Kripto, Depkeu AS Sebut Indikasi Penggelapan Pajak dan The Fed Ingatkan Risiko

Sabtu, 22 Mei 2021 15:49 WIB

Ilustrasi Bursa Kripto. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Usai aset kripto gonjang-ganjing beberapa waktu belakangan ini, Ketua Bank Sentral Amerika Serikat atau The Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell kembali mengingatkan tingginya risiko mata uang digital. Kripto juga disebut mempengaruhi stabilitas keuangan dan The Fed menyiratkan bakal menerbitkan beleid lebih tegas untuk mengaturnya.

Powell dalam pernyataannya pada Kamis lalu, 20 Mei 2021, menggarisbawahi risiko mata uang kripto. Ia juga menjabarkan bahwa pihaknya tengah mengeksplorasi kemungkinan mengadopsi mata uang digitalnya sendiri.

Sambil menyoroti potensi manfaat dari kemajuan teknologi keuangan, Powell mengatakan mata uang kripto, stablecoins, dan inovasi lainnya membawa risiko besar. "Juga dapat membawa risiko potensial bagi pengguna tersebut dan sistem keuangan yang lebih luas," katanya.

Komentar Powell mengisyaratkan betapa seriusnya The Fed telah dipaksa memperhitungkan lonjakan popularitas dan nilai pasar dari opsi mata uang non-tradisional seperti Bitcoin. Hal ini terutama terlihat pada pengembangan versi digital dari dolar AS, mata uang cadangan dunia.

Powell menjelaskan, bahwa pihaknya akan merilis makalah diskusi musim panas ini tentang pembayaran digital. Kajian ini berfokus pada manfaat dan risiko pembentukan mata uang digital bank sentral dan juga akan meminta komentar publik.

Advertising
Advertising

Dia pun menegaskan bahwa "sampai saat ini, mata uang kripto belum berfungsi sebagai cara yang nyaman untuk melakukan pembayaran, mengingat, di antara faktor-faktor lain, perubahan nilainya."

Sebelumnya, Departemen Keuangan AS juga menandai risiko mata uang kripto, termasuk peluang bagi individu kaya untuk memindahkan aset kena pajak ke sektor kripto yang sebagian besar tidak diatur.

"Mata uang kripto sudah menimbulkan masalah deteksi yang signifikan dengan memfasilitasi aktivitas ilegal secara luas, termasuk penggelapan pajak," tulis Departemen Keuangan dalam pernyataannya.

<!--more-->

Oleh karena itu, Depkeu AS pun akan mengeluarkan kebijakan yang mewajibkan transaksi transfer mata uang kripto minimal US$ 10.000, begitu juga pertukaran aset kripto dan kustodian dilaporkan ke IRS. Khususnya terkait dengan bunga bank, dividen dan transaksi perantara.

Hal ini sebagai bagian dari laporan kebijakan yang merinci proposal penegakan IRS senilai US$ 80 miliar dari pemerintahan Joe Biden untuk meningkatkan pengumpulan pendapatan pajak. Hal ini juga yang akan memberikan sumber daya tambahan bagi IRS untuk menangani aset-aset kripto.

Dengan adanya kewajiban lapor itu, pemerintah dapat mengetahui bagaimana terstrukturnya sistem aset kripto dan pembayaran tebusan ke peretas perusahaan AS yang hampir selalu menggunakan mata uang kripto, dan lain-lain.

Hal ini juga untuk mendapatkan kembali kendali atas sistem teknologi informasi mereka.
Sebelumnya, para ahli penegakan hukum dan keamanan siber sektor swasta mengeluhkan kurangnya transparansi seputar insiden ransomware ini turut membuat peretasan terus berulang.

Fluktuasi parah yang terjadi pada pekan ini terjadi pada Rabu lalu, 19 Mei 2021, ketika Bitcoin, mata uang kripto paling populer, berjalan liar, dan anjlok hingga 30 persen. Kejatuhan Bitcoin salah satunya karena Cina mengumumkan pembatasan baru di sektor ini, menggarisbawahi volatilitasnya.

Sementara The Fed dan beberapa negara maju lainnya masih melakukan penelitian tentang seperti apa mata uang digital bank sentral itu, Cina bergerak maju dengan cepat. Negara panda itu bakal mengujicobakan versi digital yuan, dengan rencana untuk meningkatkan penggunaan sebelum Olimpiade Musim Dingin 2022 di Beijing.

Pada pada Kamis lalu, Ketua Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) Gary Gensler juga menyatakan harapannya agar makin banyak peraturan seputar bursa mata uang kripto. Termasuk di antaranya soal aturan memperdagangkan Bitcoin .

Ia menilai harga aset kripto cukup fluktuatif, dan bisa dikatakan sangat tidak stabil. "Kelas aset, dan publik yang berinvestasi akan mendapatkan keuntungan dari lebih banyak perlindungan investor di bursa kripto," kata Gensler pada konferensi tahunan Otoritas Pengaturan Industri Keuangan.

ANTARA

Baca: Bitcoin Mulai Bangkit Lagi ke Level Rp 586 Jutaan Usai Anjlok Parah, Kenapa?

Berita terkait

Ajudan Klaim Pembicaraan Vladimir Putin dan Xi Jinping Sangat Sukses

2 jam lalu

Ajudan Klaim Pembicaraan Vladimir Putin dan Xi Jinping Sangat Sukses

Seorang ajudan dari Pemerintah Rusia mengklaim Vladimir Putin dan Xi Jinping bertemu dalam "suasana hati yang sedang baik" di Beijing.

Baca Selengkapnya

Bantuan Kemanusiaan Mulai Masuk ke Gaza Lewat Dermaga Buatan Amerika Serikat

17 jam lalu

Bantuan Kemanusiaan Mulai Masuk ke Gaza Lewat Dermaga Buatan Amerika Serikat

Amerika Serikat mulai mengirimkan bantuan kemanusiaan melalui dermaga terapung buatannya di lepas pantai Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya

Joe Biden Tanda Tangani Rancangan Undang-undang Penerbangan

1 hari lalu

Joe Biden Tanda Tangani Rancangan Undang-undang Penerbangan

Rancangan undang-undang penerbangan yang ditanda-tangani Joe Biden diharapkan bisa meningkatkan kualitas di sejumlah sektor.

Baca Selengkapnya

26 Perusahaan Kapas dari Cina Masuk Daftar Hitam Amerika Serikat

1 hari lalu

26 Perusahaan Kapas dari Cina Masuk Daftar Hitam Amerika Serikat

26 perusahaan kapas asal Cina tak bisa melakukam impor ke Amerika Serikat karena diduga melakukan kerja paksa ke minoritas warga Uighur.

Baca Selengkapnya

PBB: Dermaga Bantuan Terapung Buatan AS di Gaza Kurang Layak

1 hari lalu

PBB: Dermaga Bantuan Terapung Buatan AS di Gaza Kurang Layak

PBB menyebut dermaga terapung yang baru saja selesai dibangun di Gaza untuk pengiriman bantuan dinilai kurang layak dibandingkan jalur darat

Baca Selengkapnya

DPR AS Loloskan RUU yang Mendorong Biden Kirim Senjata ke Israel

1 hari lalu

DPR AS Loloskan RUU yang Mendorong Biden Kirim Senjata ke Israel

RUU tersebut diperkirakan tidak akan menjadi undang-undang, tetapi lolosnya beleid itu di DPR AS menunjukkan kesenjangan pada tahun pemilu soal Israel

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Berada di Rentang Rp15.900 - Rp16.025 per Dolar AS Hari Ini

1 hari lalu

Rupiah Diprediksi Berada di Rentang Rp15.900 - Rp16.025 per Dolar AS Hari Ini

Pada awal perdagangan Jumat pagi, rupiah turun 60 poin atau 0,38 persen menjadi Rp15.984 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Ini Poin-poin Penting dari 'Era Baru' Kemitraan Strategis Putin dan Xi

2 hari lalu

Ini Poin-poin Penting dari 'Era Baru' Kemitraan Strategis Putin dan Xi

Putin dan Xi Jinping sepakat memperdalam kemitraan strategis mereka sekaligus mengecam Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Anggota Kongres AS Keturunan Palestina Ingin Hari Nakba Diakui

2 hari lalu

Anggota Kongres AS Keturunan Palestina Ingin Hari Nakba Diakui

Seorang anggota Kongres AS mendorong resolusi yang mengakui peristiwa Nakba dan hak pengungsi Palestina.

Baca Selengkapnya

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

2 hari lalu

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

Rupiah melemah dipengaruhi oleh berbagai faktor global dan domestik, apa saja?

Baca Selengkapnya