Sederet Aksi Bank BUMN: Ambisi Super App sampai Transaksi di ATM Tak Lagi Gratis
Reporter
Fajar Pebrianto
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Jumat, 21 Mei 2021 07:58 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Sederet aksi korporasi dilakukan oleh empat Bank BUMN, yaitu Bank Mandiri, BNI, BRI, dan BTN, dalam beberapa waktu terakhir ini. Berbagai langkah tersebut diambil untuk berbagai tujuan, mulai dari transformasi digital sampai ekspansi bisnis di pasar eksisting.
Tempo merangkum sejumlah aksi bisnis tersebut, berikut di antaranya:
Bank Syariah Indonesia Lahir
Salah satu aksi yang paling populer yaitu ketika lahirnya Bank Syariah Indonesia (BSI) pada 1 Februari 2021. Ini adalah gabungan dari Bank Mandiri Syariah, BNI Syariah, dan BRI Syariah. Targetnya, BSI masuk dalam 10 bank syariah terbesar di dunia berdasarkan kapitalisasi pasar dalam lima tahun ke depan.
"Kami sadar tugas kami bukan hanya menggabungkan bank ini, tapi juga melakukan transformasi," kata Direktur Utama BSI Hery Gunardi dalam peresmian BSI secara virtual dari Istana Negara, Jakarta, Senin, 1 Februari 2021.
Transformasi itu, kata dia, dilakukan dengan perbaikan proses bisnis, penguatan risk management, penguatan sumber daya insani dan pengetatan teknologi digital.
Livin'by Mandiri Diluncurkan
Di tengah berkembangnya berbagai layanan keuangan digital, Bank Mandiri memperkenalkan Livin’ by Mandiri, yakni penyempurnaan dari aplikasi Mandiri Online, yang selama ini digunakan nasabah.
“Sebagai penyesuaian dari aplikasi Mandiri Online, Livin’ by Mandiri akan menjadi sebuah super app," kata Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi dalam keterangan tertulis, Senin, 8 Maret 2021.
Menurut dia, aplikasi baru ini akan memanfaatkan pendekatan Artificial Intelligence (AI) untuk menciptakan sentuhan personal yang unik dan modern dalam akses layanan keuangan yang lengkap. "Termasuk ke biller dan nantinya ke produk perusahaan anak,” kata Darmawan.
BTN Juga Punya Ambisi Super App
Tak hanya Bank Mandiri, BTN juga punya ambisi agar mobile banking milik mereka jadi super app. Direktur Operation, IT, and Digital Banking BTN Andi Nirwoto mengatakan perseroan terus berupaya untuk mendorong kenyamanan nasabah dalam menggunakan mobile banking.
"Kami akan fokus pada pengembangan super app. Itu berbasis tetap pada bisnis kami KPR," katanya, Kamis, 22 April 2021.
<!--more-->
Andi mengatakan perseroan mulai mampu meningkatkan bisnis transaksi digitalnya dengan tetap fokus pada bisnis di rantai pasok sektor properti perumahan. "Diperkirakan minimal bisa 15 persen hingga 20 persen growth untuk jumlah transaksi di digital channel ini dapat dijaga. Belanja IT kami tetap Rp 500 miliar tahun ini," katanya.
BNI Tutup 96 Kantor Cabang
Dalam rangka transformasi layanan digital, BNI memutuskan untuk menutup 96 kantor cabang mereka pada 2021. Salah satu alasannya karena sekitar 80 persen volume transaksi oleh nasabah BNI sudah dilakukan secara digital, dan sisanya tinggal sedikit yang masih bertransaksi langsung.
"Ini masih ada karena beberapa alasan yang mungkin mereka lebih senang data ke cabang, tapi pelan-pelan kita akan shifting ke transaksi digital," ujar Direktur Layanan dan Jaringan BNI Ronny Venir pada Jumat, 7 Mei 2021.
Data internal juga menunjukkan saat ini jumlah transaksi yang dilayani oleh teller di kantor cabang terus menurun. Bila satu teller biasanya mampu melakukan hingga 150-200 transaksi, kini telah berkurang hampir 60 persennya.
BRI Agro Mau Jadi Bank Digital
Terakhir ada dari BRI Agro, anak usaha BRI, yang punya ambisi untuk jadi bank digital. Sehingga ada 19 Mei 2021, BRI Agro merilis Talent Management System & Employee Value Proposition. Tujuannya untuk mempersiapkan pertarungan di ekosistem digital.
"BRI Agro yang saat ini sedang melakukan transformasi untuk menjadi The Best Digital Bank for Agri and Beyond by Becoming House of Fintech and Home for Gig Economy akan mentransformasi people dan culture melalui revamp process, SBU Organization, talent assessment, re-train & re-skill dan culture development," kata Direktur Utama BRI Agro Kaspar Situmorang melalui siaran pers, Kamis, 20 Mei 2021.
ATM Link Tak Lagi Gratis
Tapi di tengah berbagai upaya ini, keempat Bank BUMN justru memberikan biaya baru untuk nasabahnya. Mulai 1 Juni 2021, jaringan ATM Link milik Bank BUMN ini mengenakan biaya untuk cek saldo dan tarik tunai, dari yang semula gratis.
"Biaya administrasi ini berlaku terhitung mulai 1 Juni 2021 dan seterusnya sampai dengan adanya perubahan di kemudian hari," demikian keterangan di situs resmi BNI, dikutip pada Jumat, 21 Mei 2021. Ini berlaku untuk semua nasabah Bank Mandiri, BRI, dan BTN.
Untuk cek saldo, nasabah bank BUMN ini harus membayar biaya Rp 2.500 dan untuk tarik tunai sebesar Rp 5.000. Sementara untuk transfer, biayanya tidak berubah yaitu tetap Rp 4.000.
FAJAR PEBRIANTO | BERBAGAI SUMBER
Baca: Per 1 Juni, Tarik Tunai di Bank BUMN via ATM Link Kena Biaya Rp 5.000