Ridwan Kamil Sebut Silicon Valley Hanya Gimmick Branding Jika Tak Ada 3 Hal Ini
Reporter
Bisnis.com
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Selasa, 13 April 2021 11:09 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengingatkan agar publik tak gegabah menyebut proyek pembangunan pusat riset bernama Bukit Algoritma di Kabupaten Sukabumi sebagai Silicon Valley ala Indonesia.
Pria yang akrab disapa Emil ini menjelaskan, kawasan Silicon Valley di Santa Clara Valley yang berada di bagian selatan Bay Area, San Fransisco, bisa berkembang baik karena punya tiga faktor pendukung utama. Ketiga hal itu adalah: periset, industri pendukung inovasi, dan institusi finansial.
“Kalau tiga poin tadi tidak hadir dalam satu titik, yang namanya istilah Silicon Valley itu hanya gimmick branding saja,” kata Ridwan Kamil di Trans Luxury Hotel, Bandung, Senin, 12 April 2021.
Oleh karena itu, menurut Emil, sejumlah pihak yang ingin merealisasikan proyek itu harus memikirkan tiga komponen utama dengan matang, sebelum kemudian mengklaimnya sebagai Silicon Valley ala Indonesia.
Namun begitu, Ridwan Kamil tetap mendukung adanya pusat riset yang ada di Indonesia terutama di Jawa Barat. “Niatnya saya respons, saya dukung. Tapi hati-hati kepada semua orang yang dikit dikit bilang mau bikin Silicon Valley,” katanya.
Dukungan penuh dari Emil juga akan diberikan bila proyek itu membuktikan tiga komponen itu benar-benar ada di Bukit Algoritma. "Ada universitas riset, ada industri yang mengambil riset jadi barang atau jadi inovasi dan ada pembiayaannya atau angel investor,” tuturnya.
Emil menanggapi rencana pengembangan Bukit Algoritma Sukabumi oleh perusahaan BUMN konstruksi, PT Amarta Karya (Persero). Pembangunan Silicon Valley versi Jawa Barat ini diperkirakan menelan dana hingga 1 miliar euro atau setara Rp 18 triliun.
<!--more-->
Dana tersebut akan digunakan untuk peningkatan kualitas ekonomi 4.0, peningkatan pendidikan dan penciptaan pusat riset dan development, serta meningkatkan sektor pariwisata di kawasan seluas 888 hektare itu.
Pengembangan tahap awal diperkirakan memakan waktu tiga tahun. Bukit Algoritma Sukabumi merupakan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pengembangan Teknologi dan Industri 4.0 yang letak persisnya berada di kawasan Cikidang dan Cibadak.
Ketua Pelaksana Kiniku Bintang Raya KSO Budiman Sudjatmiko sebelumnya mengatakan salah satu negara di Amerika Utara telah menyatakan komitmennya untuk menjadi investor proyek Silicon Valley Indonesia tersebut.
Kontrak Pekerjaan Pengembangan Rencana Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pengembangan Teknologi dan Industri 4.0 sebelumnya telah ditandatangani oleh PT Amarta Karya (Persero) bersama Kiniku Bintang Raya dan PT Bintang Raya Loka Lestari. “Investor sudah bertemu dengan kami untuk mengerjakan kawasannya,” ujar Budiman saat dihubungi pada Senin, 12 April 2021.
Indonesia menawarkan nilai investasi awal sebesar Rp 18 triliun atau sekitar 1 miliar euro. Nilai tersebut dapat ditingkatkan sesuai dengan pengembangan ekosistem value chain yang akan dikerjakan secara bertahap.
Budiman masih enggan mendetailkan nama investor dan asal pasti negara yang akan menjadi pemodal. Namun ia menyebut, selain negara di Amerika Utara itu, ada beberapa pihak lainnya yang diklaim telah menyatakan minat ikut mengembangkan Silicon Valley di Sukabumi itu. “Yang sudah menyatakan minat ada salah satu negara Eropa Barat, kemudian Timur Tengah, dan dua negara Asia,” ujar Budiman Sudjatmiko.
BISNIS
Baca: Budiman Sudjatmiko: Lahan Bakal Silicon Valley Sukabumi Berstatus HGB