Bitcoin Cs Sangat Fluktuatif, Investor Pemula Disarankan Pilih Instrumen Ini

Jumat, 21 Mei 2021 07:29 WIB

Ilustrasi Bursa Kripto. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Bitcoin dan aset kripto lainnya yang serempak sempat jeblok dan kemudian kembali naik beberapa waktu belakangan ini semakin menunjukkan bahwa nilai cryptocurrency berfluktuasi dengan sangat cepat. Investor pemula yang belum siap disarankan untuk menempatkan investasinya di instrumen yang minim risiko.

Head of Economic Research Pefindo Fikri C. Permana menyatakan, salah satu produk investasi yang bisa dilirik para investor pemula adalah Surat Berharga Negara (SBN) Ritel. Instrumen yang minim risiko dan memberikan imbal hasil lebih tinggi dari deposito dinilai cocok bagi investor pemula yang baru mengenal pasar modal ataupun aset kripto.

Selain itu, karakteristik SBN Ritel yang sangat mirip dengan deposito karena menawarkan imbal hasil rutin dengan besaran yang tetap, bahkan bisa naik jika memang kupon yang ditawarkan bersifat floating (mengambang). Namun imbal hasilnya tidak mungkin turun karena biasanya terdapat floor atau batas bawah.

Sebagai gambaran, seri SBN Ritel yang terakhir ditawarkan pemerintah yakni sukuk tabungan seri ST014 menawarkan kupon 5,47 persen. Imbal hasil tersebut lebih besar dari suku bunga deposito yang berkisar 4-5 persen.

“Jadi kalau memang masyarakat ingin pindah dari tabungan perbankan (ke aset pasar modal), ini sangat cocok. Bisa belajar step by step, dari tabungan harusnya ke fixed income dulu,” kata Fikri ketika dihubungi, Rabu, 19 Mei 2021.

Advertising
Advertising

Ia lalu menyoroti fenomena yang belakangan terjadi di pasar keuangan di Indonesia. Salah satunya ketika masyarakat mulai mengenal bursa saham dan langsung masuk ke instrumen-instrumen berisiko tinggi karena tergoda oleh return tinggi dan tren yang berkembang.

“Polanya serupa. Oktober - Desember tahun lalu saham ramai karena lagi uptrend, lalu Januari kena anjlok pada hilang semua," ujar Fikri. Berikutnya, muncul hype Bitcoin yang di-endorse CEO Tesla Inc. Elon Musk. "Sekarang kripto anjlok, mulai pada hilang juga

Oleh karena itu, ia menyarankan masyarakat yang baru masuk pasar modal belajar berinvestasi secara bertahap. Bertahap artinya mulai dari instrumen berisiko rendah, sedang, baru kemudian menjajal instrumen-instrumen berisiko tinggi.

“Harus ada tangganya. Nggak ada salahnya ke fixed income dulu, SBN dulu. Lalu reksa dana misalnya, belajar baca dan pahami fund fact sheet, baru nanti kalau sudah mengerti coba yang lain,” ucap Fikri.

<!--more-->

Dengan begitu, investor pemula bisa menghindar dari rasa “kapok” berinvestasi. Sebab, jika langsung masuk ke instrumen berisiko tinggi, tentu investor akan dihadapkan pada volatilitas yang tinggi pula dan berpotensi merugikan jika tidak benar-benar memahami pasarnya.

Sementara itu, Komisaris Utama PT HFX Internasional Berjangka Sutopo Widodo, kesalahan investor pemula biasanya sudah mulai serakah dan hanya mengikuti tren terkini saja atau Fear of Missing Out (FOMO).

Ia mengatakan, jenis investor ini umumnya hanya akan memegang Bitcoin dalam jangka pendek dan terdampak paling signifikan dari risiko penurunan harga seperti saat ini. Ia melanjutkan, sikap investor tersebut akan memunculkan efek jera atau kapok, terutama pada investor konservatif.

Selain itu, investor dengan profil investasi jangka panjang juga kemungkinan akan beranjak dari Bitcoin dan berpindah ke aset-aset yang risikonya lebih rendah. Sutopo menerangkan, efek jera ini juga bergantung pada durasi penurunan harga yang terjadi.

Jika harga Bitcoin turun dalam waktu panjang, maka potensi terulangnya tren di 2017-2018 akan terbuka dan membuat banyak investor kapok. “Sebaliknya, jika harganya cepat berbalik ke atas, tentunya para investor akan tetap aktif. Untuk kondisi saat ini tentunya masih banyak yang hold mengharapkan harganya kembali naik,” katanya.

Sebelumnya diberitakan bahwa harga Bitcoin dan aset kripto lainnya serempak jeblok setelah bank sentral Cina, People’s Bank of China (PBOC) resmi melarang aset kripto digunakan sebagai alat pembayaran.

Data Bloomberg pada Rabu, 19 Mei 2021, menunjukkan harga Bitcoin sempat anjlok hingga 7,3 persen pada US$ 40.139 atau sekitar Rp 574 jutaan (asumsi kurs Rp 14.315 per dolar AS) pada perdagangan di Asia. Padalah Bitcoin pernah mencapai rekor tertingginya pada pertengahan April lalu ke level US$ 64.804,72 atau sekitar Rp 927 jutaan.

Selain Bitcoin, harga aset kripto lainnya seperti Ethereum (ETH) saat itu berada di level US$ 2.965,8 atau sekitar Rp 42,45 jutaan, jeblok hingga 16,2 persen selama 24 jam terakhir. Harga Binance Coin (BNB) dan XRP juga turun masing-masing sebesar 16,7 persen dan 4,1 persen menjadi US$ 438,59 dan US$ 1,46. Begitu juga harga Cardano (ADA) dan Dogecoin (DOGE) yang jeblok 16 persen dan 15 persen menjadi US$ 1,77 dan US$ 042.

BISNIS

Baca: Bitcoin Jeblok Hingga ke Bawah Rp 574 Jutaan Usai Cina Larang Aset Kripto

Berita terkait

IHSG Pekan Depan Diprediksi Menurun Terbatas, Berikut Rekomendasi Saham Pilihan

12 jam lalu

IHSG Pekan Depan Diprediksi Menurun Terbatas, Berikut Rekomendasi Saham Pilihan

Dinamika kebijakan Bank Sentral Amerika diprediksi masih memberi pengaruh pada penurunan IHSG pekan depan

Baca Selengkapnya

Analis Perkirakan Harga Emas Terus Naik, Investor Diminta Tahan Dulu

1 hari lalu

Analis Perkirakan Harga Emas Terus Naik, Investor Diminta Tahan Dulu

Analis komoditas dan mata uang Lukman Leong mengatakan kenaikan harga emas Antam mengikuti tren harga emas dunia.

Baca Selengkapnya

Izin TaniFund Dicabut, ICT Ingatkan Lender agar Hati-Hati Berinvestasi di Fintech P2P Lending

2 hari lalu

Izin TaniFund Dicabut, ICT Ingatkan Lender agar Hati-Hati Berinvestasi di Fintech P2P Lending

ICT ingatkan para pemberi dana yang ingin berinvestasi di platform pinjaman online berbasis peer to peer lebih berhati-hati.

Baca Selengkapnya

Antam Bagi Dividen Rp 3 Triliun

2 hari lalu

Antam Bagi Dividen Rp 3 Triliun

PT Aneka Tambang Tbk. atau Antam (ANTM) akan membagikan dividen Rp 3,08 triliun.

Baca Selengkapnya

Sandiaga Uno Ajak Investor Asing Masuk Indonesia

2 hari lalu

Sandiaga Uno Ajak Investor Asing Masuk Indonesia

Menteri Sandiaga Uno mengajak investor asing untuk berinvestasi di sektor pariwisata Indonesia.

Baca Selengkapnya

Fitch Naikkan Rating Bank Mandiri jadi BBB

3 hari lalu

Fitch Naikkan Rating Bank Mandiri jadi BBB

Bank Mandiri meraih kenaikan peringkat Internasional Jangka Panjang dan Jangka Pendek pada level "BBB", dari sebelumnya

Baca Selengkapnya

Laporkan Kinerja 2023, Laba Bersih Jasa Marga Capai Rp 6,8 Triliun

3 hari lalu

Laporkan Kinerja 2023, Laba Bersih Jasa Marga Capai Rp 6,8 Triliun

PT Jasa Marga (Persero) Tbk. atau JSMR melaporkan kondisi kinerja perseroan selama tahun 2023 dengan laba bersih mencapai Rp 6,8 triliun.

Baca Selengkapnya

Film 13 Bom di Jakarta Tayang di Netflix, Tak Semua Fiksi Berikut Beberapa Kejadian Nyata

3 hari lalu

Film 13 Bom di Jakarta Tayang di Netflix, Tak Semua Fiksi Berikut Beberapa Kejadian Nyata

13 Bom di Jakarta tayang di Netflix, adalah film aksi diinspirasi kisah nyata yang terjadi di Jakarta pada 2015. Apakah itu?

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Investasi Bidang Pendidikan Membuka Peluang Indonesia Maju

3 hari lalu

Sri Mulyani: Investasi Bidang Pendidikan Membuka Peluang Indonesia Maju

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan investasi di bidang pendidikan akan membuka peluang Indonesia menjadi lebih maju.

Baca Selengkapnya

PT Timah Rombak Direksi untuk Perbaikan Bisnis

4 hari lalu

PT Timah Rombak Direksi untuk Perbaikan Bisnis

PT TIMAH Tbk melakukan perombakan direksi melalui RUPST. Berharap bisa memperbaiki bisnis perusahaan.

Baca Selengkapnya