Pembebasan Lahan Tuntas, Bandara Kediri Siap Beroperasi Tahun 2023
Reporter
Hari Tri Wasono (Kontributor)
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Minggu, 25 April 2021 13:30 WIB
TEMPO.CO, KEDIRI – PT Gudang Garam Tbk. memastikan bandara yang dibangun di Kediri akan beroperasi pada awal tahun 2023. Saat ini pengerjaan proyek sudah mencapai 51 persen.
Direktur PT Surya Dhoho Investama (SDI) Maksin Arisandi, anak perusahaan PT Gudang Garam Tbk. yang menjadi pelaksana pembangunan bandara mengatakan prosesnya telah mencapai 51 persen.
“Saat ini pekerjaan land (tanah) sudah 51 persen, sudah tercapai target kita,” kata Maksin Arisandi saat mendampingi Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana memantau pelaksanaan pembangunan bandara, Sabtu 24 April 2021.
Dengan capaian ini, Maksin optimis operasional Bandara Kediri akan bisa dimulai pada awal tahun 2023 mendatang. Hal ini sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.
Maksin Arisandi juga memastikan pembangunan bandara ini tetap melibatkan masyarakat setempat sebagai tenaga kerja. Dia memastikan telah merekrut warga yang memenuhi kualifikasi ke dalam proyek ini.
“Kami fokus pada pemberdayaan masyarakat sekitar. Kalau memiliki kompetisi dan kualifikasi, pasti kami rekrut,” kata Maksin.
<!--more-->
Target operasional bandara pada awal tahun 2023 juga disampaikan Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana. Bupati mengatakan bandara yang dibangun di lereng Gunung Wilis, tepatnya di Kecamatan Tarokan, Kabupaten Kediri ini akan siap beroperasi dua tahun mendatang.
Dia juga memastikan kebutuhan pembebasan lahan dalam proyek ini sudah hampir selesai. Bahkan saat ini hanya kurang 0,4 persen saja dari keseluruhan lahan kebutuhan bandara.
“Saat ini hanya kurang 0,4 persen (kekurangan lahannya) dari keseluruhan bandara. Gudang Garam sudah mengkomunikasikan dengan baik kepada pihak-pihak terkait pembebasan ini,” kata Dhito.
Hanindhito juga memastikan jika proyek bandara ini bukan menjadi penyebab banjir yang kerap terjadi di kawasan itu. Menurut pantauan bupati, banjir terjadi akibat perilaku warga sendiri yang mengganti tanaman keras dengan bawang merah di lereng Gunung Wilis.
“Banjir itu bukan karena bandara. Banjir karena sumber mata air banyak berkurang, banyak yang diganti brambang di atas,” katanya.
Untuk mengatasinya, Bupati telah berkoordinasi dengan Kementerian PUPR untuk membangun dua embung besar di kawasan bandara. Embung ini berfungsi menampung air di musim hujan, serta sumber irigasi saat musim kemarau. Apalagi di kawasan itu melintas dua aliran sungai yakni Sungai Kolokoso dan Hadisingat.
BACA: Pengerjaan Proyek Bandara Kediri PT Gudang Garam Capai 51 Persen
Hari Tri Wasono