Ekonom Bank Permata Tegaskan Pentingnya Independensi Bank Indonesia

Reporter

Bisnis.com

Selasa, 20 April 2021 12:25 WIB

Ilustrasi atau Logo Bank Indonesia. REUTERS/Iqro Rinaldi/File Photo

TEMPO.CO, Jakarta -Di tengah rencana pemerintah untuk menyusun Rancangan Undang-Undang (RUU) Sektor Keuangan, Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menegaskan independensi Bank Indonesia (BI) merupakan hal yang penting.

Josua mengatakan BI diharapkan untuk tetap independen, karena monetary policy (kebijakan moneter) yang dimiliki bank sentral merupakan long-time horizon atau memiliki target jangka panjang, terutama mandat menjaga stabilitas keuangan nasional.

“Independensi yang berkurang dari Bank Sentral dapat juga memengaruhi persepsi kredibilitas terhadap Bank Sentral. Maka kami terus mendukung otoritas moneter Bank Indonesia merupakan lembaga yang independen,” kata Josua dalam video conference, Senin, 19 April 2021.

Josua lalu mencontohkan setelah dimulainya implementasi Undang-Undang (UU) No. 23/1999 tentang Bank Indonesia di 2004, pertumbuhan ekonomi relatif stabil. Misalnya, dia membandingkan kondisi perekonomian pada krisis yang pernah terjadi di Indonesia seperti pada krisis moneter 1998, krisis keuangan global 2008, dan krisis akibat pandemi Covid-19 di 2020.

Sebelum BI menjadi independen pada 1998, tingkat harga melonjak sampai 82 persen. Lalu, saat terjadi kepanikan di pasar keuangan global pada 2008, harga tetap melonjak namun hanya sekitar 12 persen. Sementara di 2021, inflasi cukup rendah di 1,38 persen.

Dari sisi tingkat depresiasi terhadap dolar AS, kondisi rupiah cenderung mengalami perbaikan. Setelah adanya UU No. 23/1999 terkait dengan independensi BI, pascakrisis 1998, tingkat depresiasi lebih cenderung rendah.
<!--more-->
“Secara umum, menurut pandangan kami kondisi makroekonomi dan keuangan cenderung dalam kondisi manageable,” katanya.

Josua juga memaparkan alasan mengapa BI harus menjadi lembaga yang independen. Misalnya, tekanan politik dari rezim yang terus berganti sesuai dengan masa kepemimpinan selayaknya merubah arah kebijakan.
Apabila hal tersebut memengaruhi independensi BI, maka dikhawatirkan dapat mengintervensi kebijakan moneter BI sehingga menjadi tidak konsisten dan kredibel.

Josua mengatakan tujuan dari otoritas moneter adalah untuk menjaga stabilitas, misalnya nilai tukar rupiah, untuk mendukung terciptanya pertumbuhan ekonomi yang optimal. Meskipun, Bank Indonesia tidak memiliki mandat spesifik terkait dengan pertumbuhan ekonomi.

BISNIS

Baca juga: Eks Gubernur Bank Indonesia Pertanyakan Urgensi RUU Sektor Keuangan

Berita terkait

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

44 menit lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

2 jam lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

6 jam lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

9 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

20 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

2 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

3 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

3 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

3 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

4 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya