Erick Thohir Diminta Review Aset Pertamina Setelah Kebakaran Kilang Balongan
Reporter
Francisca Christy Rosana
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Rabu, 14 April 2021 15:45 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Ombudsman RI meminta Menteri Badan Usaha Milik Negara atau BUMN Erick Thohir segera meninjau ulang aset-aset PT Pertamina (Persero) yang diduga sudah usang pasca-insiden kebakaran Kilang Balongan di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, 29 Maret lalu.
“Menteri BUMN perlu me-review aset-aset Pertamina yang memang sudah tidak layak pakai. Sebelum kejadian berlanjut, saya kira ini penting jadi perhatian pemerintah,” ujar anggota Ombudsman, Herry Susanto, dalam konferensi pers yang digelar secara virtual, Rabu, 14 April 2021.
Berdasarkan penelurusan Ombudsman, Kilang Balongan telah tiga kali mengalami kebakaran. Kejadian pertama berlangsung pada Oktober 2007. Dalam insiden itu, api tidak merusak fasilitas produksi milik Pertamina dan hanya sistem pembuangan limbah.
Insiden kedua terjadi pada 4 Januari 2019. Kebakaran terjadi di kawasan kilang minyak pada fasilitas pemasok gas milik PT Pertamina EP. Kemudian insiden ketiga terjadi pada 29 Maret 2021 yang menyebabkan tangki T301G meledak.
Harry menduga kebakaran disebabkan oleh sistem teknologi dan perlengkapan kilang yang sudah usang. Dia pun mensinyalir tidak ada mekanisme mitigasi bencana akibat gagalnya teknologi.
<!--more-->
“Alat pertamina harus diremajakan. Jangan merawat barang yang sudah usang yang rentang bocor dan rentan terhadap percikan api. Kami tidak ingin itu terjadi lagi,” ujar Harry.
Dalam proses investigasinya, Ombudsman telah meminta keterangan dari pihak Pertamina dan PT Kilang Pertamina Internasional atau KPI sebagai holding perusahaan. Berdasarkan keterangan yang dihimpun, tangki yang dilaporkan terbakar ialah tangki Pertalite dengan jumlah empat tangki. Jumlah ini setara dengan 7 persen dari tital tangki milik Kilang Balongan sebanyak 71 tangki.
Tangki pertama yang terbakar adalah tangki T301-G yang berisi Pertalite. Kemudian api menyebar ke tangki T301-E, T301-F, dan T301-H. Pertamina, kata Harry, melakukan beberapa upaya, seperti transfer minyak dari tangki G ke F dan D untuk menurunkan level tangki G yang terbakar.
Kemudian, Pertamina menutup valve dan mengisolasi area yang terbakar. Selanjutnya, Pertamina mengaktifkan main fire pump dan valve fire water sprinkler serta memproteksi tangki G dengan water sprinkle. Untuk mencegah dampak lebih luas, Pertamina mengevakuasi masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi kebakaran ke area aman.
Baca: Pertamina Siapkan Belanja Modal USD 10,7 Miliar di Tahun Ini