Harga Minyak Naik ke USD 66,93 per Barel Meski Permintaan India Melemah, Kenapa?
Reporter
Bisnis.com
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Senin, 3 Mei 2021 10:01 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Harga minyak dunia naik menuju level US$ 67 per barel meskipun permintaan yang lebih lemah dari India karena dilanda serangan virus Covid-19. Kondisi ini diimbangi oleh optimisme atas pemulihan ekonomi global.
Secara spesifik, harga minyak jenis Brent untuk pengiriman Juli naik 0,3 persen menjadi US$ 66,93 per barel di ICE Futures Europe Exchange pada pagi ini di Singapura.
Artinya, harga minyak Brent telah menguat 29 persen tahun ini. West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni naik 0,3 persen menjadi US$ 63,76 per barel di New York Mercantile Exchange.
Minyak mentah Brent naik lebih tinggi setelah harga paling aktif naik hampir 6 persen bulan lalu. Sementara penjualan bensin sepanjang April di India turun ke level terendah sejak Agustus, sedangkan untuk solar turun tipis sejak Oktober ketika memperhitungkan panjang bulan.
Komoditas emas hitam ini telah menguat pada tahun 2021 di tengah prospek rebound permintaan. Salah satunya karena vaksin Covid-19 diluncurkan membuka jalan bagi aktivitas ekonomi yang lebih besar.
Meski begitu, pemulihan harga minyak mentah tidak merata karena beberapa negara mengalami gelombang Covid-19 kembali. Pada saat yang sama, Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya mulai bulan ini untuk mengurangi pembatasan pasokan yang mereka terapkan tahun lalu untuk mengeringkan stok global yang membengkak dan menghidupkan kembali harga.
Pedagang melacak upaya untuk menengahi kesepakatan AS-Iran untuk menghidupkan kembali perjanjian nuklir yang ditinggalkan oleh Gedung Putih pada 2018 berpotensi membuka jalan bagi peningkatan ekspor minyak mentah dari negara Teluk Persia itu.
Pejabat AS mengatakan kesepakatan belum tercapai dan menyangkal laporan Iran tentang pertukaran tahanan tutur mempengaruhi permintaan dan penawaran minyak mentah dan berimbas pada pergerakan harga minyak. Banyak negara di seluruh dunia - termasuk Cina, Jepang, dan Inggris - menandai hari libur nasional pada hari Senin ini, 3 Mei 2021 dan kondisi ini dapat menipiskan volume perdagangan.
BISNIS
Baca: 2 Faktor yang Sebabkan Harga Minyak Naik ke Level Tertinggi Sebulan