Akan Dilantik Jadi Menteri Investasi, Begini Rekam Jejak Bahlil Lahadalia
Reporter
Francisca Christy Rosana
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Rabu, 28 April 2021 12:51 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo alias Jokowi akan melantik Bahlil Lahadalia sebagai Menteri Investasi. Pelantikan ini sekaligus menandai berubahnya nomenklatur Badan Koordinasi Penanaman Modal atau BKPM menjadi Kementerian Investasi.
“Sore ini (dilantik),” tutur sumber Istana Negara, Rabu, 28 April 2021.
Kabar tersebut juga dikonfirmasi Anggota Komite Investasi Bidang Komunikasi BKPM, Rizal Calvary Marimbo. Ia menyatakan target investasi yang ditetapkan untuk untuk BKPM tahun ini sebesar Rp 900 triliun sudah mengarah ke perubahan nomenklatur lembaganya.
“Target-target yang ditetapkan tahun sudah beraroma bahwa (Bahlil) akan menjadi Menteri Investasi. Pak Jokowi sebelum melantik Kabinet (Indonesia Maju) sudah menggaungkan Kementerian Investasi,” kata Rizal saat dihubungi Tempo.
Bahlil Lahadalia adalah Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) periode 2015-2019. Keterlibatannya di HIPMI tercatat sejak 2003. Mulanya, pria kelahiran Maluku Utara, 7 Agustus 1976 itu terdaftar di HIPMI tingkat kabupaten. Ia lalu menjadi pengurus di HIPMI provinsi hingga pusat.
Sejak sekolah dasar, Bahlil berwirausaha dengan membantu keluarga dengan berjualan kue. Saat SMP, dia sempat menjadi kondektur dan sopir angkutan umum semasa sekolah di tingkat menengah atas.
Bahlil kemudian berkuliah di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Port Numbay Jayapura, Papua. Semasa di kampus, ia tercatat menjadi pengurus senat mahasiswa hingga bergabung di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Bahlil terjun di kepengurusan HMI sebagai bendahara umum.
<!--more-->
Setelah memiliki berbagai pengalaman dalam organisasi dan memiliki pekerjaan bergaji tinggi, Bahlil memutuskan keluar dari pekerjaannya dan mendirikan perusahaannya sendiri. Terkenal sebagai pengusaha, Bahlil tercatat memiliki sepuluh perusahaan di berbagai bidang. Korporasinya berdiri di bawah naungan PT Rifa Capital sebagai perusahaan holding.
Pada Oktober 2019 lalu, Jokowi memilih Bahlil menjadi Kepala BKPM. Ia menggantikan Thomas Trikasih Lembong yang menduduki jabatan Kepala BKPM pada kabinet sebelumnya.
Semasa memimpin BKPM, Bahlil mencatatkan peningkatan realisasi investasi. Pada 2019, total realisasi investasi BKPM sebesar Rp 809,6 triliun atau meningkat dari target yang ditetapkan sebesar Rp 792 triliun (2,2 persen).
Kemudian pada 2020, realisasi investasi BKPM meningkat dari target menjadi Rp 826,3 triliun. Sebelumya, Bahlil mematok target investasi 2020 hanya naik tipis sebesar Rp 817,2 triliun karena pandemi Covid-19.
Sedangkan pada triwulan I 2021, BKPM mencatatkan capaian investasi sebesar Rp 219,7 triliun. Investasi itu tumbuh 2,3 persen secara quarter to quarter dan tumbuh 4,3 persen secara year on year. Dalam dua tahun, Bahlil menyelesaikan masalah investasi mangkrak sebesar Rp 517,6 triliun atau 73 persen dari total investasi mangkrak sebesar Rp 708 triliun.
Pada 2021, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) mematok target realisasi investasi sebesar Rp 856 triliun. Sedangkan Jokowi mematok target lebih besar, yakni Rp 900 triliun.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA | BISNIS
Baca: Apindo: Bahlil Lahadalia Kawal Masalah Investasi, Investor Tidak Dipingpong