Terpopuler Bisnis: Buruh Tuntut THR hingga Dahlan Iskan Soal BUMN
Reporter
Tempo.co
Editor
Kodrat Setiawan
Senin, 5 April 2021 06:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta -Berita terpopuler ekonomi dan bisnis sepanjang Ahad, 4 April 2021, dimulai dari rencana demo buruh menuntut pembayaran THR secara penuh hingga Dahlan Iskan soal BUMN yang haus sampai kerongkongan.
Adapula berita tentang Liang Xian Ltd. memborong 1.466.033.913 saham Bank Mayapada dan Direktur BCA Santoso, menambah kepemilikan sahamnya.
Berikut empat berita terpopuler ekonomi dan bisnis sepanjang kemarin:
1. 10 Ribu Buruh Akan Demonstrasi Desak Perusahaan Bayar THR Tanpa Dicicil
Sebanyak 10 ribu buruh dari seribu perusahaan akan menggelar demonstrasi pada 12 April mendatang. Salah satu tuntutan buruh adalah meminta perusahaan membayar tunjangan hari raya atau THR tanpa dicicil.
“Aksi digelar di lapangan di lokasi pabrik masing-masing dengan protokol kesehatan sesuai standar pabrik,” ujar Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal saat dihubungi Tempo pada Ahad, 4 April 2021.
Demo akan dihelat serentak di 20 provinsi. Selain di pabrik, demonstrasi ini bakal berlangsung di kantor gubernur, kantor wali kota, dan kantor bupati di masing-masing daerah. Selain 10 ribu buruh turun ke lapangan, ratusan ribu pekerja disebut-sebut bakal mengikuti aksi secara virtual melalui Live Facebook KSPI.
Rencana buruh ini menanggapi pernyataan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Airlangga telah meminta perusahaan membayar THR pekerjanya secara penuh menjelang Hari Raya Lebaran.
"Tahun lalu THR dicicil, saya minta tahun ini dibayar secara penuh. Kita harus komitmen,” kata Airlangga. Pembayaran penuh perlu dilakukan karena pemerintah sudah memberikan dukungan dalam berbagai bentuk.
Baca berita selengkapnya di sini.
<!--more-->
2. Liang Xian Borong Saham Bank Mayapada Rp 586,4 Miliar
Liang Xian Ltd. pada 24 Maret 2021 lalu telah memborong 1.466.033.913 saham PT Bank Mayapada Internasional Tbk. dengan harga Rp 400 per lembar saham. Perusahaan yang beralamat dan berkewarganegaraan British Virgin Island (BVI) tersebut menggelontorkan dana senilai Rp 586,4 miliar untuk pembelian saham tersebut.
Hal itu disampaikan dalam laporan Bank Mayapada ke Bursa Efek Indonesia pada Kamis, 1 April 2021. Dalam keterbukaan informasi yang terdapat di situs BEI ini, Liang Xian masuk ke Bank Mayapada melalui penawaran umum terbatas XIII (PUT XIII) atau rights issue.
Di dalam surat yang ditujukan kepada Kepala Pengawas Pasar Modal per 1 April 2021 itu disebutkan, tujuan pembelian saham tersebut untuk investasi dengan status kepemilikan saham langsung. Surat itu ditandatangani oleh Direktur Utama Bank Mayapada Hariyono Tjahjarijadi dan Corporate Secretary Bank Mayapada Jennifer Ann.
Sebelum ini, Liang Xian tidak memiliki saham Bank Mayapada atau kepemilikan 0 persen. Setelah menggelontorkan dana Rp 586,4 miliar tersebut, Liang Xian akan memiliki 12,39 persen saham Bank Mayapada.
Baca berita selengkapnya di sini.
<!--more-->
3. Direktur BCA Borong 10.000 Saham BBCA Senilai Rp 308 Juta
Direktur PT Bank Central Asia Tbk. atau BCA, Santoso, menambah kepemilikan sahamnya di perusahaan sebelum tenggat cum dividen pada 7 April 2021. Cum dividen merupakan tanggal terakhir bagi investor yang ingin membeli saham tertentu, dan berhak untuk mendapatkan dividen perusahaan tersebut.
Pembelian 10.000 saham dengan kode BBCA oleh Santosa itu disampaikan dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia pada Kamis, 1 April 2021. Dengan membeli saham BCA dengan harga Rp 30.800 per saham, total transaksinya mencapai Rp 308 juta.
"Tanggal transaksi pada 31 Maret 2021, status kepemilikan saham langsung," tulis Sekretaris Perusahaan BCA Raymon Yonarto dalam laporannya ke BEI.
Dalam surat yang ditujukan kepada Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Hoesen berjudul Laporan Kepemilikan Atau Setiap Perubahan Kepemilikan Saham BCA itu juga disebutkan, kini Santosa menggenggam 274.593 saham BCA, atau naik dari sebelumnya 264.593 saham.
Pada perdagangan Kamis, 1 April 2021, saham BBCA naik 0,16 persen atau 50 poin menjadi Rp 31.125. Kapitalisasi pasarnya tercatat terbesar sejumlah Rp 767,39 triliun dengan valuasi PER 28,28 kali. Sepanjang 2021, saham BBCA mengalami koreksi 8,05 persen.
Baca berita selengkapnya di sini.
<!--more-->
4. Dahlan Iskan Sebut Ada BUMN yang Sudah Haus Sampai Kerongkongan
Mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara atau BUMN, Dahlan Iskan, mengulas kinerja perusahaan pelat merah dari kelompok infrastruktur yang mengalami penurunan laba bersih dalam setahun terakhir. Kondisi ini terjadi akibat sulitnya perusahaan memperoleh pendanaan, sementara manajemen harus mengeluarkan investasi yang besar untuk mengejar pembangunan infrastruktur.
Dahlan bahkan menyebut sebagian BUMN sudah haus sampai kerongkongan. “Semoga SWF (Lembaga Pengelola Investasi) segera ada jalan. Dana dari Amerika, Uni Emirat Arab, Jepang, dan Kanada segera masuk. Ada yang sudah haus sampai kerongkongan,” ujar Dahlan dalam situs resmi miliknya, Disway.id, 1 April 2021.
Ia mencontohkan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Perusahaan itu mencatatkan penurunan laba signifikan pada 2020 dari Rp 2,2 triliun menjadi Rp 200 miliar. Begitu juga dengan PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk yang labanya merosot dari Rp 800 miliar menjadi Rp 128 miliar.
Kondisi ini diakibatkan oleh pekerjaan infrastruktur yang gegap gempita dalam beberapa tahun terakhir. Dahlan menyebut BUMN jalan tol memiliki pekerjaan yang sangat banyak. Perusahaan pun harus menyiapkan modal yang besar.
Meski perusahaan BUMN bisa memilih menjadi kontraktor alih-alih mengelolanya sendiri, ada perusahaan yang disebut-sebut ambisius. Beberapa perusahaan, kata Dahlan, ingin memiliki jalan bebas hambatan tersebut setelah mengerjakan proyek pembangunannya.
Menurut Dahlan, dalam kondisi perusahaan membutuhkan modal besar, manajemen perlu sumber pendanaan dari beberapa pintu. Salah satunya dana bank. Masalahnya, banyak kinerja keuangan perusahaan merosot karena harus membayar bunga tinggi.
Baca berita selengkapnya di sini.