Guru Besar IPB: Indonesia Jadi Pasar Produk Halal dari Negara Non Muslim

Reporter

Tempo.co

Selasa, 15 Juni 2021 08:08 WIB

Pelaku usahaindustri kecil dan menengah menerima Sertifikat Halal di Bale Asri Pusdai Jabar, Bandung, Jawa Barat, Rabu, 20 September 2017. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jabar membagikan 750 sertifikat halal bagi pelaku usaha di 27 kabupaten dan kota guna mendorong kesadaran mereka akan pentingnya sertifikasi dan standardisasi produk dalam era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). ANTARA FOTO/Agus Bebeng

TEMPO.CO, Jakarta -Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia menjadi pasar nomor satu bagi produk-produk halal asal negara yang mayoritas penduduknya non muslim.

Kepala Pusat Halal Science Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat Institut Pertanian Bogor atau LPPM IPB, Prof Khaswar Syamsu mengungkapkan Indonesia menjadi konsumen produk halal di urutan teratas.

Hal ini dapat dilihat dari data Ekonomi Islam Global. Namun ironisnya, pasar ekspor produk-produk halal tersebut malah dikuasai oleh negara-negara dengan mayoritas penduduk non muslim.

Dilansir dari laman resmi IPB, Syamsu mengatakan berdasarkan data Ekonomi Islam Global 2018/2019, selain Indonesia, negara dengan konsumsi dan pengeluaran untuk produk halal tertinggi adalah Turki, Pakistan, Bangladesh, Iran, Arab Saudi, Nigeria, Rusia, India, serta Uni Emirat Arab, dan Malaysia.

“Di dunia, Indonesia adalah konsumen produk halal nomor satu. Tapi sayangnya, kita berada di posisi nomor 10 untuk peringkat produsen produk halal. Negara-negara yang mengekspor produk halal sebenarnya dikuasai oleh negara-negara dengan mayoritas non-Muslim,” tutur Syamsu, dikutip Tempo dari laman resmi IPB pada Selasa, 15 Juni 2021.

Advertising
Advertising

Negara-negara pengekspor produk halal tersebut di antaranya Brazil, Australia, India, Perancis, China, Sudan, dan Belanda. “Brazil, Australia, dan India merupakan eksportir utama daging halal ke Indonesia,” jelas dosen dari Departemen Teknologi Industri Pertanian atau TIN IPB ini.

Padahal menurut Syamsu, Indonesia memiliki peluang besar menjadi eksportir produk halal dunia. Apalagi Indonesia merupakan negara dengan jumlah populasi muslim terbesar yang merupakan konsumen potensial produk halal. Menurutnya, sektor produk halal yang paling potensial untuk menjaring konsumen muslim di antaranya yaitu makanan, minuman, pakaian Muslimah, kosmetik, serta wisata halal. Jika dapat memanfaatkan peluang yang terbuka lebar tersebut, Indonesia bisa menjadi produsen produk halal domestik dan internasional.

“Sektor makanan, minuman, dan busana Muslimah yang dihasilkan oleh UMKM kemungkinan besar akan diandalkan untuk diekspor ke negara-negara muslim,” tutur Syamsu.

Meski begitu, menurut inovator IPB University Vegetable Cheese ini, sektor yang potensial ini belum dapat dimanfaatkan secara maksimal, padahal berdasarkan undang-undang nomor 33 Tahun 2014 mensyaratkan sertifikasi halal untuk produk makanan, minuman, dan kosmetik. “Namun, masih banyak produk makanan, minuman, dan kosmetik yang belum tersertifikasi halal,” ujarnya.

Untuk itu, menurut Syamsu agar industri dalam negeri dapat bersaing dengan produsen produk halal dari negara-negara mayoritas non muslim tersebut, mereka juga harus dapat meningkatkan kualitas. Sementara dari segi harga, Indonesia dapat lebih kompetitif karena SDA yang melimpah dan SDM sebagai tenaga kerja yang relatif lebih murah.

“Namun, dari segi kualitas perlu ditingkatkan agar mampu bersaing di dunia,” katanya

Terkait sertifikasi halal yang disyaratkan untuk produk halal tersebut, prosedurnya akan lebih banyak dan lebih lama dari sebelumnya, menurut Syamsu hal ini akan membawa konsekuensi peningkatan proses sertifikasi. Selain itu, proses sertifikasi halal juga akan memakan biaya tambahan yang akan membebani industri, terutama bagi Usaha Mikro Kecil Menengah atau UMKM.

“Tentunya tambahan biaya tersebut akan kontraproduktif bagi pengembangan produksi halal,” kata dosen Fakultas TIN IPB ini.

Syamsu menyarankan agar kredit pengembangan produk halal didukung oleh sistem keuangan syariah yang adil dan tidak membebani peminjam. “Upaya ini bertujuan agar UMKM mampu menawarkan produk halal dengan harga dan kualitas yang lebih kompetitif,” kata Syamsu.

HENDRIK KHOIRUL MUHID

Baca juga: Marketplace Tokopedia dkk Didorong Jadikan RI Produsen Produk Halal Terbesar

Berita terkait

Zulhas Tegaskan Aturan Sertifikasi Halal UMKM Berlaku per Oktober 2024: Kalau Enggak, Kapan Siapnya?

3 jam lalu

Zulhas Tegaskan Aturan Sertifikasi Halal UMKM Berlaku per Oktober 2024: Kalau Enggak, Kapan Siapnya?

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan alias Zulhas meminta para pengusaha pangan untuk segera memenuhi standar sertifikasi halal hingga Oktober 2024.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Peternak Diminta Penuhi Sertifikasi Halal, CPNS Belum Kunjung Dibuka

1 hari lalu

Terkini Bisnis: Peternak Diminta Penuhi Sertifikasi Halal, CPNS Belum Kunjung Dibuka

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas) mengimbau kepada para pengusaha di bidang ternak ayam agar segera memenuhi standar sertifikasi halal.

Baca Selengkapnya

Zulhas Minta Peternak dan RPH Segera Penuhi Sertifikasi Halal

1 hari lalu

Zulhas Minta Peternak dan RPH Segera Penuhi Sertifikasi Halal

Zulhas menegaskan seluruh pengusaha harus siap atas target sertifikasi halal di Oktober 2024.

Baca Selengkapnya

Halal Fair Digelar Akhir Pekan Ini di Yogyakarta, Pengunjung Langsung Membeludak

1 hari lalu

Halal Fair Digelar Akhir Pekan Ini di Yogyakarta, Pengunjung Langsung Membeludak

Halal Fair 2024 menyajikan nuansa berwisata syariah bersama keluarga, digelar tiga hari di Jogja Expo Center Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Kontroversi Larangan Warung Madura Buka 24 Jam, Ini Awal Kasusnya

2 hari lalu

Kontroversi Larangan Warung Madura Buka 24 Jam, Ini Awal Kasusnya

Begini awal kasus munculnya larangan terhadap warung Madura untuk buka 24 jam.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Zulhas Revisi Permendag Barang Bawaan Impor, Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Warung Madura

4 hari lalu

Terpopuler: Zulhas Revisi Permendag Barang Bawaan Impor, Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Warung Madura

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas merevisi lagi peraturan tentang barang bawaan impor penumpang warga Indonesia dari luar negeri.

Baca Selengkapnya

Menkop UKM Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Pembatasan Jam Buka Warung Madura

4 hari lalu

Menkop UKM Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Pembatasan Jam Buka Warung Madura

Menkop UKM Teten Masduki mengevaluasi pernyataan pejabatnya tentang pembatasan jam operasinal warung atau toko klontong milik masyarakat.

Baca Selengkapnya

Pakar Serangga IPB Ungkap Spesies Baru Serangga yang Bermanfaat bagi Manusia

4 hari lalu

Pakar Serangga IPB Ungkap Spesies Baru Serangga yang Bermanfaat bagi Manusia

Berbagai serangga yang memberikan manfaat bagi manusia berupa produk yang bernilai komersial.

Baca Selengkapnya

Tak Ada Pembatasan Operasi Warung Madura, Teten: Semua Perda harus Berpihak pada UMKM

4 hari lalu

Tak Ada Pembatasan Operasi Warung Madura, Teten: Semua Perda harus Berpihak pada UMKM

Kemenkop UKM pastikan tidak ada yang membatasi jam operasi warung atau toko klontong milik masyarakat seperti warung Madura.

Baca Selengkapnya

Kembangkan Pendanaan UKM, OJK Dorong Pemanfaatan Securities Crowdfunding

4 hari lalu

Kembangkan Pendanaan UKM, OJK Dorong Pemanfaatan Securities Crowdfunding

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM) antara lain dengan memanfaatkan securities crowdfunding.

Baca Selengkapnya