Hingga Akhir 2020, Merchant OVO Sudah Lebih dari 1,5 Juta

Reporter

Bisnis.com

Rabu, 12 Mei 2021 05:01 WIB

Logo Ovo

TEMPO.CO, Jakarta - Platform teknologi finansial (tekfin/fintech) pembayaran & dompet digital OVO menekankan bahwa inovasi, diversifikasi, dan peningkatan kualitas layanan, merupakan kata kunci untuk tetap bertumbuh di era pandemi.

Head of Corporate Communication OVO Harumi Supit menekankan bahwa pertumbuhan dan ekspansi platform dan layanan OVO selama 2020 berkat dukungan masyarakat dan mitra yang menjadikan OVO sebagai platform layanan finansial pilihan mereka.

"Perkembangan tersebut sejalan dengan perluasan ekosistem OVO yang semakin berkembang dan terdiversifikasi di 2020, menghadirkan produk baru dan manfaat lebih bagi pengguna OVO melalui kolaborasi strategis yang dijalankan dengan berbagi pelaku industri, dari UMKM hingga perusahaan-perusahaan terkemuka," ujar Harumi dalam keterangannya, Selasa, 11 Mei 2021.

Menurutnya, performa ini tak lepas dari strategi ekosistem terbuka yang OVO terapkan selama ini. Melalui ekosistem terbuka tersebut, OVO terus melakukan inovasi, peningkatan kualitas, dan kolaborasi strategis yang berkelanjutan.

Kolaborasi digelar bersama banyak mitra yang kredibel seperti Bank BRI, Manulife Aset Manajemen Indonesia, Prudential Indonesia, Zalora, Lazada, Blibli, Bhinneka, HappyFresh, dan masih banyak lagi.

Dari sisi merchant, pada akhir tahun OVO sudah hadir di 426 kota/kabupaten dan lebih dari 1.500.000 merchant sudah bergabung di OVO, termasuk lebih dari lebih dari 950.000 UMKM yang telah mengimplementasikan QRIS.

Jumlah pelaku UMKM yang menjadi mitra OVO bahkan meningkat sebanyak 95 persen (year-on-year/yoy) sepanjang 2020 dibandingkan 2019.

"Sebagai perusahaan dengan strategi ekosistem terbuka, OVO terus memperluas jaringan dan menciptakan interoperabilitas dengan mitra strategis yang cukup dipercaya orang untuk membelanjakan uang mereka," ujar Harumi.

Adapun, pada paruh kedua tahun 2020, OVO berkolaborasi dengan mitra finansial dalam menghadirkan peluncuran layanan asuransi di aplikasi OVO yang bertajuk OVO Proteksi, dan juga peluncuran layanan OVO Investasi yang bertujuan untuk membuka akses terhadap peluang berinvestasi bagi masyarakat secara luas.

Hal ini sejalan dengan rencana strategis OVO untuk berevolusi dari platform pembayaran digital menjadi penyedia layanan finansial yang komprehensif sesuai visi OVO untuk mendorong inklusi keuangan. Di sisi lain, OVO juga terus meningkatkan layanan lewat inklusi keuangan melalui aplikasi OVO.

"Seiring dengan perubahan strategi kami di pasar, terutama untuk mendorong inklusi keuangan, sejak 2020 kami memperluas layanan dari hanya pembayaran ke jasa keuangan melalui fitur/produk OVO Investasi dan OVO Proteksi yang merupakan hasil inovasi dan kolaborasi strategis," katanya.

OVO | Invest sendiri menerima sambutan hangat dari pengguna OVO, berkat kemudahan dan keterjangkauan harga. Terbukti, lebih dari 450.000 pengguna, atau sekitar setengah juta pengguna, memilih untuk mendaftar ke OVO Investasi dalam 3 bulan pertama peluncuran.

Sementara itu, dari sisi jumlah pengguna, peningkatan pertumbuhan pengguna baru tidak terlepas dari upaya OVO dalam mendukung masyarakat, baik melalui program yang bertujuan memudahkan transisi offline ke online, donasi Patungan untuk Berbagi, sampai mendukung UMKM seluas mungkin yang memegang peranan substansial dalam menggerakkan perekonomian Indonesia.

Terakhir, performa dan pertumbuhan pengguna baru OVO juga ditunjang dengan penunjukan OVO dalam inovasi teknologi pendistribusian bantuan sosial produktif lewat program Prakerja.

Per 31 Desember 2020, OVO telah mendistribusikan lebih dari 3 triliun rupiah kepada 1,67 juta peserta program Prakerja sebagai wujud nyata atas komitmen mendukung Pemerintah dalam memerangi pandemi Covid-19 dan mengembangkan solusi nyata bagi masyarakat luas.

"OVO berkomitmen penuh untuk mendukung pemerintah dan masyarakat Indonesia di jalan menuju pemulihan ekonomi dari Covid-19. Kami akan terus memanfaatkan kapabilitas digital dan ekosistem terbuka kami untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang terus berubah, sekaligus juga mendukung pemerintah dalam mendistribusikan bantuan dan berfungsi sebagai katalis yang dapat terus mendorong ekonomi digital negara," kata Harumi.

BISNIS

Baca juga: Ovo Klaim Tumbuh di Tengah Pandemi, Jumlah Mitra UMKM Naik 95 Persen

Berita terkait

Ditunggu Setengah Jam untuk Wawancara Cegat, Jokowi: Besok Aja

26 menit lalu

Ditunggu Setengah Jam untuk Wawancara Cegat, Jokowi: Besok Aja

Presiden Jokowi nge-prank jurnalis yang sudah menuggu sekitar setengah jam untuk sesi wawancara cegat atau doorstop.

Baca Selengkapnya

Solo Great Sale 2024 Diharap Menjadi Sarana UMKM Memasarkan Produk

13 jam lalu

Solo Great Sale 2024 Diharap Menjadi Sarana UMKM Memasarkan Produk

Solo Great Sale 2024 (SGS 2024) diharapkan menjadi sarana para pelaku UMKM memasarkan produknya.

Baca Selengkapnya

Koalisi Desak Perbankan Setop Investasi ke Energi Kotor dan Segera Beralih ke EBT

21 jam lalu

Koalisi Desak Perbankan Setop Investasi ke Energi Kotor dan Segera Beralih ke EBT

Koalisi organisasi masyarakat sipil mendesak agar kalangan perbankan berhenti memberikan dukungan pendanaan energi kotor seperti batu bara.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tegaskan Aturan Sertifikasi Halal UMKM Berlaku per Oktober 2024: Kalau Enggak, Kapan Siapnya?

1 hari lalu

Zulhas Tegaskan Aturan Sertifikasi Halal UMKM Berlaku per Oktober 2024: Kalau Enggak, Kapan Siapnya?

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan alias Zulhas meminta para pengusaha pangan untuk segera memenuhi standar sertifikasi halal hingga Oktober 2024.

Baca Selengkapnya

Kontroversi Larangan Warung Madura Buka 24 Jam, Ini Awal Kasusnya

3 hari lalu

Kontroversi Larangan Warung Madura Buka 24 Jam, Ini Awal Kasusnya

Begini awal kasus munculnya larangan terhadap warung Madura untuk buka 24 jam.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Zulhas Revisi Permendag Barang Bawaan Impor, Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Warung Madura

5 hari lalu

Terpopuler: Zulhas Revisi Permendag Barang Bawaan Impor, Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Warung Madura

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas merevisi lagi peraturan tentang barang bawaan impor penumpang warga Indonesia dari luar negeri.

Baca Selengkapnya

Menkop UKM Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Pembatasan Jam Buka Warung Madura

5 hari lalu

Menkop UKM Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Pembatasan Jam Buka Warung Madura

Menkop UKM Teten Masduki mengevaluasi pernyataan pejabatnya tentang pembatasan jam operasinal warung atau toko klontong milik masyarakat.

Baca Selengkapnya

Tak Ada Pembatasan Operasi Warung Madura, Teten: Semua Perda harus Berpihak pada UMKM

5 hari lalu

Tak Ada Pembatasan Operasi Warung Madura, Teten: Semua Perda harus Berpihak pada UMKM

Kemenkop UKM pastikan tidak ada yang membatasi jam operasi warung atau toko klontong milik masyarakat seperti warung Madura.

Baca Selengkapnya

Kembangkan Pendanaan UKM, OJK Dorong Pemanfaatan Securities Crowdfunding

5 hari lalu

Kembangkan Pendanaan UKM, OJK Dorong Pemanfaatan Securities Crowdfunding

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM) antara lain dengan memanfaatkan securities crowdfunding.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

5 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya