan naik sekitar 38.000 barel per hari (bph) pada Juli menjadi sekitar 7,8 juta barel per hari.

Advertising
Advertising

"Kami memulai dengan kuat di tengah ekspektasi bahwa situasi permintaan sedang membangun momentum karena tingginya vaksinasi Covid," kata Analis Senior Price Futures Group, Phil Flynn, di Chicago. “Kemudian laporan EIA menyebabkan hilangnya kepercayaan.”

Badan Energi Internasional (IEA) pada Jumat pekan lalu, 11 Juni 2021, memperkirakan permintaan global akan kembali ke tingkat pra-pandemi pada akhir tahun 2022, lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya. Lembaga itu mendesak Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC+, untuk meningkatkan produksi guna memenuhi permintaan.

Sebelumnya OPEC+ telah menahan produksi untuk mendukung harga setelah pandemi menghapus permintaan pada 2020, mempertahankan kepatuhan yang kuat dengan target yang disepakati pada Mei.

Adapun lalu lintas kendaraan bermotor kembali ke tingkat pra-pandemi di Amerika Utara dan sebagian besar Eropa, dan lebih banyak pesawat mengudara saat penguncian anti-Virus Corona dan pembatasan lainnya dilonggarkan.

Tapi Inggris pada Senin malam kemarin menunda rencana untuk mencabut sebagian besar pembatasan Covid-19 yang tersisa selama sebulan, karena penyebaran cepat varian Delta yang lebih menular.

Analis Rystad Energy Louise Dickson menyatakan musim pemeliharaan berat di Kanada dan Laut Utara turut mendongkrak harga minyak. Perusahaan memperkirakan sekitar 330.000 barel per hari pasokan minyak dan kondensat sedang offline di proyek-proyek ladang minyak Kanada, bersama dengan 370.000 barel per hari lainnya offline di Laut Utara.

ANTARA

Baca: Harga Minyak Naik karena Prospek Permintaan Menguat

Berita terkait

Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika, Columbia University Lockdown Kampus

1 hari lalu

Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di Amerika, Columbia University Lockdown Kampus

Mahasiswa pindah dari tenda dan duduki Hamilton Hall. Kampus mulai menskors sebagian pengunjuk rasa pro Palestina dan mengancam memecat yang lain.

Baca Selengkapnya

Pedagang Sembako Pasar Palmerah Keluhkan Harga Gula Pasir dan Sagu Naik

2 hari lalu

Pedagang Sembako Pasar Palmerah Keluhkan Harga Gula Pasir dan Sagu Naik

Selain gula pasir, bahan pokok lain yang dikeluhkan adalah keberadaan minyak kita yang hilang dari peredaran.

Baca Selengkapnya

5 Sumber Kekayaan Negara Iran, Ada Gas Alam Hingga Saffron

5 hari lalu

5 Sumber Kekayaan Negara Iran, Ada Gas Alam Hingga Saffron

Iran dikenal memiliki sumber daya alam dan potensi kekayaan yang tinggi. Termasuk saffron, apakah itu?

Baca Selengkapnya

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

5 hari lalu

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

Isy Karim mengatakan Kemendag akan memperjuangkan utang selisih harga minyak goreng yang tersendat sejak awal 2022.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

6 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Solusi Amin Ak Antisipasi Pengaruh Konflik Iran-Israel Terhadap Pasokan Minyak Domestik

10 hari lalu

Solusi Amin Ak Antisipasi Pengaruh Konflik Iran-Israel Terhadap Pasokan Minyak Domestik

Anggota Komisi VI sekaligus anggota Panja Energi DPR RI, Amin Ak, mengingatkan pemerintah agar mengantisipasi dampak ekonomi dari konflik Iran dengan Israel, terutama dalam hal menjaga pasokan minyak domestik.

Baca Selengkapnya

Kemendag Minta Masyarakat Bijak Berbelanja Menyusul Penguatan Dolar dan Kenaikan Harga Minyak Akibat Konflik Iran-Israel

12 hari lalu

Kemendag Minta Masyarakat Bijak Berbelanja Menyusul Penguatan Dolar dan Kenaikan Harga Minyak Akibat Konflik Iran-Israel

Kenaikan harga minyak juga disebabkan penguatan dolar AS.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Melonjak Buntut Dugaan Serangan Israel ke Iran

13 hari lalu

Harga Minyak Melonjak Buntut Dugaan Serangan Israel ke Iran

Konflik Israel Iran yang diprediksi masih panjang membuat harga minyak dunia melambung.

Baca Selengkapnya

Ini Dua Dampak Konflik Iran-Israel Menurut Asosiasi Pengusaha Indonesia

13 hari lalu

Ini Dua Dampak Konflik Iran-Israel Menurut Asosiasi Pengusaha Indonesia

Asosiasi Pengusaha Indonesia atau Apindo merespons soal imbas konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya

Dolar AS Semakin Menguat, Nilai Tukar Rupiah Capai Rp 16.301

13 hari lalu

Dolar AS Semakin Menguat, Nilai Tukar Rupiah Capai Rp 16.301

Nilai tukar dolar Singapura terhadap rupiah malah cenderung lebih turun yakni Rp 11.854

Baca Selengkapnya