DPR Pastikan Belum Kantongi Draf RUU Sektor Keuangan dari Pemerintah

Selasa, 30 Maret 2021 15:44 WIB

Misbakhun. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta – Anggota Komisi XI DPR, Misbakhun, mengatakan legislator belum menerima draf Rancangan Undang-undang tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan dari pemerintah. Draf yang beredar di masyarakat saat ini, kata dia, merupakan dokumen tidak resmi.

“Drafnya dari pemerintah belum kirim dan saya tidak tahu kok banyak yang mengkonfirmasi draf itu ke saya. Draf yang beredar saat ini tidak resmi,” kata Misbakhun dalam diskusi publik yang digelar secara virtual oleh Infobank pada Selasa, 30 Maret 2021.

RUU Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan diusulkan pemerintah sejak 2019. Misbakhun mengatakan RUU itu telah ditetapkan sebagai Program Legislasi Nasional (Prolegnas) prioritas.

Adapun Bakal undang-undang ini disebut-sebut akan mengatur dan memperbarui berbagai hal terkait reformasi dan penguatan sektor keuangan yang meliputi perbankan, lembaga keuangan, pasar modal, perbankan, dan lembaga non-bank. Rancangan undang-undang tersebut pun bakal merevisi beberapa undang-undang terkait Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, dan Lembaga Penjamin Simpanan.

Misbakhun mengusulkan, dalam menyusun drafnya, pemerintah semestinya tidak membongkar undang-undang otoritas moneter, melainkan merevisi beleid tentang mekanisme pengambilan kebijakan di sisi fiskal. “Saya usul yang dibongkar jangan UU OJK, BI, dan LPS, tapi UU Keuangan Negara bagaimana kebijkan fiskal diambil supaya sinergis,” ujar Misbakhun.

Advertising
Advertising

Kementerian Keuangan beberapa waktu lalu memastikan draf RUU Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan telah selesai. Pemerintah pun tinggal menunggu kesiapan Dewan untuk membahas bersama draf undang-undang.

BACA: OJK: Stabilitas Sistem Keuangan Terjaga dan Mendorong Pemulihan Perekonomian

FRANCISCA CHRISTY ROSANA

Berita terkait

Penyaluran Pendanaan AdaKami Rp 4,6 Triliun dalam 4 Bulan

8 jam lalu

Penyaluran Pendanaan AdaKami Rp 4,6 Triliun dalam 4 Bulan

Penyaluran pendanaan AdaKami pada Januari-April 2024 mencapai Rp 4,6 triliun.

Baca Selengkapnya

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

1 hari lalu

Hilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia buka suara soal dominasi penanaman modal asing (PMA) atau investasi asing ke sektor hilirisasi di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

1 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

4 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

4 hari lalu

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

Bank DBS Indonesia meraih peringkat AAA National Long-Term Rating dan National Short-Term Rating of F1+ dari Fitch Ratings Indonesia atas kinerja keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

5 hari lalu

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

Inggris dan ASEAN bekerja sama dalam program baru yang bertujuan untuk mendorong integrasi ekonomi antara negara-negara ASEAN.

Baca Selengkapnya

Najeela Shihab Sayangkan Literasi Keuangan Anak Masih Rendah, Tapi Akses Keuangan Sudah Tinggi

5 hari lalu

Najeela Shihab Sayangkan Literasi Keuangan Anak Masih Rendah, Tapi Akses Keuangan Sudah Tinggi

Najeela Shihab menilai kualitas hubungan dalam keluarga sangatlah menentukan kemampuan seseorang untuk punya literasi keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Raup Rp 5,925 Triliun dari Lelang SBSN Tambahan

5 hari lalu

Pemerintah Raup Rp 5,925 Triliun dari Lelang SBSN Tambahan

Pemerintah meraup Rp 5,925 triliun dari pelelangan tujuh seri SBSN tambahan.

Baca Selengkapnya

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

6 hari lalu

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

Kementerian Keuangan antisipasi dampak penguatan dolar terhadap neraca perdagangan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Hari Kartini, OJK Prioritaskan Peningkatan Literasi Keuangan Perempuan

6 hari lalu

Hari Kartini, OJK Prioritaskan Peningkatan Literasi Keuangan Perempuan

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berkomitmen meningkatkan edukasi literasi keuangan untuk perempuan.

Baca Selengkapnya