Hariyadi Sukamdani Pastikan Tak Maju Pencalonan Ketua Umum Kadin, Kenapa?

Jumat, 21 Mei 2021 09:33 WIB

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO), Hariyadi Sukamdani dalam Seminar Nasional Peran Serta Dunia Usaha Dalam Membangun Sistem Perpajakan dan Moneter di Kempinski Grand Indonesia Ballroom. Jakarta, 14 September 2018. TEMPO/Candrika Radita Putri

TEMPO.CO, Jakarta - Hariyadi Sukamdani memastikan tak bakal mencalonkan diri dalam bursa pemilihan Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia atau Kadin. Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia atau Apindo ini sebelumnya digadang-gadang menjadi penantang Anindya Bakrie dan Arsjad Rasjid yang sudah lebih dulu bergerilya.

“Saya tidak mencalonkan diri,” kata Hariyadi kepada Tempo, Kamis, 20 Mei 2021.

Ia beralasan ingin fokus ke dua organisasi yang saat ini dipimpinnya. Selain Apindo, Hariyadi Sukamdani merupakan Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia atau PHRI.

Apalagi saat ini, kata dia, Apindo dan PHRI tengah menghadapi tantangan berat lantaran pandemi Covid-19. “Saya harus fokus di Apindo dan PHRI karena banyak tantangan yang harus dihadapi di dua organisasi tersebut terkait dampak pandemi,” ujar Hariyadi.

Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Suryani Motik pernah memprediksi Hariyadi akan maju pencalonan mendekati pelaksanaan musyawarah nasional atau munas Kadin. “Mungkin muncul di akhir,” katanya kepada Tempo beberapa waktu lalu.

Advertising
Advertising

Adapun Munas Kadin akan digelar di Bali pada 2-3 Juni 2021. Bakal Ketua Umum yang dipilih dalam munas akan menggantikan Rosan Perkasa Roeslani. Rosan sebelumnya ditunjuk Presiden Joko Widodo atau Jokowi menjadi Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat.

Menurut mekanismenya pemilihannya, 70 persen suara akan diambil dari hasil rekapitulasi pemilih yang merupakan anggota Kadin. Sedangkan 30 persen lainnya berasal dari suara asosiasi yang akan dipilih lewat konvensi.

Pemilih dari kelompok asosiasi dianggap penting karena merupakan mitra strategis Kadin. Pihak-pihak di luar anggota Kadin dan asosiasi dipastikan tidak memiliki hak suara--termasuk mantan anggota Kadin.

Masing-masing calon, yakni Arsjad Rasjid dan Anindya Bakrie, telah berkampanye di media sosial dan bersafari ke daerah. Keduanya mengklaim telah mengantongi dukungan dari berbagai Kadin daerah maupun asosiasi.

Arsjad Rasjid bahkan telah memperoleh deklarasi dukungan dari dua menteri, yakni Menteri Investasi Bahlil Lahadalia dan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi.

Baca: Vaksin Gotong Royong Rp 879.140, Kadin: Tak Boleh Potong Gaji Karyawan

Berita terkait

Jokowi Resmikan Modeling Tambak Ikan Nila Seluas 80 Hektare di Karawang

26 menit lalu

Jokowi Resmikan Modeling Tambak Ikan Nila Seluas 80 Hektare di Karawang

Presiden Jokowi mengatakan pembukaan modeling tambak ikan nila ini karena ada permintaan pasar yang sangat besar.

Baca Selengkapnya

Presidential Club Alias DPA: Dibentuk Soekarno, Dihapus saat Reformasi dan Dihidupkan Kembali Prabowo?

1 jam lalu

Presidential Club Alias DPA: Dibentuk Soekarno, Dihapus saat Reformasi dan Dihidupkan Kembali Prabowo?

Presiden terpilih Prabowo berniat membentuk 'Presidential Club' yang terdiri atas para mantan Presiden RI untuk menjadi semacam penasihat pemerintah.

Baca Selengkapnya

Jokowi Kunjungan ke Karawang untuk Panen Ikan Nila

1 jam lalu

Jokowi Kunjungan ke Karawang untuk Panen Ikan Nila

Presiden Jokowi juga akan meresmikan Modeling Kawasan Tambak Budi Daya Ikan Nila Salin.

Baca Selengkapnya

Ramai-ramai Ingatkan Prabowo soal Ini Jika Ingin Tambah Kementerian

1 jam lalu

Ramai-ramai Ingatkan Prabowo soal Ini Jika Ingin Tambah Kementerian

Rencana Prabowo menambah jumlah kementerian dari 34 menjadi 40 menuai respons dari sejumlah kalangan. Mereka ingatkan Prabowo soal ini.

Baca Selengkapnya

Apa Kata Presiden Jokowi dan Gibran soal Presidential Club yang Ingin Dibentuk Prabowo?

2 jam lalu

Apa Kata Presiden Jokowi dan Gibran soal Presidential Club yang Ingin Dibentuk Prabowo?

Presiden Jokowi dan putra sulungnya yang juga Wakil Presiden terpilih, Gibran Rakabuming Raka, menyambut baik pembentukan presidential club.

Baca Selengkapnya

Kabinet Prabowo: antara Orang Toxic dan Nomenklatur 40 Menteri

2 jam lalu

Kabinet Prabowo: antara Orang Toxic dan Nomenklatur 40 Menteri

Prabowo Subianto aktif membuka komunikasi dengan partai-partai yang sebelumnya berseberangan dalam Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Jokowi soal Penambahan Menteri di Kabinet Prabowo, Orang Toxic, hingga Parpol Baru

2 jam lalu

Jokowi soal Penambahan Menteri di Kabinet Prabowo, Orang Toxic, hingga Parpol Baru

Apa kata Jokowi mengenai wacana penambahan menteri di Kabinet Prabowo hingga partai baru setelah tidak dianggap PDIP.

Baca Selengkapnya

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

3 jam lalu

Jerman Minta Cina Bantu Negara-Negara Miskin yang Terjebak Utang

Kanselir Jerman Olaf Scholz meminta Cina memainkan peran lebih besar dalam membantu negara-negara miskin yang terjebak utang.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Tanggapan Jokowi Atas Fenomena Pabrik Tutup, Cerita Pengguna Starlink hingga Viral Pajak Rp9 Juta

4 jam lalu

Terpopuler Bisnis: Tanggapan Jokowi Atas Fenomena Pabrik Tutup, Cerita Pengguna Starlink hingga Viral Pajak Rp9 Juta

Presiden Joko Widodo atau Jokowi memaklumi usaha selalu ada kondisi naik turun.

Baca Selengkapnya

Ma'ruf Amin Sebut Prabowo Perlu Berupaya Lebih Keras Bikin Presidential Club

13 jam lalu

Ma'ruf Amin Sebut Prabowo Perlu Berupaya Lebih Keras Bikin Presidential Club

Wapres mengatakan presidential club ini bisa dalam bentuk konsultasi baik secara personal maupun informal, jika sulit diformalkan

Baca Selengkapnya