Terkini Bisnis: Program Pensiun Dini Garuda hingga Promo Bunga KPR BTN 5 Persen
Reporter
Tempo.co
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Jumat, 21 Mei 2021 12:07 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Berita terkini ekonomi dan bisnis sepanjang Jumat pagi hingga siang, 21 Mei 2021, dimulai dari lika-liku program pensiun dini yang ditawarkan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.
Berikutnya ada berita tentang promo KPR BTN dengan bunga fixed 5 persen selama 30 tahun dan kritik Yusuf Mansur soal pembiayaan bank syariah yang mahal. Lalu ada berita tentang transaksi di ATM Link akan dikenai biaya per 1 Juni 2021 dan Hariyadi Sukamdani memastikan tidak maju dalam pencalonan ketua Kadin.
Kelima topik tersebut paling banyak menyedot perhatian pembaca di kanal Bisnis Tempo.co. Berikut selengkapnya lima berita bisnis yang trending tersebut:
1. Lika-liku Pensiun Dini di Garuda Indonesia yang Terus Bergulir Sejak Pandemi
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. kembali menawarkan program pensiun dipercepat alias pensiun dini yang efektif per 1 Juli 2021. Sebelumnya, program pensiun dini ini sudah berjalan di perusahaan tersebut pertengahan tahun lalu.
Tempo merangkum sejumlah informasi mengenai program pensiun dini yang ditawarkan oleh manajemen perusahaan pada tahun ini. Beberapa di antaranya adalah soal tawaran program disampaikan pada Rabu lalu, di dalam notulensi rapat disebutkan program pensiun dini juga dipicu oleh kerugian perusahaan sudah mencapai SP 70 triliun.
Simak lebih jauh tentang Garuda Indonesia di sini.
<!--more-->
2. BTN Tawarkan KPR dengan Bunga Fixed 5 Persen dan Tenor Hingga 30 Tahun
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. atau BTN menawarkan tiga skema pembiayaan sesuai kelompok penghasilan melalui produk kredit kepemilikan rumah tabungan perumahan rakyat atau KPR Tapera. Salah satu skema pembiayaan KPR itu menawarkan suku bunga KPR 5 persen tetap (fixed rate) selama 30 tahun.
Direktur Utama BTN Haru Koesmahargyo menjelaskan, ketiga skema untuk KPR Tapera itu dibedakan berdasarkan dengan kelompok penghasilan calon nasabah. Skema pertama, misalnya, untuk kelompok nasabah berpenghasilan di bawah Rp 4 juta per bulan. Mereka akan memperoleh suku bunga KPR sebesar 5 persen fixed rate dengan tenor sampai dengan 30 tahun.
Sedangkan untuk skema kedua diperuntukkan nasabah dengan penghasilan berkisar Rp 4 juta - Rp 6 juta. "Dikenakan bunga KPR 6 persen fixed rate dengan tenor sampai dengan 20 tahun," ujar Koesmahargyo, Kamis, 20 Mei 2021.
Simak lebih jauh tentang BTN di sini.
3. Yusuf Mansur Kritik Mahalnya Pembiayaan Bank Syariah: Biar Masyarakat Melek
Ustaz Yusuf Mansur mengkritik mahalnya pembiayaan bank syariah ketimbang bank konvensional. "Biar masyarakat melek, sudah waktunya masyarakat dapat pembiayaan murah dan ada keberpihakan juga. Enggak jual-jual syariah dan ummat," ujar dia, Rabu, 19 Mei 2021.
Yusuf mengatakan pembiayaan yang diberikan perbankan syariah secara umum mahal. Sementara itu, apabila nasabah menyimpan dananya di bank, imbal hasilnya lebih rendah. Karena itu, ia menyoroti keberpihakan perbankan syariah kepada umat.
"Dan patut ditanya, selama ini dana, ditaruh di aset manajemen apa? Dan bagaimana penyaluran non-pembiayaan? Bisa jadi, konvensional lagi. Intinya, jauh sama konvensional," tutur dia.
Simak lebih jauh tentang Yusuf Mansur di sini.
<!--more-->
4. Per 1 Juni, Tarik Tunai di Bank BUMN via ATM Link Kena Biaya Rp 5.000
Mulai 1 Juni 2021, jaringan ATM Link milik Bank Himbara (Mandiri, BNI, BRI, dan BTN) mengenakan biaya untuk cek saldo dan tarik tunai. Sebelumnya, para nasabah di empat bank tersebut bisa melakukan kedua transaksi ini dengan biaya Rp 0 alias gratis.
"Biaya administrasi ini berlaku terhitung mulai 01 Juni 2021 dan seterusnya sampai dengan adanya perubahan di kemudian hari," demikian keterangan di situs resmi BNI, dikutip pada Jumat, 21 Mei 2021.
Informasi serupa juga disampaikan bank pelat merah lainnya di situs mereka masing-masing. Mulai dari Bank Mandiri, BRI, sampai BTN.
Simak lebih jauh tentang ATM Link di sini.
5. Hariyadi Sukamdani Pastikan Tak Maju Pencalonan Ketua Umum Kadin, Kenapa?
Hariyadi Sukamdani memastikan tak bakal mencalonkan diri dalam bursa pemilihan Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia atau Kadin. Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia atau Apindo ini sebelumnya digadang-gadang menjadi penantang Anindya Bakrie dan Arsjad Rasjid yang sudah lebih dulu bergerilya.
“Saya tidak mencalonkan diri,” kata Hariyadi kepada Tempo, Kamis, 20 Mei 2021.
Ia beralasan ingin fokus ke dua organisasi yang saat ini dipimpinnya. Selain Apindo, Hariyadi Sukamdani merupakan Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia atau PHRI.
Simak lebih jauh tentang Kadin di sini.