Berita Terpopuler: Anak Buah Sri Mulyani Tegur Anies hingga Penjualan WIKA Turun
Reporter
Tempo.co
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Kamis, 15 April 2021 06:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Berita terpopuler ekonomi dan bisnis sepanjang hari Rabu, 14 April 2021, dimulai dari anak buah Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang menegur Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan soal Sisa Lebih Penghitungan APBD yang besar.
Selain itu ada juga berita tentang porang yang kini menjadi primadona baru ekspor dan kenaikan transaksi Bitcoin di Indonesia yang dinilai tak signifikan. Lalu ada soal penjelasan Bos PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. soal penurunan penjualan Rp 10,7 triliun dan Budiman Sudjatmiko yang merespons peringatan Ridwan Kamil agar Bukit Algoritma tak hanya menjual gimmick Silicon Valley.
Kelima topik tersebut paling banyak menyedot perhatian pembaca di kanal Bisnis Tempo.co. Berikut selengkapnya lima berita bisnis yang trending tersebut:
1. Anak Buah Sri Mulyani Tegur Anies Baswedan soal Silpa Rp 2,02 Triliun
Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan Kementerian Keuangan Astera Primanto Bhakti menegur Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan soal Sisa Lebih Penghitungan APBD (Silpa) 2020 sebesar Rp 2,02 triliun.
Anak buah Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meminta Anies dalam pengelolaan keuangan daerah sebaiknya Silpa tidak terlalu besar. “Ini mungkin sebetulnya pengelolaan keuangan di daerah ya, kalau bisa yang namanya Silpa daerah ini jangan terlalu besar Pak Gubernur, karena ini dilihatnya seperti uang nganggur," ujar Astera dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) DKI secara virtual, Rabu, 14 April 2021.
Padahal, menurut Astera, Silpa ini seharusnya sudah ada peruntukannya. "Ini masalah di daerah, monggo diatur yang baik,” ucapnya. Kemenkeu mencatat, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menggunakan Silpa sebesar Rp 2,02 triliun itu sebagai sumber alternatif menutupi defisit pembiayaan tahun 2021.
Baca selengkapnya mengenai Anies Baswedan di sini.
<!--more-->
2. Porang Primadona Baru Pasar Ekspor, Permintaan dari Luar Negeri Terus Meningkat
Peluang budidaya porang sangat besar pangsa pasarnya, diketahui porang jadi komoditas ekspor dan tren penjualan selalu mengalami kenaikan.
Mengutip dari website Indonesia.go.id, Berdasarkan data Indonesia Quarantine Full Automation System (IQFAST) atau Badan Karantina Pertanian (Barantan), mengemukakan semester pertama 2021, ekspor porang Indonesia mencapai angka 14,8 ribu ton, di mana angka ini melampaui jumlah ekspor semester pertama pada 2019 dengan jumlah 5,7 ribu ton, kenaikan ini menunjukkan aktivitas ekspor sebanyak 160 persen.
Mendulang nilai ekspor hingga 160 persen pada semester awal tahun ini, negara-negara yang menerima suplai ekspor utama porang seperti Cina, Vietnam, hingga Jepang. Selain negara kawasan Asia, Eropa juga menjadi salah satu negara tujuan ekspor porang.
Biasanya porang yang diekspor dikirim dalam bentuk chip atau produk setengah jadi, yang nantinya di negara penerima ekspor akan diolah menjadi bahan dasar pangan, kosmetik hingga industri.
Baca selengkapnya mengenai porang di sini.
3. Transaksi Bitcoin di RI Naik 1 Persen, Bos Indodax: Tak Terlalu Signifikan
Indonesia mencatatkan transaksi Bitcoin naik sebesar 1 persen dari volume transaksi global di tengah tren yang mana hampir seluruh dunia sedang marak dengan investasi aset kripto tersebut.
CEO Indodax Oscar Darmawan di Jakarta, Rabu, 14 April 2021, menyatakan secara nasional kenaikan volume transaksi tersebut tidak terlalu signifikan dibandingkan pada 2017.
<!--more-->
"Di Indonesia volume transaksi bitcoin tidak naik terlalu besar karena faktor masyarakat yang belum terlalu teredukasi seputar Bitcoin," ujarnya melalui keterangan tertulis.
Baca selengkapnya mengenai Bitcoin di sini.
4. Bos Wijaya Karya Panjang Lebar Jelaskan Sebab Penjualan Turun Rp 10,7 Triliun
Direktur Utama PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Agung Budi Waskito menjelaskan panjang lebar alasan penjualan yang dibukukan perusahaan turun pada tahun 2020 dibandingkan tahun sebelumnya.
Agung menyebutkan penjualan yang dicapai oleh perusahaan dengan kode saham WIKA ini turun sepanjang tahun 2020. Jika pada tahun 2019 penjualan bisa mencapai Rp 27,2 triliun, namun angkanya merosot pada tahun 2020 menjadi Rp 16,5 triliun.
Adapun penurunan penjualan terjadi karena sejumlah proyek terhenti karena Covid-19. "Pandemi juga mengganggu pasokan bahan material proyek dan membuat produktivitas rendah," kata Agung dalam konferensi pers virtual, Rabu, 14 April 2021.
Baca selengkapnya mengenai Wijaya Karya di sini.
5. Ridwan Kamil Ingin Bukit Algoritma Tak Hanya Gimik, Ini Kata Budiman Sudjatmiko
Ketua Pelaksana Kiniku Bintang Raya KSO Budiman Sudjatmiko menanggapi keinginan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil soal pembangunan Bukit Algoritma atau Silicon Valley ala Indonesia di Sukabumi tak sekadar gimik. Budiman mengatakan, dalam perencanaan proyek tersebut, Bukit Algoritma akan mengintegrasikan kawasan riset dan industri.
“Kami sudah pikirkan ada education center,” ujar Budiman saat dihubungi pada Rabu, 14 April 2021.
Budiman Sudjatmiko mengklaim PT Kiniku Nusa Kreasi dan PT Bintang Raya Lokalestari sebagai perusahaan yang membentuk KSO telah meneken nota kesepahaman (MoU) dengan tiga kampus. Ketiga kampus itu ialah Institut Pertanian Bogor, Institut Teknologi Bandung, dan Universitas Padjajaran.
Baca selengkapnya mengenai Bukit Algoritma di sini.